Tottenham Gagal Total, Pemain Hanya Bisa Menyembunyikan Wajah Kecewa!

Tottenham Hotspur kembali menjadi sorotan setelah tersingkir dari Carabao Cup dengan cara yang mengecewakan. Skuad asuhan Ange Postecoglou harus menelan kekalahan telak 0-4 dari Liverpool pada leg kedua babak semifinal di Anfield, Jumat (7/2) dini hari WIB.

Hasil ini membuat Spurs gagal melaju ke final untuk menghadapi Newcastle United, meskipun mereka sempat unggul agregat 1-0 dari leg pertama. Kegagalan ini semakin menambah daftar panjang masalah yang dihadapi Tottenham musim ini.

Selain performa yang tidak konsisten di berbagai ajang, mereka juga terancam gagal lolos ke kompetisi Eropa musim depan, mengingat posisi mereka di Liga Inggris saat ini masih jauh dari zona aman untuk tiket ke kompetisi benua biru.

Pemain Spurs Dianggap Lari dari Tanggung Jawab

Kritik pedas pun datang dari mantan pemain Arsenal yang kini menjadi analis Premier League, Paul Merson. Menurutnya, para pemain Spurs seakan-akan menyalahkan sang pelatih Ange Postecoglou dan pemilik klub Daniel Levy, alih-alih bertanggung jawab atas performa buruk mereka sendiri.

“Semua pemain saat ini bersembunyi di balik Postecoglou dan Levy, itu yang saya lihat,” ujar Merson.

“Di lapangan, ada banyak pemain berpengalaman dengan caps yang banyak, tetapi itu tidak cukup baik. Rasanya seperti, ‘jika kami kalah, ini akan menjadi kesalahan Ange dan Levy’.”

Merson juga menyoroti sikap para pemain yang seolah tidak memiliki semangat juang di laga besar seperti semifinal ini.

“Ada cara untuk kalah. Semua tim pasti pernah kalah, itu bagian dari sepak bola. Tapi yang jadi masalah adalah bagaimana caranya kalah,” tambahnya.

“Ini adalah semifinal, kesempatan besar untuk masuk final. Setidaknya tunjukkan perlawanan dan bertahan dengan lebih baik.”

Postecoglou Fokus Selamatkan Musim Tottenham

Menanggapi berbagai spekulasi soal masa depannya di Spurs, Ange Postecoglou menegaskan bahwa ia tidak akan terganggu dengan pembicaraan tersebut. Fokus utamanya saat ini adalah menyelamatkan musim Tottenham dan memastikan timnya tetap bersaing.

Pelatih asal Australia itu menyadari bahwa kekalahan dari Liverpool semakin memperumit situasi, tetapi ia tetap bertekad membawa timnya bangkit. Salah satu misi terdekatnya adalah menghadapi Aston Villa di ajang Piala FA, yang kini menjadi peluang terakhir Spurs untuk meraih trofi musim ini.

Jika gagal lagi, bukan tidak mungkin tekanan terhadap Postecoglou akan semakin besar, dan masa depannya di Tottenham pun bisa dipertanyakan. Namun, tantangan sesungguhnya ada di pundak para pemain, apakah mereka mampu bangkit atau justru semakin tenggelam dalam keterpurukan.

Marcelo Resmi Pensiun: Akhiri Karier Cemerlangnya di Usia 36 Tahun

Legenda sepak bola Brasil, Marcelo, resmi mengumumkan pensiun dari dunia sepak bola profesional pada Kamis (6/2/2025). Di usia 36 tahun, mantan bek kiri andalan Real Madrid itu menutup lembaran karier yang penuh prestasi di level klub maupun internasional.

Kabar pensiunnya disampaikan langsung melalui sebuah video berdurasi 1 menit 36 detik yang diunggah di akun media sosial pribadinya. Dalam video tersebut, Marcelo mengenang perjalanan panjangnya di dunia sepak bola.

“Perjalanan saya sebagai pemain berakhir di sini, tetapi saya masih memiliki banyak hal yang bisa saya berikan untuk sepak bola. Terima kasih untuk segalanya,” ujar Marcelo dalam video tersebut.

Marcelo mengawali karier profesionalnya bersama Fluminense pada 2005 dan sukses meraih gelar Campeonato Carioca sebelum akhirnya bergabung dengan Real Madrid. Keputusannya hijrah ke klub raksasa Spanyol itu menjadi titik balik dalam kariernya.

