Timnas Basket Putri Indonesia Menang Telak, Tapi Masih Butuh Evaluasi

Asisten pelatih tim nasional bola basket putri Indonesia, Andrie Ekayana, menilai bahwa meskipun timnya berhasil menyapu bersih tiga laga uji coba melawan tim nasional Singapura, masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Menurutnya, sejumlah pemain masih belum sepenuhnya memahami filosofi permainan yang diterapkan oleh pelatih kepala, Marlina Herawan. Hal ini membuat konsep permainan tim belum bisa dieksekusi dengan maksimal.

Andrie mengakui bahwa tim tampil dominan dalam laga uji coba yang digelar di Cita Hati School East, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 27 dan 28 Februari serta 1 Maret lalu. Meski demikian, ia menekankan bahwa masih ada berbagai catatan yang harus diperbaiki agar performa tim semakin solid di pertandingan-pertandingan mendatang.

Menurutnya, perbaikan pada detail kecil dalam permainan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas tim, baik dalam strategi menyerang maupun bertahan. Hal ini menjadi krusial mengingat timnas Indonesia akan menghadapi lawan-lawan dengan level tinggi di dua turnamen internasional mendatang. Untuk itu, peningkatan standar permainan menjadi prioritas agar tim mampu bersaing di kancah internasional.

Timnas bola basket putri Indonesia sendiri sukses meraih kemenangan telak dalam tiga laga uji coba tersebut, dengan skor 99-41 pada pertandingan pertama, 57-44 di laga kedua, dan 85-56 di pertandingan terakhir. Ketiga pertandingan ini merupakan bagian dari pemusatan latihan sebagai persiapan menghadapi FIBA Women’s Asia Cup 2025 Division A di China pada 13-20 Juli, serta SEA Games 2025 di Thailand pada 9-20 Desember. Program latihan intensif sudah berlangsung sejak 10 Februari untuk memastikan kesiapan tim menghadapi dua ajang besar tersebut.

Bagnaia Akui Belum Puas dengan Hasil Sprint MotoGP Thailand

Francesco Bagnaia masih merasa performanya belum maksimal setelah menyelesaikan Sprint Race seri pembuka MotoGP musim ini di Sirkuit Internasional Chang, Thailand, pada Sabtu. Memulai balapan dari posisi ketiga, pembalap Ducati itu harus puas finis di tempat yang sama, di belakang Alex Marquez yang meraih posisi kedua dan Marc Marquez sebagai pemenang.

Bagnaia mengungkapkan bahwa dirinya hanya merasa puas sekitar 60 hingga 70 persen dengan hasil yang didapat, terutama setelah melihat kondisi yang terjadi pada sesi uji coba dan kualifikasi sebelumnya. Ia juga menjelaskan keputusannya dalam memilih ban depan keras, berbeda dengan duo Marquez yang memilih ban lunak. Strategi ini bertujuan untuk membantu pengereman lebih baik, namun di sisi lain menyebabkan konsumsi ban lebih tinggi, mirip dengan pengalaman yang dialaminya pada Sprint Race tahun lalu.

Menjelang balapan utama yang akan berlangsung pada Minggu pukul 15.00 WIB dengan total 26 lap, Bagnaia berfokus untuk meningkatkan performanya agar bisa meraih kemenangan pertama di sirkuit Buriram. Ia menyadari bahwa balapan akan berlangsung lebih panjang dan kondisi ban akan menjadi tantangan utama. Meski demikian, ia tetap optimistis dengan peluangnya dan siap menghadapi persaingan.

Saat ini, hasil finis di posisi ketiga membuat Bagnaia mengoleksi tujuh poin dan berada di peringkat ketiga klasemen sementara. Ia terpaut dua poin dari Alex Marquez dan lima poin dari Marc Marquez yang memimpin klasemen.

