Ducati Kembangkan Mesin Khusus untuk Marquez, Bagnaia, dan Di Giannantonio

Ducati memberikan spesifikasi mesin yang berbeda pada Desmosedici GP-25 untuk tiga pembalapnya, yakni Marc Marquez, Francesco “Pecco” Bagnaia, dan Fabio Di Giannantonio. Juru bicara Ducati mengungkapkan bahwa mesin terbaru ini dikembangkan berdasarkan masukan dari Marc dan Pecco setelah sesi uji coba MotoGP yang berlangsung bulan lalu.

“Memang ada dua spesifikasi berbeda. Marc, Pecco, dan Diggia mendapat beberapa perubahan kecil dibandingkan dengan mesin yang digunakan oleh Alex, Franco, dan Fermin,” ujar juru bicara Ducati pada Rabu. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa spesifikasi terbaru ini mempertimbangkan umpan balik dari Marc dan Pecco untuk meningkatkan performa motor mereka.

Ducati, yang kini mengelola tiga tim dengan enam pembalap, menegaskan bahwa perbedaan spesifikasi tersebut tidak terlalu signifikan. Desmosedici GP-25 tetap mempertahankan banyak elemen dari versi 2024. Musim lalu, Ducati tampil dominan dengan meraih 19 kemenangan dari 20 seri MotoGP.

Keunggulan tersebut terus berlanjut di awal musim ini setelah Ducati menguasai Grand Prix Thailand 2025 dengan tiga pembalapnya mengisi podium. Marc Marquez, yang memperkuat Ducati Lenovo, berhasil merebut posisi pertama, sementara rekan setimnya, Francesco Bagnaia, finis di urutan ketiga. Di antara mereka, Alex Marquez dari Gresini Racing mengamankan posisi kedua, menjadikannya podium yang didominasi Ducati.

MotoGP berikutnya akan berlangsung di GP Argentina pada 14-16 Maret, di mana Ducati berupaya mempertahankan dominasinya di lintasan.

Marc Marquez Rebut Pole di MotoGP Thailand, Alex Marquez dan Bagnaia Mengikuti

Marc Marquez tampil impresif di sesi kualifikasi Grand Prix Thailand yang digelar di Sirkuit Buriram, Sabtu. Pembalap Ducati tersebut berhasil merebut pole position setelah mencatatkan waktu tercepat satu menit 28,782 detik di sesi Q2. Kecepatannya tak mampu disaingi oleh adiknya, Alex Marquez dari Gresini Racing, yang hanya terpaut +0,146 detik. Padahal, Alex sebelumnya mendominasi sesi latihan dan sempat menunjukkan performa yang lebih unggul dibanding Marc.

Francesco Bagnaia dari tim Ducati Lenovo harus berjuang keras setelah memulai dari sesi Q1. Meski demikian, ia sukses mengamankan posisi ketiga dengan catatan waktu +0,173 detik dari Marc. Jack Miller dan Ai Ogura melengkapi posisi lima besar setelah mencatatkan waktu masing-masing +0,308 detik dan +0,352 detik.

Drama terjadi di sesi Q2 ketika Marco Bezzecchi mengalami tabrakan di tiga menit terakhir kualifikasi. Insiden tersebut membuatnya harus puas memulai balapan dari posisi sembilan dengan selisih waktu +0,599 detik dari Marc. Sementara itu, Fabio Quartararo yang sempat menunjukkan kecepatan stabil harus puas mengisi posisi sepuluh dengan selisih +0,607 detik.

Hasil ini memastikan Marc Marquez akan memulai balapan dari posisi terdepan dalam sprint race yang akan berlangsung setelah sesi kualifikasi. Para pembalap lainnya akan berusaha keras untuk menyaingi kecepatannya dan meraih poin maksimal di sirkuit yang terkenal dengan persaingan ketatnya ini.

Jorge Martin Singgung Tantangan MotoGP: “Tangan Satu, Balapan Banyak”

Juara bertahan MotoGP, Jorge Martin, menghadapi tantangan besar menjelang musim baru setelah mengalami cedera serius. Pembalap asal Spanyol ini kini harus menjalani masa pemulihan panjang usai menjalani operasi di Barcelona akibat tiga patah tulang di tangan kirinya. Melalui media sosial, Martin mengungkapkan perasaannya tentang situasi sulit yang sedang ia hadapi.

