Wayne Gardner Prediksi Duel Sengit Marc Marquez vs Francesco Bagnaia di MotoGP 2025

Legenda hidup MotoGP, Wayne Gardner, memberikan pandangannya mengenai persaingan yang diprediksi akan terjadi antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia pada musim balap MotoGP 2025. Gardner, yang pernah berkompetisi di era 1983-1992 dan menjadi pembalap Australia pertama yang meraih gelar juara dunia di kelas GP 500cc pada tahun 1987, memiliki analisis menarik tentang dinamika di Ducati.

Menurut pria berusia 65 tahun ini, misi Marc Marquez untuk menambah koleksi gelar juara dunia akan menjadi tantangan berat. Gardner meyakini bahwa tujuan utama Ducati merekrut Marquez ke tim pabrikan bukanlah untuk menjadikannya juara dunia.

“Saya rasa Ducati telah memutuskan untuk menghapus Marquez dari persaingan gelar,” ujar Gardner, seperti dikutip dari Gazzetta.it. Hal ini menunjukkan bahwa Ducati lebih memilih menjadikan Marquez sebagai sekutu daripada lawan, mengingat performa luar biasanya saat membela tim satelit Ducati pada musim 2024.

“Lebih baik bekerja sama dengannya daripada menghadapi dia sebagai pesaing. Ducati paham betul betapa hebatnya Marquez,” tambah Gardner.

Namun demikian, Gardner tetap yakin bahwa Francesco Bagnaia akan menjadi juara dunia MotoGP 2025. Bagnaia, yang dikenal sebagai “Pecco,” dinilai sangat termotivasi setelah gagal mempertahankan gelar juara dunia pada musim 2024 akibat serangkaian kesalahan kecil yang membuat Jorge Martin merebut mahkota juara.

“Ketika Bagnaia mampu menjaga konsentrasinya 100%, dia adalah pembalap yang tak tertandingi. Saya pikir Pecco akan memenangkan kejuaraan karena dia kecewa dan marah pada dirinya sendiri atas kesalahan musim lalu,” jelas Gardner.

MotoGP 2025 diharapkan menjadi musim yang penuh dengan persaingan ketat. Akankah prediksi Gardner bahwa Bagnaia akan merebut gelar juara dunia terbukti? Atau justru Marquez yang mampu menekan Bagnaia hingga membuatnya kembali melakukan kesalahan? Semua akan terjawab di lintasan.

Marc Marquez Bersinar di MotoGP 2024, Siap Jadi Andalan Ducati di 2025

Marc Marquez tampil gemilang sepanjang MotoGP 2024 bersama tim Gresini Racing. Pebalap asal Spanyol itu berhasil meraih posisi ketiga dalam klasemen akhir dengan torehan 392 poin. Dari total 20 balapan yang digelar, Marc mencatatkan tiga kemenangan, yakni di MotoGP Aragon, MotoGP San Marino, dan MotoGP Australia. Penampilan konsisten Marquez, meski menghadapi persaingan ketat, membuktikan bahwa ia masih menjadi salah satu pebalap terbaik di lintasan MotoGP.

Keberhasilan ini membuka jalan bagi Marquez untuk mendapatkan kontrak dengan tim pabrikan Ducati, salah satu tim paling dominan dalam beberapa musim terakhir. Langkah ini menjadi momen penting dalam karier Marquez, yang sebelumnya sempat diragukan setelah beberapa musim penuh tantangan. Pada musim 2025, ia akan berduet dengan juara dunia MotoGP 2023, Francesco Bagnaia, menjadikan Ducati sebagai tim super yang diperkuat oleh dua pebalap juara dunia.

Keputusan Ducati untuk merekrut Marquez, alih-alih Jorge Martin dari tim Pramac yang justru meraih gelar juara dunia 2024, menunjukkan keyakinan besar dari Gigi Dall’Igna, bos Ducati. Pilihan ini didasari pada pengalaman dan kemampuan Marquez yang mampu menghadapi tekanan tinggi, serta kemampuannya untuk terus memberikan performa maksimal.

“Marc Marquez telah melampaui ekspektasi saya di musim 2024. Namun, saya percaya dia masih memiliki potensi untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik, terutama dari segi kecepatan,” ungkap Dall’Igna dalam wawancaranya dengan Marca. Pernyataan ini menunjukkan kepercayaan penuh Dall’Igna terhadap Marquez untuk membawa Ducati semakin mendominasi.