Marc Marquez Rebut Pole di MotoGP Thailand, Alex Marquez dan Bagnaia Mengikuti

Marc Marquez tampil impresif di sesi kualifikasi Grand Prix Thailand yang digelar di Sirkuit Buriram, Sabtu. Pembalap Ducati tersebut berhasil merebut pole position setelah mencatatkan waktu tercepat satu menit 28,782 detik di sesi Q2. Kecepatannya tak mampu disaingi oleh adiknya, Alex Marquez dari Gresini Racing, yang hanya terpaut +0,146 detik. Padahal, Alex sebelumnya mendominasi sesi latihan dan sempat menunjukkan performa yang lebih unggul dibanding Marc.

Francesco Bagnaia dari tim Ducati Lenovo harus berjuang keras setelah memulai dari sesi Q1. Meski demikian, ia sukses mengamankan posisi ketiga dengan catatan waktu +0,173 detik dari Marc. Jack Miller dan Ai Ogura melengkapi posisi lima besar setelah mencatatkan waktu masing-masing +0,308 detik dan +0,352 detik.

Drama terjadi di sesi Q2 ketika Marco Bezzecchi mengalami tabrakan di tiga menit terakhir kualifikasi. Insiden tersebut membuatnya harus puas memulai balapan dari posisi sembilan dengan selisih waktu +0,599 detik dari Marc. Sementara itu, Fabio Quartararo yang sempat menunjukkan kecepatan stabil harus puas mengisi posisi sepuluh dengan selisih +0,607 detik.

Hasil ini memastikan Marc Marquez akan memulai balapan dari posisi terdepan dalam sprint race yang akan berlangsung setelah sesi kualifikasi. Para pembalap lainnya akan berusaha keras untuk menyaingi kecepatannya dan meraih poin maksimal di sirkuit yang terkenal dengan persaingan ketatnya ini.

MotoGP Thailand: Marquez Bersaudara Tercepat, Bagnaia Kesulitan!

Pada sesi latihan bebas MotoGP Thailand yang digelar Jumat (28/2/2025), Alex Marquez menunjukkan performa luar biasa dengan menempati posisi teratas setelah mencatatkan waktu terbaik di latihan kedua. Dengan upaya terakhirnya, Marquez berhasil mencatatkan waktu 1 menit 29,020 detik, mengalahkan sang kakak, Marc Marquez, yang harus puas di posisi kedua dengan selisih tipis hanya 0,052 detik.

Meski Marc Marquez berhasil memperbaiki waktunya pada lap terakhir, ia masih tidak mampu mengatasi catatan waktu adiknya. Sementara itu, pembalap Ducati Francesco Bagnaia yang sempat menjadi sorotan, gagal mendapatkan tiket otomatis ke babak Q2 setelah waktu terbaiknya 1 menit 29,492 detik dihapus akibat insiden bendera kuning yang terjadi setelah Marco Bezzecchi dari Aprilia terjatuh di Tikungan 3.

Kecelakaan Bezzecchi sempat mengguncang sesi latihan dan menyebabkan gangguan sejenak, dengan bendera kuning dikibarkan di area tersebut, mengakibatkan beberapa catatan waktu dibatalkan, termasuk yang dimiliki Bagnaia. Meskipun demikian, Bezzecchi tetap bisa bertahan di posisi keempat, meski sempat terguncang oleh insiden tersebut.

Pedro Acosta dari KTM, yang tampil impresif sepanjang sesi, berhasil melompat ke posisi ketiga di akhir latihan, sementara Marco Bezzecchi berada di urutan keempat meskipun terjatuh. Di posisi kelima, Franco Morbidelli dari tim VR46 berhasil mengamankan tempat di babak kedua kualifikasi dengan performa stabil. Morbidelli juga memanfaatkan momen-momen penting untuk memastikan dirinya lolos, meskipun pada sesi terakhir sempat bersaing dengan Bagnaia.