Kecelakaan Beruntun yang Merugikan

Sebelumnya, Martin terjatuh saat menjalani tes pramusim di Sepang, Malaysia, pada awal Februari. Kecelakaan tersebut membuatnya mengalami dua patah tulang di tangan kanannya, sehingga harus menjalani operasi pertama di Barcelona. Dengan tekad kuat, ia terus berusaha pulih agar bisa ikut serta dalam Grand Prix Thailand, yang menjadi seri pembuka MotoGP 2025.

Namun, nasib buruk kembali menimpanya. Saat menjalani sesi latihan privat dengan motor supermotard sebagai bagian dari uji coba kekuatan tangannya yang cedera, Martin kembali mengalami insiden. Kali ini, ia mengalami patah tulang di tangan kiri serta kaki kirinya, yang semakin memperburuk kondisinya.

Harus Menepi dari Lintasan, Butuh Waktu Pemulihan

Setelah kecelakaan kedua, Martin kembali naik ke meja operasi di bawah penanganan Dr. Xavier Mir dan tim medis di Barcelona. Dokter memperkirakan bahwa masa pemulihannya akan memakan waktu sekitar delapan hingga sepuluh minggu, yang berarti ia dipastikan absen dari empat balapan pertama musim ini.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Martin tak bisa menyembunyikan rasa kecewa:

“Mengalami cedera memang berat, tapi ketika bertubi-tubi seperti ini, rasanya jauh lebih sulit. Baik secara fisik maupun mental, saya harus menerima kenyataan bahwa untuk pertama kalinya dalam hidup, saya akan melewatkan balapan pembuka musim.”

Musim 2025 sejatinya menjadi momen besar bagi Martin. Setelah empat musim membela Ducati Pramac, ia kini memperkuat Aprilia sebagai pembalap utama tim pabrikan. Dengan status sebagai juara bertahan, ia bahkan menggunakan nomor 1 di motornya. Namun, alih-alih memulai musim dengan gemilang, Martin justru harus menghadapi kenyataan pahit.

“Saya benar-benar tidak menyangka musim ini akan dimulai seperti ini. Saat saya mencoba kembali berlatih setelah kecelakaan di Sepang, saya mengalami highside yang membuat saya mengalami empat patah tulang tambahan, padahal saya baru saja pulih dari tiga patah tulang sebelumnya,” ungkapnya.

Bangkit dari Cedera, Fokus Kembali ke Balapan

Meski menghadapi cobaan berat, Martin tetap menunjukkan mentalitas seorang juara. Ia percaya bahwa tantangan ini bisa ia lalui, meski tidak mudah.

“Jika ada satu hal yang saya pelajari, setiap tantangan pasti bisa diatasi. Saya tidak tahu apakah ini akan membuat saya lebih kuat, tapi yang pasti saya akan melewatinya, seperti yang selalu saya lakukan.”

Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Aprilia, keluarga, serta para penggemarnya yang terus memberikan dukungan. Martin kini berfokus penuh pada proses pemulihannya agar bisa kembali ke lintasan secepat mungkin dan mempertahankan gelar juara dunia MotoGP 2025.

Meskipun harus melewatkan beberapa balapan, Martin tetap optimis bisa kembali ke performa terbaiknya. Namun, perjalanan mempertahankan gelar kali ini jelas akan menjadi tantangan besar bagi sang juara bertahan.

Marquez: Bagnaia Pria Sejati, namun di Atas Lintasan Seorang Pejuang

Marc Marquez, juara dunia MotoGP delapan kali, membuka diri tentang perjalanan kariernya dan hubungan profesionalnya dengan rekan setim barunya, Francesco Bagnaia, dalam wawancara eksklusif di acara ‘El Hormiguero’ yang disiarkan oleh Antena 3. Marquez, yang kini bergabung dengan Ducati, merek yang mendominasi MotoGP, berbicara tentang berbagai aspek penting, termasuk bagaimana kedekatannya dengan Pecco berkembang selama pramusim, serta peranannya dalam tim yang baru.