Musim MotoGP 2025 akan dimulai pada awal Maret dengan MotoGP Thailand sebagai seri pembuka. Kombinasi dua juara dunia, Marquez dan Bagnaia, diharapkan membawa Ducati ke puncak kejayaan. Kolaborasi mereka akan menjadi sorotan utama, terutama karena keduanya memiliki gaya balap yang agresif namun cerdas. Para penggemar juga penasaran bagaimana Marquez akan beradaptasi dengan motor Ducati yang memiliki karakteristik berbeda dari motor sebelumnya.

Bagi Marquez, musim 2025 bukan hanya soal membuktikan diri, tetapi juga kesempatan untuk kembali meraih gelar juara dunia yang telah lama dinantikan. Dengan semangat juang yang tak pernah pudar, ia siap memulai babak baru bersama Ducati, membawa harapan tinggi bagi tim dan para penggemarnya di seluruh dunia.

Maverick Vinales Ungkap Kekecewaan Terhadap Aprilia dan Harapan Baru Bersama KTM Tech3

Maverick Vinales, mantan pembalap Suzuki dan Yamaha, mengakhiri perjalanannya bersama Aprilia pada musim MotoGP 2024 setelah tiga tahun bergabung. Mulai musim 2025, pembalap asal Spanyol ini akan berlabuh di tim Red Bull KTM Tech3, bersama Enea Bastianini. Vinales menyelesaikan MotoGP 2024 dengan menempati peringkat tujuh klasemen akhir, meskipun dirinya merasa performanya bisa lebih baik.

Dalam wawancara dengan Autosport, Vinales mengungkapkan penyesalan terbesarnya bersama Aprilia adalah keputusan tim untuk melakukan perubahan besar pada motor RS-GP spesifikasi 2024. Menurutnya, basis motor tahun 2023 dengan sedikit penyesuaian pada aerodinamika seharusnya menjadi pilihan terbaik untuk bersaing.

“Ketika saya menyelesaikan musim 2023 di Valencia, saya hanya meminta dua hal: memperbaiki performa motor saat start dan mempertahankan basis motor yang sama. Saya sangat menyukai motor 2023,” ujar Vinales.

Namun, pada uji coba di Sepang, Vinales mendapati perubahan signifikan pada motor RS-GP 2024 yang membuatnya merasa tidak nyaman sepanjang musim. Meskipun begitu, ia tetap berhasil mencatatkan kemenangan sebagai satu-satunya pembalap non-Ducati yang meraih podium pertama di MotoGP 2024.

Vinales juga sempat berandai-andai jika bisa menggunakan motor RS-GP 2023 pada musim lalu. “Saya tidak yakin apakah itu cukup untuk menantang Ducati, tetapi yang pasti motor tersebut mampu memberikan konsistensi untuk berada di empat besar. Kami memahami setelan motor apa yang tepat, namun saya harus menerima kenyataan balapan sepanjang 2024 dengan motor yang tidak sesuai ekspektasi,” tambahnya.

Dengan semangat baru di KTM Tech3, Vinales berharap dapat menunjukkan performa terbaiknya di MotoGP 2025. Kolaborasinya dengan Enea Bastianini diharapkan mampu membawa tim ke tingkat kompetitif yang lebih tinggi.

Jorge Martin Pujian pada Francesco Bagnaia yang Mulai Setara dengan Valentino Rossi dan Marc Marquez

Jorge Martin mencatatkan sejarah besar di MotoGP 2024 dengan meraih gelar juara dunia pertamanya bersama tim satelit Pramac Racing. Keberhasilan ini tak hanya menandai pencapaian pribadi Martin, tetapi juga menjadi momen bersejarah bagi dunia balap, karena ia menjadi pembalap pertama dari tim satelit yang berhasil merebut gelar juara dunia di kelas utama sejak Valentino Rossi pada tahun 2001. Dengan performa yang luar biasa sepanjang musim, Martin berhasil menunjukkan kemampuannya, terutama di sesi sprint race, di mana ia beberapa kali mengalahkan Francesco Bagnaia, pembalap andalan tim pabrikan Ducati.

Pada akhir musim, Martin berhasil unggul dari Bagnaia dengan selisih 10 poin, meskipun keduanya terlibat persaingan ketat sepanjang tahun. Keberhasilan Martin ini terutama didapatkan berkat hasil positif yang diraih di sprint race, yang memberikan poin-poin penting yang menguntungkan dirinya. Gelar juara dunia ini membuktikan bahwa Martin memiliki kualitas yang tak kalah dengan para pembalap terbaik di kelas MotoGP.