Sementara itu, juara dunia dua kali, Fabio Quartararo, tampaknya masih berjuang dengan kendala kecil, setelah sempat terjatuh selama latihan, namun tetap mampu membawa Yamaha ke posisi kedelapan, menunjukkan ketangguhannya meski menghadapi tantangan.

Di sisi lain, Joan Mir dari tim Honda, yang juga berada dalam persaingan ketat, harus puas berada di posisi kesembilan setelah berusaha keras untuk mendapatkan waktu terbaiknya. Meskipun sempat terhambat oleh situasi di lintasan, Mir tetap menunjukkan kemampuan yang konsisten.

Dengan hasil ini, persaingan menuju babak kualifikasi MotoGP Thailand semakin ketat, dengan banyak pembalap yang menunjukkan performa luar biasa, termasuk para rider top yang siap bersaing di babak-babak selanjutnya.

Sesi latihan MotoGP Thailand ini tidak hanya menampilkan para pembalap top, tetapi juga menguji ketangguhan mental dan fisik mereka di trek yang penuh tantangan. Persaingan yang semakin sengit menjanjikan pertarungan seru di sesi kualifikasi dan balapan utama yang akan datang.

Era Baru Mercedes: George Russell Siap Melangkah Tanpa Lewis Hamilton

Kepergian Lewis Hamilton dari tim Mercedes untuk bergabung dengan Ferrari membawa perubahan besar dalam dinamika tim. George Russell mengungkapkan bahwa ada sesuatu yang terasa berbeda setelah Hamilton pergi. Dalam wawancaranya di laman resmi Formula 1 pada Kamis, Russell menyebut bahwa Hamilton adalah sosok luar biasa, baik di dalam maupun di luar lintasan. Kepribadian Hamilton yang karismatik dan pengalamannya yang luas memberikan banyak pelajaran berharga bagi seluruh tim, terutama bagi Russell yang telah menjadi rekan setimnya sejak musim 2022.

Meski demikian, Russell menegaskan bahwa seluruh tim tetap memiliki semangat tinggi untuk menghadapi tantangan baru. Ia merasa beruntung telah menghabiskan tiga musim bersama Hamilton dan mempelajari banyak hal dari juara dunia tujuh kali itu. Namun, ia juga memahami bahwa masa lalu tidak bisa menjadi penghalang untuk terus maju. Kini, fokusnya adalah membawa Mercedes kembali ke jalur kemenangan dan memperjuangkan gelar juara dunia.

Saat ini, Russell dan tim Mercedes sedang menjalani uji coba pramusim di Sirkuit Internasional Bahrain, yang berlangsung dari Rabu hingga Jumat. Pada sesi pertama, kejutan datang dari pembalap rookie Mercedes, Kimi Antonelli, yang mencatatkan waktu tercepat dan berhasil mengungguli seluruh pembalap lainnya. Capaian ini menunjukkan bahwa Mercedes masih memiliki potensi besar untuk bersaing di musim yang akan datang.

Bagi Russell, musim ini adalah kesempatan emas untuk membuktikan dirinya sebagai pemimpin tim. Dengan atmosfer baru di dalam tim, ia siap menghadapi persaingan sengit di ajang Formula 1 dan membawa Mercedes kembali ke puncak kejayaan.

Jorge Martin Singgung Tantangan MotoGP: “Tangan Satu, Balapan Banyak”

Juara bertahan MotoGP, Jorge Martin, menghadapi tantangan besar menjelang musim baru setelah mengalami cedera serius. Pembalap asal Spanyol ini kini harus menjalani masa pemulihan panjang usai menjalani operasi di Barcelona akibat tiga patah tulang di tangan kirinya. Melalui media sosial, Martin mengungkapkan perasaannya tentang situasi sulit yang sedang ia hadapi.