Musim MotoGP 2025 sudah dimulai, dan semua mata tertuju pada Marc Marquez. Kedatangannya ke Ducati menambah bumbu persaingan yang semakin sengit di kelas utama. Marquez yang tampil mengesankan dalam tes pramusim di Buriram kini harus bersaing dengan Bagnaia, yang tak diragukan lagi adalah salah satu pembalap terbaik di kelasnya. Meski keduanya memiliki ambisi untuk merebut gelar juara dunia dengan menggunakan Desmosedici GP25, hubungan mereka terbilang sangat harmonis.

Marquez mengungkapkan bahwa kedewasaan dan pengalaman yang dimiliki oleh keduanya telah membantu menciptakan hubungan yang profesional dan positif. “Jika saya dan Pecco bertemu ketika kami berusia 22 atau 25 tahun, itu akan sangat berbeda. Kini kami lebih matang, dan semuanya berjalan dengan sangat baik,” ujar Marquez, yang kini berusia 32 tahun, sementara Bagnaia baru saja memasuki usia 27 tahun.

Marquez memuji sikap Bagnaia, yang ia sebut sebagai seorang “gentleman”. Meskipun memiliki ambisi besar dan berkompetisi dengan sengit di atas lintasan, Bagnaia dikenal tenang dan tidak pernah menunjukkan sikap emosional yang berlebihan. “Kami sudah bekerja sama sejak pramusim, banyak diskusi tentang pengaturan motor, dan ini menunjukkan bahwa kita bisa bekerja bersama untuk kepentingan tim,” jelas Marquez.

Namun, seperti yang diakui oleh Marquez, keduanya tetap berkompetisi dengan intens di lintasan balap. “Setiap balapan, kami masing-masing akan berusaha meraih hasil terbaik. Tidak ada yang bisa mengesampingkan ambisinya, tetapi di luar lintasan, kami tetap bisa bekerja sama dengan baik,” lanjutnya. Ini menunjukkan perubahan signifikan dalam cara Marquez melihat persaingan setelah bertahun-tahun berkompetisi sebagai pembalap muda yang penuh gairah.

Tentu saja, Marquez juga berbicara tentang perjalanan kariernya di MotoGP yang penuh tantangan. Sebelum bergabung dengan Ducati, ia mengungkapkan rasa frustrasinya saat masih membela Honda. “Di Honda, saya bertarung hanya untuk posisi kesepuluh atau kesebelas. Itu bukan untuk saya. Saya bukan pembalap yang puas hanya dengan bertahan,” tuturnya. Marquez merasa bahwa ia membutuhkan lebih dari sekadar bertahan; ia ingin kembali ke jalur kemenangan.

Perpindahannya ke Gresini sebagai tim satelit menjadi titik balik besar dalam karier Marquez. Ia mengakui bahwa keputusan untuk meninggalkan Honda bukanlah hal yang mudah. “Keputusan itu sangat sulit, bukan karena gaji, tetapi lebih karena saya harus mempertimbangkan apa yang terbaik untuk karier saya,” jelas Marquez. Ia menjelaskan bahwa memilih Gresini adalah investasi dalam dirinya sendiri untuk menguji apakah ia masih bisa kompetitif di level tertinggi.

Kini, Marquez berada di tim terbaik dengan motor terbaik, dan ia merasa siap untuk kembali bersaing untuk gelar juara dunia. “Jika saya bisa bersaing dan memenangkan gelar lagi, saya akan merasa seperti saya mencapai tujuan karier saya. Ini adalah kesempatan besar, dan saya siap mengambilnya,” pungkas Marquez, yang kini berada di bawah naungan Ducati dengan keyakinan penuh.

Dengan awal musim yang penuh antisipasi ini, hubungan profesional antara Marquez dan Bagnaia menjadi sorotan utama. Meskipun keduanya memiliki ambisi tinggi, keharmonisan dalam tim Ducati menjadi kekuatan besar dalam perjuangan mereka menuju puncak MotoGP 2025.

Ducati Hadapi Tantangan di Uji Coba MotoGP 2025 Thailand: Marquez dan Bagnaia Berburu Performa Optimal

Sesi uji coba kedua MotoGP 2025 akan digelar di Sirkuit Chang, Buriram, Thailand, pada Rabu, 12 Februari. Tes ini menjadi kesempatan terakhir bagi para tim dan pembalap untuk mengevaluasi performa motor sebelum musim balap resmi dimulai.