Selama membela Los Blancos, Marcelo tampil dalam 546 pertandingan, mencetak 38 gol, serta mencatatkan 103 assist. Ia menjadi bagian penting dalam kesuksesan Madrid dengan total 25 trofi yang ia raih, di antaranya enam gelar La Liga, lima Supercopa de España, dua Copa del Rey, lima trofi UEFA Champions League, tiga UEFA Super Cup, serta empat FIFA Club World Cup.

Setelah meninggalkan Madrid, Marcelo sempat berkarier di Yunani bersama Olympiacos sebelum kembali ke Fluminense. Di klub asal Brasil itu, ia sukses mengangkat trofi Copa Libertadores dan Recopa Sudamericana.

Di level internasional, Marcelo membela Timnas Brasil dalam 58 pertandingan. Gelar Piala Konfederasi 2013 menjadi satu-satunya trofi yang ia raih bersama Selecao senior. Meski begitu, ia juga sukses menyabet medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 serta medali perak di Olimpiade London 2012 bersama Timnas Brasil U-23.

Kini, Marcelo resmi menutup perjalanan panjangnya sebagai pemain profesional, meninggalkan warisan besar dalam dunia sepak bola.

Apa yang Dikatakan Mohamed Salah tentang Liverpool? Gary Lineker Ungkapnya

Gary Lineker, mantan pemain Leicester City dan legenda sepak bola Inggris, baru-baru ini berbagi cerita tentang percakapan ringan yang ia lakukan dengan Mohamed Salah mengenai masa depan pemain bintang Liverpool tersebut. Percakapan ini terjadi saat Lineker mengunjungi Arne Slot untuk wawancara di BBC, dan memberi sedikit gambaran tentang hubungan kedua tokoh ini.

Salah, yang saat ini dianggap sebagai salah satu pemain terbaik di dunia, sedang dalam performa gemilang bersama Liverpool. Pemain berusia 32 tahun ini telah mencetak 25 gol dan menyumbang 17 assist dalam 33 pertandingan musim ini. Terbaru, Salah turut berperan dalam kemenangan 2-0 Liverpool atas Bournemouth dengan mencetak dua gol. Berkat kontribusinya yang luar biasa, tim asuhan Jurgen Klopp kini memimpin klasemen Liga Premier dan Liga Champions.

Namun, meskipun Liverpool berada di posisi teratas, ada ketegangan di Anfield, terutama terkait masa depan beberapa pemain kunci, termasuk Mohamed Salah. Kontrak Salah sendiri dikabarkan akan berakhir pada musim panas mendatang, yang menambah spekulasi mengenai masa depannya di klub.

Dalam sebuah wawancara di podcast The Rest is Football, Gary Lineker mengungkapkan percakapan santai yang terjadi antara dirinya dan Salah. Lineker menceritakan bagaimana Salah bertanya kepadanya, “Seberapa tua Anda ketika pensiun?” Jawaban Lineker cukup mengejutkan, di mana ia menyebutkan bahwa ia pensiun dari sepak bola Inggris pada usia 32 tahun, namun masih melanjutkan karier di Jepang beberapa tahun setelahnya.

Dengan senyum lebar, Salah pun berkomentar, “Oh, jadi kamu pindah ke sana untuk uang, ya?” Mendengar hal itu, Lineker hanya tertawa dan membalas, “Ya, mungkin memang begitu.” Tak hanya itu, Salah juga memberikan isyarat kepada staf pers yang hadir sambil mengatakan dengan nada bercanda, “Ya, saya mungkin akan melakukan hal yang sama.”

Meskipun percakapan tersebut terjadi dalam suasana yang santai dan penuh canda, Lineker menyebutkan bahwa Salah memiliki selera humor yang ceria dan mudah mengundang tawa. Percakapan tersebut pun menjadi momen yang memperlihatkan sisi lain dari seorang Salah, di luar sosok serius yang dikenal di lapangan.

Spekulasi mengenai masa depan Salah memang sedang panas dibicarakan, apalagi kontraknya yang akan segera habis. Namun, satu hal yang pasti, meski ada ketegangan, Salah tetap tampil dengan semangat tinggi di setiap pertandingan, dan pengaruhnya di Liverpool tetap luar biasa.