Kecelakaan Beruntun yang Merugikan

Sebelumnya, Martin terjatuh saat menjalani tes pramusim di Sepang, Malaysia, pada awal Februari. Kecelakaan tersebut membuatnya mengalami dua patah tulang di tangan kanannya, sehingga harus menjalani operasi pertama di Barcelona. Dengan tekad kuat, ia terus berusaha pulih agar bisa ikut serta dalam Grand Prix Thailand, yang menjadi seri pembuka MotoGP 2025.

Namun, nasib buruk kembali menimpanya. Saat menjalani sesi latihan privat dengan motor supermotard sebagai bagian dari uji coba kekuatan tangannya yang cedera, Martin kembali mengalami insiden. Kali ini, ia mengalami patah tulang di tangan kiri serta kaki kirinya, yang semakin memperburuk kondisinya.

Harus Menepi dari Lintasan, Butuh Waktu Pemulihan

Setelah kecelakaan kedua, Martin kembali naik ke meja operasi di bawah penanganan Dr. Xavier Mir dan tim medis di Barcelona. Dokter memperkirakan bahwa masa pemulihannya akan memakan waktu sekitar delapan hingga sepuluh minggu, yang berarti ia dipastikan absen dari empat balapan pertama musim ini.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Martin tak bisa menyembunyikan rasa kecewa:

“Mengalami cedera memang berat, tapi ketika bertubi-tubi seperti ini, rasanya jauh lebih sulit. Baik secara fisik maupun mental, saya harus menerima kenyataan bahwa untuk pertama kalinya dalam hidup, saya akan melewatkan balapan pembuka musim.”

Musim 2025 sejatinya menjadi momen besar bagi Martin. Setelah empat musim membela Ducati Pramac, ia kini memperkuat Aprilia sebagai pembalap utama tim pabrikan. Dengan status sebagai juara bertahan, ia bahkan menggunakan nomor 1 di motornya. Namun, alih-alih memulai musim dengan gemilang, Martin justru harus menghadapi kenyataan pahit.

“Saya benar-benar tidak menyangka musim ini akan dimulai seperti ini. Saat saya mencoba kembali berlatih setelah kecelakaan di Sepang, saya mengalami highside yang membuat saya mengalami empat patah tulang tambahan, padahal saya baru saja pulih dari tiga patah tulang sebelumnya,” ungkapnya.

Bangkit dari Cedera, Fokus Kembali ke Balapan

Meski menghadapi cobaan berat, Martin tetap menunjukkan mentalitas seorang juara. Ia percaya bahwa tantangan ini bisa ia lalui, meski tidak mudah.

“Jika ada satu hal yang saya pelajari, setiap tantangan pasti bisa diatasi. Saya tidak tahu apakah ini akan membuat saya lebih kuat, tapi yang pasti saya akan melewatinya, seperti yang selalu saya lakukan.”

Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Aprilia, keluarga, serta para penggemarnya yang terus memberikan dukungan. Martin kini berfokus penuh pada proses pemulihannya agar bisa kembali ke lintasan secepat mungkin dan mempertahankan gelar juara dunia MotoGP 2025.

Meskipun harus melewatkan beberapa balapan, Martin tetap optimis bisa kembali ke performa terbaiknya. Namun, perjalanan mempertahankan gelar kali ini jelas akan menjadi tantangan besar bagi sang juara bertahan.

Andrea Kimi Antonelli Dominasi Tes Pramusim Perdana di Bahrain

Pembalap Mercedes, Andrea Kimi Antonelli, menunjukkan performa impresif dalam sesi tes pramusim perdana yang berlangsung di Sirkuit Internasional Bahrain pada Rabu malam waktu setempat. Sebagai debutan, Antonelli berhasil mencatatkan waktu tercepat dengan torehan 1 menit 31,428 detik setelah menyelesaikan 78 lap dalam sesi uji coba tersebut.