Namun, tantangan baru menanti Martin di MotoGP 2025, di mana ia akan meninggalkan tim Pramac Racing untuk bergabung dengan Aprilia Racing. Kepindahannya ini tentu membawa tantangan besar, mengingat tim Aprilia masih berjuang untuk menemukan konsistensi dalam pengembangan motor RS-GP mereka. Meskipun demikian, Martin menunjukkan sikap rendah hati dan realistis, menyadari bahwa perjuangan di tim baru akan jauh lebih sulit.

Meski meraih kesuksesan luar biasa, Martin tetap menunjukkan sikap respek terhadap Francesco Bagnaia, yang merupakan juara bertahan selama dua musim sebelumnya. Martin mengakui bahwa kegagalan di musim ini tidak mengurangi kualitas Bagnaia sebagai salah satu pembalap terbaik dunia, dan ia tetap menganggap rivalnya itu sebagai salah satu yang paling berbakat di MotoGP.

Sirkuit Buriram Tawarkan Tikungan Menantang Di Pembuka MotoGP 2025

Pada 26 Desember 2024, Sirkuit Buriram, Thailand, kembali menjadi sorotan menjelang pembukaan musim MotoGP 2025. Dengan desain yang menantang dan kombinasi tikungan yang memerlukan keterampilan tinggi, sirkuit ini diperkirakan akan menjadi arena pertarungan sengit bagi para pembalap MotoGP. Dengan atmosfer yang penuh semangat dan suhu tropis yang khas, Sirkuit Buriram dijadwalkan menjadi salah satu yang paling dinanti pada awal musim 2025.

Sirkuit Buriram, yang terletak di kawasan timur laut Thailand, dikenal karena panjang lintasannya yang mencapai 4,6 kilometer, dengan 12 tikungan yang memerlukan teknik mengemudi yang tajam dan konsentrasi tinggi. Setiap tahun, sirkuit ini selalu menjadi salah satu seri pembuka yang paling dinanti di kalender MotoGP karena tantangan unik yang ditawarkannya kepada para pembalap.

Salah satu daya tarik utama Sirkuit Buriram adalah kombinasi antara tikungan cepat dan tikungan chicane yang sempit, yang membutuhkan ketepatan dalam pengendalian motor. Beberapa tikungan di sirkuit ini dikenal sangat tajam, membuat para pembalap harus lebih berhati-hati dan cermat dalam menentukan jalur lintasan. Kombinasi tikungan tersebut menjadikan Buriram sebagai salah satu sirkuit yang paling menantang bagi para pembalap MotoGP.

Dikarenakan karakteristik lintasan yang cukup teknikal, Sirkuit Buriram diprediksi akan memperlihatkan persaingan sengit di kalangan pembalap. Para pembalap yang memiliki kemampuan dalam mengelola tikungan dengan presisi tinggi akan mendapatkan keuntungan, namun tak ada yang bisa meremehkan cuaca panas dan lembap yang sering mengganggu performa pembalap. Hal ini akan menjadi faktor yang sangat krusial dalam menentukan siapa yang keluar sebagai pemenang pada balapan pembuka MotoGP 2025.

Selain tikungan yang menantang, Sirkuit Buriram juga dikenal dengan cuacanya yang panas dan lembap, terutama saat bulan-bulan pembuka musim MotoGP. Kondisi cuaca ini sering kali membuat pembalap dan tim harus bekerja lebih keras dalam pengaturan motor, terutama pada ban dan sistem pendinginan mesin. Pembalap yang mampu beradaptasi dengan kondisi ini kemungkinan akan lebih unggul dalam pertarungan memperebutkan posisi terdepan.

Bagi tim dan pembalap, Sirkuit Buriram bukan hanya menjadi ujian bagi keterampilan mengemudi, tetapi juga kemampuan teknis dalam mempersiapkan motor. Tim yang mampu menyesuaikan pengaturan motor dengan baik untuk mengatasi tantangan sirkuit ini dan cuacanya yang ekstrim memiliki peluang lebih besar untuk meraih kemenangan pada seri pembuka. Tak heran, sirkuit ini selalu menjadi salah satu yang paling dipersiapkan dengan cermat oleh tim-tim besar MotoGP.

Dengan desain sirkuit yang menantang dan kombinasi tikungan tajam yang memerlukan keterampilan tinggi, Sirkuit Buriram akan menawarkan pertarungan seru pada pembuka MotoGP 2025. Meskipun tantangan cuaca dan kondisi lintasan menjadi faktor yang menentukan, para pembalap akan memberikan yang terbaik untuk mengawali musim ini dengan kemenangan. Para penggemar MotoGP pun sudah tak sabar untuk menyaksikan aksi para pembalap kesayangan mereka berlaga di sirkuit legendaris ini.