Kekalahan Memalukan di Old Trafford: Manchester United Dibungkam Crystal Palace 0-2

Manchester United harus menerima kekalahan memalukan dengan skor 0-2 saat menjamu Crystal Palace di Stadion Old Trafford pada Minggu malam WIB dalam laga lanjutan Liga Premier Inggris.

Jean-Philippe Mateta menjadi bintang buruk bagi Setan Merah setelah mencetak dua gol yang memastikan kemenangan bagi tim tamu.

Kekalahan ini mengakhiri tren positif MU setelah menang tipis atas Fulham di pertandingan sebelumnya. Kini, mereka kembali terperosok ke peringkat 13 dengan koleksi 29 poin dari 24 pertandingan, tertinggal satu poin dari Crystal Palace yang menempati posisi ke-12 dengan 30 poin.

Di awal laga, MU hampir saja mencetak gol pada menit kedelapan. Sebuah serangan cepat diakhiri dengan tembakan Kobbie Mainoo yang mengenai tiang gawang. Menjelang pertengahan babak pertama, MU terus menggempur pertahanan Palace, namun kesulitan dalam memaksimalkan peluang di depan gawang.

Crystal Palace hampir membuka skor pada menit ke-39 melalui Jean-Philippe Mateta, namun sepakan pemain tersebut sedikit melenceng dari sasaran. MU mencoba membalas di menit-menit akhir babak pertama lewat tusukan Alejandro Garnacho, tetapi Lisandro Martínez gagal memanfaatkan peluang yang ada.

Memasuki babak kedua, MU kembali menciptakan beberapa peluang, salah satunya lewat tendangan Bruno Fernandes yang bisa ditepis oleh Dean Henderson. Namun, kebuntuan akhirnya terpecahkan pada menit ke-64. Sebuah tendangan bebas di depan kotak penalti mengarah ke Maxence Lacroix yang sundulannya membentur mistar, dan bola rebound berhasil diselesaikan Mateta untuk membawa Palace unggul 1-0.

Pada menit ke-89, Crystal Palace menggandakan keunggulan melalui Mateta yang kembali memanfaatkan umpan matang dari Daniel Munoz setelah kesalahan Joshua Zirzkee. Skor 2-0 bertahan hingga akhir laga meskipun MU meningkatkan serangan pada injury time, namun mereka gagal mencetak gol.

Paul Munster Minta Maaf, Suporter Persebaya Tagih Kebangkitan Tim di BRI Liga 1

Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster, menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh suporter atas hasil buruk yang dialami timnya dalam lima pertandingan terakhir di BRI Liga 1 Indonesia musim 2024/2025.

Dalam pertandingan terbaru, Persebaya Surabaya harus puas dengan hasil imbang 1-1 saat menghadapi Persita Tangerang di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Hasil tersebut membuat tim masih belum meraih kemenangan dalam lima laga terakhir, termasuk mengalami empat kekalahan beruntun sebelumnya.

“Saya minta maaf atas hasil yang kami raih di bulan Januari. Tapi sekarang Januari sudah berlalu, dan saatnya kami fokus menatap Februari,” ujar Munster saat menemui suporter di luar Stadion GBT usai laga melawan Persita.

Pelatih asal Irlandia Utara itu juga menegaskan bahwa seluruh tim merasakan kekecewaan yang sama dengan para suporter. Kekalahan sejak pekan ke-17 melawan Bali United hingga saat ini menjadi pukulan berat bagi skuad Persebaya.

“Jika kalian merasa sakit hati, kami juga merasakannya. Semua ingin menang, termasuk kami sebagai tim. Tidak ada perbedaan dalam tujuan itu,” tegas Munster.

Meski begitu, ia tetap mengapresiasi kesabaran suporter yang terus memberikan dukungan.

“Terima kasih untuk dukungan kalian. Kami butuh energi positif dari kalian agar bisa bangkit bersama. Percayalah, kita bisa melakukannya bersama-sama,” tambahnya.

Setelah pertandingan, para suporter Persebaya—Bonek dan Bonita—melakukan aksi damai untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait performa tim yang terus menurun. Mereka menunggu pemain, pelatih, dan ofisial tim di depan pintu keluar bus tim Persebaya di area Stadion GBT Surabaya.

Salah satu pentolan Bonek, Bojes, menyampaikan harapannya kepada tim agar berjuang lebih keras demi meraih gelar juara.