Sementara itu, Liam Lawson dari Red Bull juga tampil mengejutkan dengan menempati posisi kedua. Pembalap rookie ini mencatatkan selisih waktu hanya +0,132 detik dari Antonelli setelah menyelesaikan 58 putaran. Posisi ketiga ditempati oleh pembalap Williams, Alexander Albon, yang mencatatkan waktu lebih lambat +0,145 detik setelah menjalani 63 lap.

Dalam sesi uji coba yang melibatkan total 20 pembalap ini, Lewis Hamilton, yang baru saja bergabung dengan Ferrari, mencatatkan hasil yang cukup menjanjikan dengan menempati posisi kelima. Ia berada tepat di bawah Yuki Tsunoda dari Red Bull yang berhasil mengamankan posisi keempat. Jack Doohan dari Alpine menempati urutan keenam, diikuti oleh Fernando Alonso yang menjalani debut dengan Aston Martin AM25 di peringkat ketujuh.

Oscar Piastri dari McLaren berada di posisi kedelapan, diikuti oleh Nico Hulkenberg dari Kick Sauber di urutan kesembilan. Sementara itu, Oliver Bearman yang membela Haas melengkapi posisi sepuluh besar dalam sesi uji coba pertama ini. Saat ini, para pembalap sedang beristirahat sebelum melanjutkan sesi tes kedua pada sore waktu setempat.

Alpine Pamer Mobil F1 2025, Siap Bersaing di Musim Baru?

Mobil terbaru Alpine, A525, akhirnya mengaspal untuk pertama kalinya dengan Pierre Gasly dan Jack Doohan sebagai pengemudi dalam sesi shakedown di Sirkuit Internasional Bahrain, Senin (24/2/2025). Uji coba ini dilakukan menjelang musim Formula 1 2025, menandai debut resmi mobil yang akan menjadi andalan tim dalam perebutan posisi terbaik di kejuaraan.

Shakedown Perdana A525

Dalam sesi uji coba ini, tim Alpine hanya menjalankan mobil sejauh maksimum 200 km (124 mil) menggunakan ban demonstrasi, sebagaimana diatur dalam regulasi resmi Formula 1 untuk pengambilan gambar. Pierre Gasly dan rekan setim barunya, Jack Doohan, mendapatkan kesempatan pertama untuk merasakan performa mesin anyar tersebut dengan waktu berkendara yang dibagi secara merata.

Oliver Oakes, prinsipal tim Alpine, menyatakan bahwa sesi ini hanya sekadar pengujian awal untuk memastikan bahwa semua komponen bekerja sebagaimana mestinya sebelum pengujian resmi pramusim dimulai.

Sebelumnya, Alpine telah memperkenalkan livery biru-merah muda mereka dalam acara F175 Live di London, tetapi desain final dari A525 masih dirahasiakan hingga uji coba di Bahrain. Kini, setelah melaju di lintasan untuk pertama kalinya, mobil tersebut mulai menunjukkan potensinya.

Pierre Gasly Antusias Menanti Uji Coba Resmi

Pierre Gasly, yang kini memasuki musim keduanya bersama Alpine, mengungkapkan kesan awalnya terhadap A525 setelah sesi shakedown.

“Ini masih tahap awal, jadi kami belum memacu mobil dengan maksimal. Namun, sensasi awalnya cukup menjanjikan. Saya tak sabar untuk menguji lebih jauh dan melihat potensi sesungguhnya dalam sesi tes resmi akhir pekan ini,” ujar Gasly.

Sementara itu, Jack Doohan, yang naik kelas ke kursi balap utama Alpine musim ini, mengungkapkan bahwa mereka memiliki agenda padat dalam tiga hari ke depan.

“Kami punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan agar A525 bisa berkembang dengan baik sebelum musim dimulai,” kata Doohan.

Oakes pun menambahkan bahwa tim masih memiliki banyak hal untuk dipelajari dan dikembangkan agar bisa lebih kompetitif sepanjang musim 2025.