Quartararo Memuji Mentalitas Yamaha dalam Bangkit dari Keterpurukan

Yamaha tampaknya bertekad untuk tidak mengulang kegagalan yang terjadi pada MotoGP 2024 dan ingin memulai musim 2025 dengan langkah yang lebih baik. Setelah dua musim yang penuh tantangan, upaya keras sedang dilakukan untuk mengembalikan performa mereka. Fabio Quartararo, yang menjadi juara dunia MotoGP 2021, mengalami penurunan signifikan di dua musim terakhir, hanya mampu finis di posisi ke-10 pada MotoGP 2023 dan lebih buruk lagi di posisi ke-13 pada MotoGP 2024.

Meski demikian, Quartararo memberikan apresiasi terhadap upaya Yamaha untuk bangkit. Dia merasa mentalitas tim telah mengalami perubahan signifikan di musim 2024. Salah satu tanda perubahannya adalah keberanian Yamaha untuk menguji suku cadang baru selama musim berjalan, sesuatu yang tidak dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Quartararo, masuknya Max Bartolini sebagai Direktur Teknis menjadi faktor kunci dalam perubahan ini. “Saya berharap peningkatan performa terjadi lebih cepat, namun di paruh pertama musim ini, perubahan yang kami lakukan dalam cara kerja kami lebih penting daripada sekadar peningkatan motor itu sendiri. Mentalitas yang baru sangat menentukan,” ungkap Quartararo, seperti yang dilaporkan Crash pada Rabu, 25 Desember 2024.

Quartararo juga menilai konsesi yang diberikan Yamaha membantu proses peningkatan. “Kami tidak perlu menunggu motor diuji lagi. Setelah lulus uji keselamatan, kami bisa langsung memasangnya di motor,” jelasnya. Dia melihat langkah ini sebagai kemajuan besar dan merupakan kunci penting bagi Yamaha dalam mempersiapkan kebangkitan mereka di musim 2025.

Aprilia Tegaskan Komitmen untuk Memenuhi Harapan Marco Bezzecchi di MotoGP 2025

Massimo Rivola, CEO Aprilia Racing, menegaskan komitmennya untuk melakukan segala upaya agar Marco Bezzecchi merasa puas dan berkembang di ajang MotoGP 2025. Rivola, yang telah lama mengagumi bakat Bezzecchi, menilai pembalap asal Italia ini sebagai aset penting bagi tim Aprilia, yang juga berasal dari Italia.

Rivola pertama kali tertarik dengan Bezzecchi pada tahun 2020, saat ia masih berkompetisi di Moto2 di bawah bimbingan Valentino Rossi. Namun, pada saat itu, Bezzecchi memilih untuk menunda kepindahannya ke MotoGP dan tetap bertahan di Moto2 selama satu tahun lagi dengan VR46 Racing Team. Baru pada 2022, Bezzecchi naik ke MotoGP dan bergabung dengan Ducati melalui VR46 Racing Team. Dalam waktu singkat, Bezzecchi berhasil bersaing di papan atas, bahkan merebut posisi ketiga dalam klasemen akhir MotoGP 2023, sebuah pencapaian yang semakin memperkuat keinginan Rivola untuk merekrutnya setelah Maverick Viñales memutuskan meninggalkan tim pada akhir tahun 2024.

Rivola mengungkapkan kekagumannya atas semangat juang Bezzecchi yang tak kenal lelah, meskipun mengalami cedera bahu sebelum balapan di Indonesia pada 2023. “Saya tak tahu bagaimana dia bisa langsung kembali ke lintasan dan naik podium di Sprint. Itu menunjukkan karakter luar biasa yang dimilikinya,” puji Rivola melalui Motosprint (23/12/2024). Kendati menghadapi tantangan besar di musim 2024 dengan Ducati Desmosedici GP23, Rivola percaya bahwa Bezzecchi memiliki potensi besar untuk bangkit dan bersinar lebih terang bersama Aprilia.

Menurut Rivola, Aprilia membutuhkan pembalap Italia yang memiliki motivasi tinggi, dan Bezzecchi adalah sosok yang tepat untuk itu. Rivola bertekad untuk memberikan dukungan penuh agar Bezzecchi dapat mengatasi kekecewaannya dan kembali tampil di level tertinggi. “Ekspektasi terhadapnya sangat tinggi, dan meski kesulitan, ia tidak menyerah. Bersama kami, kami akan melakukan segalanya agar ia puas,” ujar Rivola.