“Sampai kapan Persebaya seperti ini? Sekarang tim sudah ada di papan atas, tapi mengapa tidak berusaha untuk menjadi juara? Bermainlah dengan semangat orang Surabaya!” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa suporter selalu memberikan dukungan penuh dan berharap tim bisa membalasnya dengan prestasi.

“Kami selalu mendukung kalian dengan kebanggaan. Kapan kalian akan memberikan gelar juara kepada kami? Mau juara atau tidak?” tambahnya.

Di akhir pertemuan, Bonek dan Bonita mengajak pemain, tim pelatih, serta ofisial untuk bersama-sama menyanyikan “Song For Pride” dan chant-chant penyemangat sebelum akhirnya tim masuk ke dalam bus dan meninggalkan stadion.

Paulo Fonseca Resmi Tangani Olympique Lyon, Siap Bawa Klub Kembali Berjaya

Olympique Lyon akhirnya mengumumkan Paulo Fonseca sebagai pelatih baru mereka setelah memecat Pierre Sage akibat hasil buruk yang terus berlanjut. Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh pihak klub pada Jumat.

“Olympique Lyonnais dengan bangga mengumumkan penunjukan Paulo Fonseca sebagai pelatih kepala hingga 30 Juni 2027,” demikian pernyataan resmi klub.

Pelatih asal Portugal yang kini berusia 51 tahun itu menandatangani kontrak berdurasi dua setengah tahun. Lyon berharap kehadiran Fonseca bisa mengembalikan kejayaan mereka di Ligue 1 dan mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan.

Fonseca bukan nama baru di dunia sepak bola Eropa. Ia memiliki rekam jejak mentereng dengan pengalaman melatih sejumlah klub ternama seperti Shakhtar Donetsk, AS Roma, dan Lille. Selama dua musim menangani Lille, ia sukses menjadikan tim tersebut sebagai salah satu pesaing kuat di Ligue 1 sebelum akhirnya meninggalkan klub pada akhir 2023.

Penunjukan Fonseca terjadi setelah Lyon mengalami masa sulit di bawah kepemimpinan Pierre Sage. Meski sempat mengangkat tim dari zona degradasi dan membawa mereka ke final Piala Prancis, Sage gagal menjaga stabilitas performa tim. Rentetan lima laga tanpa kemenangan, ditambah kekalahan mengejutkan dari tim divisi lima Bourgoin-Jallieu di Piala Prancis, membuat manajemen klub mengambil langkah tegas.

Fonseca sendiri sudah mulai mengamati kondisi tim barunya. Ia terlihat menghadiri laga Lyon kontra Ludogorets di Liga Europa, yang berakhir dengan skor 1-1. Hasil ini memastikan Lyon lolos ke babak 16 besar Liga Europa tanpa perlu menjalani babak play-off. Dengan kehadiran Fonseca, harapan untuk kebangkitan Lyon semakin terbuka lebar.

Kembali ke Akar! Neymar Resmi Pulang ke Santos Setelah Pisah dengan Al-Hilal!

Mega bintang Brasil, Neymar, resmi kembali ke klub masa kecilnya, Santos, setelah memutus kontrak dengan Al-Hilal. Dalam video yang diunggah di media sosialnya, Neymar mengungkapkan kebahagiaannya bisa kembali ke tempat di mana semuanya bermula.

“Halo semua, rasanya seperti kembali ke masa lalu,” ucap Neymar dalam video tersebut. Tayangan itu memperlihatkan perjalanan kariernya sejak meniti langkah di Santos.

“Saya di sini bersama teman dan keluarga, mereka sudah membantu saya menulis babak baru dalam hidup. Saya tidak sabar untuk esok hari. Keluarga dan sahabat saya sudah tahu keputusan ini. Saya akan menandatangani kontrak dengan Santos Futebol Clube,” lanjut pemain berusia 32 tahun itu.

Bintang Brasil itu juga menegaskan betapa pentingnya kembali bermain sepak bola di lingkungan yang membuatnya bahagia. “Sepak bola adalah hidup saya, dan Santos adalah bagian besar dari itu. Lahir, hidup, dan mati untuk Santos adalah sebuah kehormatan yang hanya dimiliki oleh sedikit orang. Saya yakin hanya Santos yang dapat memberi saya cinta yang saya butuhkan untuk bersiap menghadapi tantangan di masa depan,” tambahnya.

Neymar memulai debut profesionalnya di Santos pada usia 17 tahun dan mencetak 136 gol serta 64 assist dalam 225 pertandingan. Ia menjadi bagian penting dalam keberhasilan Santos meraih trofi Copa Libertadores 2011—gelar pertama klub itu dalam hampir lima dekade.