Jadwal Uji Coba Pramusim

Alpine telah mengumumkan jadwal pembagian waktu lintasan untuk kedua pembalapnya dalam sesi uji coba pramusim di Bahrain yang berlangsung pekan ini.

  • Jack Doohan akan mengendarai A525 pada Rabu pagi, Kamis sore, dan Jumat pagi.
  • Pierre Gasly akan turun ke lintasan pada Rabu sore, Kamis pagi, dan Jumat sore.

Pembagian waktu ini dirancang agar kedua pembalap mendapatkan kesempatan optimal dalam memahami karakteristik mobil sebelum balapan pertama musim ini.

Target Ambisius Alpine di 2025

Pierre Gasly sebelumnya telah menyatakan bahwa target Alpine musim ini adalah finis di lima besar kejuaraan konstruktor. Hal ini berarti mereka harus menjadi tim terbaik di luar empat tim papan atas yang sudah mapan.

Alpine pun harus berusaha mengungguli tim-tim pesaingnya, termasuk Aston Martin, yang akan semakin kuat setelah Adrian Newey, perancang legendaris Red Bull, resmi bergabung dengan mereka pada 1 Maret 2025.

Dengan persaingan yang semakin ketat, uji coba pramusim akan menjadi kesempatan krusial bagi Alpine untuk memastikan bahwa A525 mampu bersaing di level tertinggi.

Ancelotti Sebut Modric Sebagai Hadiah untuk Sepak Bola Usai Gol Spektakuler ke Gawang Girona

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, memberikan pujian tinggi kepada gelandang berusia 39 tahun, Luka Modric, yang ia sebut sebagai “hadiah untuk sepak bola” setelah mencetak gol spektakuler dalam kemenangan 2-0 melawan Girona di Santiago Bernabeu pada Minggu (23/2). Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Ancelotti menegaskan kekagumannya terhadap Modric, mengungkapkan bahwa meskipun usianya semakin tua, kualitas dan profesionalisme Modric tetap luar biasa. “Modric adalah hadiah untuk sepak bola,” ujar Ancelotti. “Dia harus terus bermain selama dia ingin. Apa pun yang dia lakukan, dia melakukannya dengan sangat baik. Sepak bola dan kami di Real Madrid beruntung memiliki legenda seperti dia.”

Modric mencetak gol pembuka di menit ke-41 dengan tembakan yang memukau, sebelum Vinicius Junior menambah keunggulan di akhir laga untuk memastikan kemenangan tim. Meskipun tidak lagi menjadi pilihan utama dalam starting lineup, Modric tetap menjadi sosok yang sangat penting di ruang ganti, dan pengalaman yang dimilikinya tetap memberikan kontribusi besar untuk tim. Kontraknya yang akan berakhir pada musim panas ini, serta usianya yang akan mencapai 40 tahun pada September mendatang, tak mengurangi peran penting Modric dalam perjalanan Real Madrid musim ini.

Ancelotti juga membandingkan Modric dengan legenda AC Milan, Paolo Maldini, yang berhasil menjuarai Liga Champions pada usia 38 tahun, dan menegaskan bahwa baik faktor genetika maupun profesionalisme menjadi kunci kesuksesan keduanya. “Mereka adalah panutan luar biasa. Bukan kebetulan mereka bisa bermain hingga usia 40 tahun,” tambah Ancelotti.

Manchester United Pangkas 200 Karyawan, Kondisi Klub Kian Buruk

Manchester United kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 200 karyawan, sebagai bagian dari gelombang kedua pemangkasan biaya yang dilakukan sejak kedatangan Sir Jim Ratcliffe dan Ineos. Langkah ini diambil untuk menekan beban finansial klub yang mengalami kerugian selama lima tahun berturut-turut.

Sebelumnya, pada musim panas tahun lalu, Manchester United sudah merumahkan 250 pekerja dalam tahap awal efisiensi biaya. Kini, jumlah karyawan yang terkena dampak diperkirakan bertambah antara 150 hingga 200 orang, seperti yang diumumkan dalam pernyataan resmi klub pada Senin (24/2/2025).