Bagi Ducati, sesi ini menjadi ujian penting, terutama bagi dua pembalap andalan mereka, Francesco “Pecco” Bagnaia dan Marc Marquez. Keduanya sebelumnya telah menjalani uji coba di Sirkuit Sepang, Malaysia, pekan lalu, dengan mengendarai dua motor berbeda, yakni Desmosedici GP25 dan The Borgo Panigale. Namun, hasil dari tes tersebut belum sepenuhnya sesuai harapan. Manajer Ducati, Davide Tardozzi, mengungkapkan bahwa Desmosedici GP25 masih memiliki sejumlah kendala teknis yang perlu diperbaiki sebelum musim dimulai. Masalah serupa juga ditemukan pada The Borgo Panigale, terutama dalam hal keseimbangan di lintasan. Dengan persaingan yang semakin ketat, Ducati harus segera menemukan solusi agar tetap kompetitif dalam perburuan gelar.

Di sisi lain, motor Ducati lainnya, Desmosedici GP24, justru tampil lebih konsisten. Franco Morbidelli yang mengendarai motor tersebut dalam sesi uji coba sebelumnya tidak mengalami kendala berarti. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa motor generasi sebelumnya masih lebih stabil dibandingkan model terbaru yang sedang dalam pengembangan.

Sesi uji coba di Buriram akan berlangsung selama dua hari, dari 12 hingga 13 Februari 2025. Tes ini juga menjadi penutup rangkaian uji coba pramusim sebelum dimulainya Grand Prix Thailand, yang merupakan salah satu seri pembuka MotoGP 2025. Ducati berharap tes di Thailand dapat memberikan jawaban atas berbagai kendala yang mereka alami di Sepang. Jika masalah tidak segera teratasi, rival-rival mereka seperti KTM, Yamaha, dan Aprilia bisa mengambil keuntungan dan mengancam dominasi Ducati di musim 2025.

Marc Marquez Tetapkan Fokus Jangka Pendek Bersama Ducati Lenovo untuk MotoGP 2025

Marc Marquez resmi memulai babak baru dalam kariernya di MotoGP 2025 bersama tim Ducati Lenovo. Rider berjuluk “The Baby Alien” ini pindah dari Gresini Ducati ke Ducati Lenovo, yang memperkenalkannya dalam peluncuran tim di Madonna di Campiglio pada Senin malam, 20 Januari 2025 WIB. Dalam acara tersebut, Marquez mengungkapkan target jangka pendeknya yang menjadi fokus utama musim ini.

Ducati Lenovo tetap mempertahankan warna merah khas pada motor Desmosedici GP25, yang akan ditunggangi Marquez bersama rekan setimnya, Francesco Bagnaia. Bagnaia kembali menggunakan nomor balap 63 setelah nomor 1 diambil Jorge Martin, juara MotoGP 2024. Sementara itu, Marquez tetap memakai nomor kebanggaannya, 93.

Marquez menyatakan bahwa menikmati setiap momen di lintasan adalah prioritasnya. Ia yakin dengan sikap ini, kesuksesan akan datang secara alami.

“Tujuan utama saya adalah menikmati setiap momen ketika mengendarai motor. Jika saya berhasil, hal-hal baik lainnya akan mengikuti,” ungkap Marquez.

Meski demikian, ia tidak menutup mata terhadap tekanan besar yang datang saat menjadi bagian dari tim pabrikan Ducati. Marquez menegaskan akan memberikan segalanya untuk bersaing di papan atas dan memperjuangkan podium, kemenangan, hingga gelar juara dunia.

“Di tim resmi, tujuan Anda jelas: bersaing di setiap balapan, mengejar podium, kemenangan, dan menjadi salah satu yang terdepan dalam Kejuaraan Dunia,” tegasnya.

MotoGP 2025 akan menjadi panggung bagi Marquez untuk membuktikan kemampuannya bersama Ducati Lenovo, sembari terus menikmati perjalanan baru dalam karier balapnya.