Tahun 2013, Neymar bergabung dengan Barcelona dan meraih kesuksesan besar bersama Lionel Messi dkk., termasuk memenangkan treble winner pada musim 2014/2015 dengan menjuarai LaLiga, Liga Champions, dan Copa del Rey.

Pada tahun 2017, Neymar membuat kejutan besar di dunia sepak bola dengan meninggalkan Barcelona dan bergabung dengan Paris Saint-Germain. Kepindahannya mencatat sejarah sebagai transfer termahal sepanjang masa, dengan nilai mencapai 222 juta euro—rekor yang belum terpecahkan hingga saat ini. Selama enam musim berseragam PSG, pemain asal Brasil itu tampil dalam 173 pertandingan dan mencetak 118 gol. Kontribusinya membantu klub meraih total 13 trofi, termasuk lima gelar Ligue 1 serta tiga kali menjuarai Piala Prancis.

Namun, karier Neymar mulai meredup setelah pindah ke Al-Hilal pada 2023. Cedera lutut parah membatasi penampilannya menjadi hanya tujuh pertandingan sebelum akhirnya ia memutuskan kembali ke Brasil untuk membela klub yang membesarkan namanya.

Vitor Tinoco Resmi Kembali: Misi Kebangkitan Barito Putera di Sisa Musim Liga 1

PS Barito Putera, klub sepak bola asal Kalimantan Selatan, resmi menunjuk Vitor Tinoco sebagai pelatih kepala mereka untuk sisa kompetisi Liga 1 musim 2024/2025. Kabar ini diumumkan langsung oleh CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, yang menyatakan rasa syukur atas kembalinya Vitor ke klub yang telah menjadi bagian dari hidupnya.

“Alhamdulillah, kami dengan bangga menyambut kembali Vitor Tinoco ke keluarga besar Barito Putera sebagai pelatih kepala. Pesan Abah dan Mama tercinta, Haji Abdussamad Sulaiman bin Haji Basirun dan Siti Nurhayati binti Haji Anang Dullah, selalu mengingatkan bahwa sekali menjadi keluarga Barito Putera, selamanya akan tetap menjadi keluarga,” ungkap Hasnuryadi.

Pelatih asal Brasil ini sebelumnya menjabat sebagai pelatih fisik Barito Putera pada periode 2017-2020 dan sempat menjadi pelatih sementara di musim 2022/2023. Ia juga pernah melanjutkan karier sebagai pelatih fisik di Persik Kediri sebelum kembali ke Laskar Antasari.

Dalam wawancaranya, Vitor menyampaikan antusiasme atas kepercayaan yang diberikan. “Saya merasa sangat bahagia kembali ke Barito Putera. Klub ini sudah seperti keluarga bagi saya. Kami akan bekerja keras bersama untuk bangkit dan mencapai target yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Kehadiran Vitor diharapkan membawa angin segar bagi tim Laskar Antasari yang saat ini berada di posisi ke-15 klasemen sementara dengan 18 poin dari 20 pertandingan. Sebagai awal langkah positif, Vitor turut hadir menyaksikan kemenangan Barito atas Persebaya Surabaya dengan skor telak 3-0 pada Sabtu (25/1).

Ujian berat menanti Barito Putera saat mereka dijadwalkan bertandang ke markas Persik Kediri, yang saat ini berada di posisi keempat klasemen sementara, pada Jumat (31/1). Pertandingan ini juga akan menjadi momen emosional bagi Vitor yang sebelumnya pernah bekerja bersama tim Macan Putih.

Nova Arianto Optimis, Harapkan Dukungan Penuh dari Pemerintah Demi Prestasi Timnas U-17 di Piala Asia 2025

Pelatih Timnas U-17 Indonesia, Nova Arianto, berharap perhatian dan dukungan penuh dari pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. Memasuki 100 hari pertama masa jabatan mereka pada 28 Januari, Nova berharap pengembangan sepak bola tanah air terus menjadi prioritas, terutama menjelang Piala Asia U-17 2025 yang akan berlangsung pada 3-20 April.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap kemajuan sepak bola Indonesia, termasuk dari segi infrastruktur. Saat ini, kita sudah memiliki banyak stadion berkualitas,” ungkap Nova pada Sabtu.