Rivola juga optimis bahwa bergabung dengan tim pabrikan seperti Aprilia akan memberikan Bezzecchi ruang untuk mengembangkan bakatnya. Meskipun tantangan berat menanti, termasuk memimpin pengembangan motor, Aprilia berjanji untuk mendengarkan pendapat Bezzecchi dan memberinya kebebasan dalam menyampaikan ide-idenya kepada tim teknis. “Kami ingin memberinya posisi di mana ia bisa mengekspresikan dirinya dengan maksimal. Jika ada perubahan radikal yang diperlukan, kami akan melakukannya,” tandas Rivola.

Pada musim 2025, Bezzecchi akan berpasangan dengan juara dunia MotoGP 2024, Jorge Martín. Keduanya akan kembali ke lintasan dalam tes pramusim yang dijadwalkan di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada 5 hingga 7 Februari 2025.

Strategi Baru untuk MotoGP 2025: Davide Tardozzi Minta Bagnaia Berhenti Terlalu Sopan di Trek!

Jelang persaingan MotoGP 2025, Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, memberikan pesan tegas kepada Francesco Bagnaia. Ia menegaskan bahwa sikap terlalu “polos” tidak lagi cukup untuk menghadapi Jorge Martin dan rival-rival tangguh lainnya di lintasan. Menurutnya, persaingan musim depan akan jauh lebih ketat, di mana setiap pembalap harus siap bermain keras untuk bertahan.

Bagnaia, yang harus puas finis di posisi kedua pada MotoGP 2024 setelah kalah poin dari Jorge Martin, diminta untuk mengubah pendekatan balapnya. Tardozzi menilai Martin memiliki keberanian, bahkan keberanian untuk mengambil risiko besar, demi memastikan dominasinya di lintasan. Strategi agresif seperti itu, kata Tardozzi, bisa jadi kunci keberhasilan Martin dalam merebut gelar juara dunia.

“Pecco, Martin punya keberanian untuk menghancurkanmu. Dia telah menempatkan dirinya di posisi itu di grid. Dia sudah memutuskan untuk mengganggumu, dan dia akan melakukan apa pun yang diperlukan,” ujar Tardozzi, seperti dikutip dari Motorsport.

Bagnaia diperingatkan bahwa dalam persaingan ketat MotoGP 2025, menjadi pembalap yang terlalu sopan bisa menjadi kelemahan fatal. “Pecco harus memahami bahwa Anda tidak bisa terus menjadi ‘pria sejati’ di lintasan. Sikap terlalu santun hanya akan memberikan celah kepada lawan untuk menyingkirkan Anda,” tambah Tardozzi.

Ia juga mengungkapkan bahwa Martin sudah memutuskan untuk bermain agresif sejak tikungan pertama. “Dia menargetkanmu di tikungan awal. Dia siap menabrakmu tanpa ragu. Jadi, berhentilah bersikap terlalu sopan karena mereka semua siap menghancurkanmu,” katanya lagi dengan nada penuh peringatan.

Pesan ini tidak hanya menjadi tantangan bagi Bagnaia tetapi juga mengisyaratkan bahwa musim 2025 akan menjadi salah satu musim paling menegangkan dalam sejarah MotoGP. Bagaimana Bagnaia akan merespons tekanan ini? Apakah dia mampu mengadopsi pendekatan agresif tanpa kehilangan gaya balapnya yang terukur? Para penggemar MotoGP hanya bisa menunggu dan menyaksikan, dengan harapan bahwa perubahan ini dapat membawa Bagnaia kembali ke puncak klasemen.

Tekanan Meningkat, Marc Marquez di Ujian Baru bersama Ducati

Juara dunia MotoGP enam kali, Marc Marquez, mengakui bahwa ia merasakan tekanan besar setelah bergabung dengan tim Ducati. Meski begitu, Marquez sangat antusias menyambut tantangan baru ini dan tak sabar memulai musim 2025.

Marquez dipromosikan ke tim Ducati pabrikan setelah menunjukkan performa impresif bersama tim Gresini pada MotoGP 2024. Pebalap berusia 31 tahun itu menjadi satu-satunya pembalap yang berhasil meraih kemenangan menggunakan GP23, dengan tiga kemenangan di balapan grand prix. Ia juga berhasil finis di posisi ketiga klasemen akhir, di bawah Francesco Bagnaia dan juara dunia Jorge Martin.