Marc Marquez Siap Tampil Memukau di MotoGP 2025: Kejar Gelar Juara Dunia dengan Ducati

Marc Marquez, pembalap MotoGP asal Spanyol, mengungkapkan ambisi besarnya untuk kembali bersaing memperebutkan gelar juara dunia MotoGP pada musim 2025. Kepercayaan dirinya semakin tinggi setelah bergabung dengan tim pabrikan Ducati untuk musim 2025, setelah sebelumnya membela tim satelit Gresini Racing pada musim lalu dan berhasil finis di posisi ketiga.

Marquez, yang sudah mengantongi delapan gelar juara dunia, mengatakan bahwa musim 2025 dan 2026 akan menjadi dua kesempatan besar baginya untuk meraih gelar, karena ia kini berada di tim terbaik dan bertekad untuk memberikan performa maksimal. Keputusan untuk pindah ke Ducati setelah beberapa tahun bersama tim pabrikan Honda, terutama di tengah pemulihan cedera, ternyata membawa dampak positif. Marquez menunjukkan performa terbaiknya dengan meraih tiga kemenangan di Grand Prix dan akhirnya dipromosikan ke tim Ducati Lenovo, di mana ia akan bergabung dengan juara dunia dua kali, Francesco Bagnaia.

Mengenai musim yang akan datang, Marquez berfokus pada peningkatan daya saingnya dan berharap dapat menghindari cedera. Ia mengakui bahwa kecelakaan adalah bagian dari olahraga ini, namun keinginan terbesarnya adalah tetap sehat. Target utamanya adalah mempertahankan persaingan untuk gelar juara dunia hingga balapan terakhir musim ini.

Pada November 2024, Marquez menjalani debut uji coba bersama tim Ducati di Barcelona, mengendarai motor GP24 dan GP25, setelah sebelumnya menggunakan GP23 sepanjang musim 2024. Menjelang musim baru, Ducati dan Marquez siap memperkenalkan motor Desmosedici 2025 pada acara peluncuran yang akan diadakan di Italia pada 20 Januari mendatang.

Wayne Gardner Prediksi Duel Sengit Marc Marquez vs Francesco Bagnaia di MotoGP 2025

Legenda hidup MotoGP, Wayne Gardner, memberikan pandangannya mengenai persaingan yang diprediksi akan terjadi antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia pada musim balap MotoGP 2025. Gardner, yang pernah berkompetisi di era 1983-1992 dan menjadi pembalap Australia pertama yang meraih gelar juara dunia di kelas GP 500cc pada tahun 1987, memiliki analisis menarik tentang dinamika di Ducati.

Menurut pria berusia 65 tahun ini, misi Marc Marquez untuk menambah koleksi gelar juara dunia akan menjadi tantangan berat. Gardner meyakini bahwa tujuan utama Ducati merekrut Marquez ke tim pabrikan bukanlah untuk menjadikannya juara dunia.

“Saya rasa Ducati telah memutuskan untuk menghapus Marquez dari persaingan gelar,” ujar Gardner, seperti dikutip dari Gazzetta.it. Hal ini menunjukkan bahwa Ducati lebih memilih menjadikan Marquez sebagai sekutu daripada lawan, mengingat performa luar biasanya saat membela tim satelit Ducati pada musim 2024.

“Lebih baik bekerja sama dengannya daripada menghadapi dia sebagai pesaing. Ducati paham betul betapa hebatnya Marquez,” tambah Gardner.

Namun demikian, Gardner tetap yakin bahwa Francesco Bagnaia akan menjadi juara dunia MotoGP 2025. Bagnaia, yang dikenal sebagai “Pecco,” dinilai sangat termotivasi setelah gagal mempertahankan gelar juara dunia pada musim 2024 akibat serangkaian kesalahan kecil yang membuat Jorge Martin merebut mahkota juara.

“Ketika Bagnaia mampu menjaga konsentrasinya 100%, dia adalah pembalap yang tak tertandingi. Saya pikir Pecco akan memenangkan kejuaraan karena dia kecewa dan marah pada dirinya sendiri atas kesalahan musim lalu,” jelas Gardner.

MotoGP 2025 diharapkan menjadi musim yang penuh dengan persaingan ketat. Akankah prediksi Gardner bahwa Bagnaia akan merebut gelar juara dunia terbukti? Atau justru Marquez yang mampu menekan Bagnaia hingga membuatnya kembali melakukan kesalahan? Semua akan terjawab di lintasan.