Dia menambahkan bahwa sepak bola nasional memerlukan dukungan maksimal dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, agar dapat mencetak lebih banyak prestasi di kancah internasional.

Timnas U-17 Indonesia tergabung di Grup C bersama Korea Selatan, Afghanistan, dan Yaman. Grup ini dinilai cukup berat, terutama dengan keberadaan Korea Selatan yang telah dua kali menjadi juara Piala Asia U-17 pada 1986 dan 2002. Sementara itu, Afghanistan dan Yaman mungkin memiliki peringkat FIFA yang lebih rendah, masing-masing di posisi 156 dan 158, namun keduanya berhasil lolos sebagai juara grup di babak kualifikasi.

Nova menegaskan bahwa persaingan di turnamen usia muda sangat kompetitif. Menurutnya, setiap tim memiliki kemampuan yang setara, sehingga kesiapan mental dan fisik menjadi faktor utama penentu keberhasilan.

“Di level usia muda, kualitas para pemain relatif setara. Kunci kemenangan adalah kesiapan mental dan fisik. Oleh karena itu, kami harus mewaspadai semua lawan di grup ini,” ujar Nova dengan penuh optimisme.

Dengan kerja keras dan dukungan penuh, Nova yakin Timnas U-17 Indonesia dapat menunjukkan performa terbaiknya demi lolos ke Piala Dunia U-17 2025.

Che Adams Bawa Torino Menang 2-0 Atas Cagliari, Akhiri Rentetan Hasil Imbang

Torino berhasil meraih kemenangan 2-0 atas Cagliari dalam pertandingan Serie A yang berlangsung pada 24 Januari. Gol-gol dalam pertandingan ini dicetak oleh Che Adams, yang menunjukkan performa gemilang dengan mencetak dua gol yang membawa Torino keluar dari rentetan empat hasil imbang sebelumnya.

Kemenangan ini sangat penting bagi Torino, yang sebelumnya mengalami kesulitan dengan hanya meraih satu kemenangan dalam enam pertandingan terakhir. Dengan hasil ini, Torino kini mengumpulkan 26 poin dan berada di posisi ke-11 klasemen Serie A. Kemenangan ini memberikan dorongan moral bagi tim dan pelatih Ivan Vanoli setelah periode sulit yang mereka alami. Ini menunjukkan bahwa konsistensi dalam performa sangat penting untuk mencapai tujuan tim di liga.

Che Adams membuka skor untuk Torino hanya enam menit setelah kick-off. Ia berhasil memanfaatkan umpan dari Samuele Ricci, lalu dengan cekatan memutar tubuhnya di area penalti sebelum melepaskan tembakan yang menghujam gawang. Gol cepat ini memberi Torino kepercayaan diri dan momentum untuk mengendalikan permainan. Ini mencerminkan pentingnya awal yang baik dalam sebuah pertandingan untuk membangun kepercayaan diri tim.

Adams kembali mencetak gol pada menit ke-61 setelah tembakan Yann Karamoah mengenai tiang gawang. Adams dengan sigap menyambut bola rebound dan meskipun tembakannya sedikit terdefleksi oleh pemain bertahan Cagliari, bola tetap masuk ke gawang. Gol ini menegaskan dominasi Torino di babak kedua dan menunjukkan ketajaman Adams sebagai penyerang. Ini menunjukkan bahwa keberuntungan juga memainkan peran penting dalam sepak bola, terutama saat momen-momen krusial terjadi.

Setelah gol kedua, Torino terus mendominasi permainan dan hampir menambah pundi-pundi gol mereka. Namun, satu gol dari Valentino Lazaro dianulir setelah pemeriksaan VAR menunjukkan offside sebelumnya. Meskipun demikian, performa tim secara keseluruhan sangat solid dan menunjukkan bahwa mereka mampu mengendalikan permainan dengan baik. Ini mencerminkan bahwa penguasaan bola dan strategi permainan yang baik dapat menghasilkan peluang lebih banyak bagi tim.

Dengan kemenangan ini, Torino berharap dapat mempertahankan momentum positif dan memperbaiki posisi mereka di klasemen Serie A. Che Adams menjadi bintang lapangan dengan penampilan luar biasa, dan diharapkan ia dapat terus mencetak gol di pertandingan mendatang. Keberhasilan dalam meraih poin penuh akan menjadi langkah penting bagi Torino untuk mengejar target mereka di sisa musim ini.