Strategi Transformasi Klub

Dalam pernyataannya, Manchester United menegaskan bahwa PHK ini merupakan bagian dari restrukturisasi yang bertujuan meningkatkan efisiensi operasional dan mengembalikan klub ke jalur profitabilitas.

“Manchester United akan mengubah struktur organisasi sebagai bagian dari upaya meningkatkan stabilitas keuangan klub dan memperkuat efisiensi operasional,” bunyi pernyataan resmi klub.

Rencana ini disusun untuk mengatasi kerugian finansial yang terus berlanjut sejak 2019, dengan harapan menciptakan fondasi keuangan yang lebih kuat. Ini diharapkan dapat memungkinkan klub untuk tetap berinvestasi dalam tim pria dan wanita serta pengembangan infrastruktur.

Sebagai konsekuensi dari langkah ini, sekitar 150-200 posisi diperkirakan akan terdampak, meskipun keputusan final masih menunggu hasil konsultasi dengan karyawan.

Penghematan di Berbagai Sektor Operasional

Efisiensi biaya tidak hanya dilakukan dengan pemangkasan jumlah karyawan, tetapi juga di berbagai aspek operasional klub. Laporan dari The Sun menyebutkan bahwa menu makan siang staf kini dibatasi hanya sup dan sandwich, sementara kantin khusus staf dikabarkan akan ditutup.

Tindakan penghapusan layanan makan siang ini diperkirakan dapat menghemat klub hingga £1 juta per tahun. Selain itu, Manchester United juga berencana mengurangi kehadiran operasionalnya di London untuk menekan biaya lebih lanjut.

Kebijakan penghematan ini juga berdampak pada tim akademi. Klub bahkan dikabarkan menolak permintaan tim U-18 untuk bertanding di Old Trafford dalam ajang FA Youth Cup putaran kelima, yang akhirnya harus dipindahkan ke Leigh Sports Village demi menghemat sekitar £8.000.

Selain itu, klub juga membatalkan pesta Natal tahunan, menaikkan harga tiket konsesi, serta memotong dana untuk badan amal yang membantu mantan pemain.

Keuangan Klub Semakin Kritis

Menurut laporan Sky Sports, meskipun Manchester United masih berkomitmen untuk menyumbang £40.000 per tahun kepada Asosiasi Pendukung Disabilitas, mereka tengah mempertimbangkan pengurangan kontribusi terhadap MU Foundation.

Kondisi keuangan klub semakin mencemaskan. Laporan keuangan kuartal kedua musim 2024/25 menunjukkan bahwa tanpa suntikan investasi dari Ineos sebesar £240 juta, Manchester United bisa kehabisan dana operasional.

Sejak diambil alih oleh keluarga Glazer pada 2005, beban bunga yang harus dibayarkan klub telah mencapai lebih dari £1 miliar. Bahkan, laporan terbaru mengungkapkan bahwa tanpa tambahan investasi sebesar £80 juta dari Ineos pada kuartal terakhir, Manchester United hanya akan memiliki £15 juta tersisa dalam kas mereka.

Manchester United di Persimpangan Jalan

Krisis finansial yang membayangi Manchester United semakin nyata, memaksa klub untuk terus melakukan pemotongan anggaran guna mempertahankan stabilitas operasionalnya. Di satu sisi, langkah ini bertujuan untuk menyelamatkan keuangan klub, tetapi di sisi lain, keputusan ini juga bisa mengurangi daya saing Manchester United di level tertinggi.

Kini, para penggemar dan pengamat sepak bola menunggu bagaimana kebijakan Ineos dan Ratcliffe ke depannya. Apakah Manchester United mampu bangkit dari krisis finansial ini, atau justru semakin tenggelam dalam masalah yang lebih besar?