Keberhasilan Marquez di musim 2024 membuatnya unggul atas rekan setim Ducati, Enea Bastianini, yang menggunakan GP24 dan finis di posisi keempat dengan selisih enam poin dari Marquez, meskipun ia meraih dua kemenangan grand prix.

Pada musim depan, Marquez akan menghadapi ekspektasi tinggi dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP. Ia mengungkapkan bahwa tujuannya adalah untuk “mencuri ilmu” dari Bagnaia, sang juara dunia, dan mengaplikasikannya dalam perjuangan merebut gelar.

“Aku datang ke tim juara dunia. Tentu ada tekanan, tetapi aku sangat ingin melakukannya!” ujar Marquez kepada Servus TV, yang dikutip oleh Corsedimoto. “Aku sudah meninggalkan zona nyaman di Honda, dan aku melihat ini sebagai kesempatan yang harus diambil. Musim depan, aku harus mengadopsi pendekatan yang berbeda.”

“Ini adalah tim baru bagiku. Pecco (Bagnaia) telah meraih banyak kemenangan dalam beberapa tahun terakhir. Aku ingin belajar darinya, tetapi tentu saja aku juga ingin menang,” lanjut Marquez.

Marquez juga menambahkan bahwa ia merasa dalam kondisi fisik yang sangat baik dan siap menghadapi tantangan di musim depan. “Kami mengendarai motor yang sama, dan aku merasa sangat siap. Aku tak sabar untuk memulai musim baru.”

MotoGP 2025 akan dimulai dengan seri di Thailand pada akhir Februari. Sebelum itu, para pebalap akan menjalani dua tes pramusim di Sepang dan Buriram.

Pembalap Marc Marquez Resmi Pisah Dari Red Bull, Takkan Disponsori Monster Secara Pribadi Di MotoGP 2025

Pada 21 Desember 2024, dunia MotoGP dikejutkan dengan kabar bahwa pembalap ternama Marc Marquez resmi mengakhiri kerja samanya dengan Red Bull. Keputusan ini menandai berakhirnya hubungan yang sudah terjalin lama antara sang juara dunia dan perusahaan minuman energi asal Austria tersebut. Hal ini juga membawa dampak besar, mengingat Red Bull telah menjadi salah satu sponsor utama yang mendukung perjalanan karier Marquez selama bertahun-tahun.

Keputusan Marquez untuk berpisah dari Red Bull ternyata didasari oleh perubahan strategi pribadi dan tim. Marquez berencana untuk lebih fokus pada hubungan dengan sponsor baru serta membangun kemitraan yang lebih fleksibel dan berkelanjutan. Menurut sumber yang dekat dengan Marquez, pembalap Spanyol tersebut ingin mengurangi ketergantungan pada satu sponsor besar dan lebih mengeksplorasi peluang di luar MotoGP.

Selain itu, Marquez juga mengungkapkan bahwa ia tidak akan lagi disponsori secara pribadi oleh Monster Energy di musim MotoGP 2025. Ini adalah sebuah langkah signifikan, mengingat selama ini Monster Energy merupakan salah satu brand yang identik dengan Marquez. Langkah ini memberi sinyal bahwa Marquez akan mencoba untuk mengejar peluang sponsorship lain yang lebih sejalan dengan visi dan tujuan kariernya ke depan.

Meski keputusan ini cukup mengejutkan banyak pihak, banyak yang berpendapat bahwa ini adalah bagian dari langkah strategis Marquez untuk memperpanjang karier dan memberikan ruang bagi dirinya untuk lebih berkembang dalam dunia balap. Kehilangan sponsor besar mungkin menjadi tantangan, tetapi Marquez diperkirakan akan segera menemukan sponsor baru yang akan mendukungnya dalam perjalanan di musim MotoGP yang akan datang.

Dengan berakhirnya hubungan sponsorship ini, Marquez kini akan lebih memusatkan perhatian pada persiapan untuk musim 2025 bersama tim Repsol Honda. Ia bertekad untuk kembali bersaing di level tertinggi dan memberikan yang terbaik di setiap balapan. Perubahan ini diharapkan membawa Marquez ke arah yang lebih positif dalam perjalanannya menuju gelar juara dunia yang ke-9.

Keputusan ini menandai babak baru dalam karier Marquez, dengan fokus yang lebih besar pada kompetisi dan hubungan dengan sponsor yang sesuai dengan tujuan jangka panjangnya.