Marc Marquez Bersinar di MotoGP 2024, Siap Jadi Andalan Ducati di 2025

Marc Marquez tampil gemilang sepanjang MotoGP 2024 bersama tim Gresini Racing. Pebalap asal Spanyol itu berhasil meraih posisi ketiga dalam klasemen akhir dengan torehan 392 poin. Dari total 20 balapan yang digelar, Marc mencatatkan tiga kemenangan, yakni di MotoGP Aragon, MotoGP San Marino, dan MotoGP Australia. Penampilan konsisten Marquez, meski menghadapi persaingan ketat, membuktikan bahwa ia masih menjadi salah satu pebalap terbaik di lintasan MotoGP.

Keberhasilan ini membuka jalan bagi Marquez untuk mendapatkan kontrak dengan tim pabrikan Ducati, salah satu tim paling dominan dalam beberapa musim terakhir. Langkah ini menjadi momen penting dalam karier Marquez, yang sebelumnya sempat diragukan setelah beberapa musim penuh tantangan. Pada musim 2025, ia akan berduet dengan juara dunia MotoGP 2023, Francesco Bagnaia, menjadikan Ducati sebagai tim super yang diperkuat oleh dua pebalap juara dunia.

Keputusan Ducati untuk merekrut Marquez, alih-alih Jorge Martin dari tim Pramac yang justru meraih gelar juara dunia 2024, menunjukkan keyakinan besar dari Gigi Dall’Igna, bos Ducati. Pilihan ini didasari pada pengalaman dan kemampuan Marquez yang mampu menghadapi tekanan tinggi, serta kemampuannya untuk terus memberikan performa maksimal.

“Marc Marquez telah melampaui ekspektasi saya di musim 2024. Namun, saya percaya dia masih memiliki potensi untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik, terutama dari segi kecepatan,” ungkap Dall’Igna dalam wawancaranya dengan Marca. Pernyataan ini menunjukkan kepercayaan penuh Dall’Igna terhadap Marquez untuk membawa Ducati semakin mendominasi.

Musim MotoGP 2025 akan dimulai pada awal Maret dengan MotoGP Thailand sebagai seri pembuka. Kombinasi dua juara dunia, Marquez dan Bagnaia, diharapkan membawa Ducati ke puncak kejayaan. Kolaborasi mereka akan menjadi sorotan utama, terutama karena keduanya memiliki gaya balap yang agresif namun cerdas. Para penggemar juga penasaran bagaimana Marquez akan beradaptasi dengan motor Ducati yang memiliki karakteristik berbeda dari motor sebelumnya.

Bagi Marquez, musim 2025 bukan hanya soal membuktikan diri, tetapi juga kesempatan untuk kembali meraih gelar juara dunia yang telah lama dinantikan. Dengan semangat juang yang tak pernah pudar, ia siap memulai babak baru bersama Ducati, membawa harapan tinggi bagi tim dan para penggemarnya di seluruh dunia.

Tekanan Meningkat, Marc Marquez di Ujian Baru bersama Ducati

Juara dunia MotoGP enam kali, Marc Marquez, mengakui bahwa ia merasakan tekanan besar setelah bergabung dengan tim Ducati. Meski begitu, Marquez sangat antusias menyambut tantangan baru ini dan tak sabar memulai musim 2025.

Marquez dipromosikan ke tim Ducati pabrikan setelah menunjukkan performa impresif bersama tim Gresini pada MotoGP 2024. Pebalap berusia 31 tahun itu menjadi satu-satunya pembalap yang berhasil meraih kemenangan menggunakan GP23, dengan tiga kemenangan di balapan grand prix. Ia juga berhasil finis di posisi ketiga klasemen akhir, di bawah Francesco Bagnaia dan juara dunia Jorge Martin.

Keberhasilan Marquez di musim 2024 membuatnya unggul atas rekan setim Ducati, Enea Bastianini, yang menggunakan GP24 dan finis di posisi keempat dengan selisih enam poin dari Marquez, meskipun ia meraih dua kemenangan grand prix.

Pada musim depan, Marquez akan menghadapi ekspektasi tinggi dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP. Ia mengungkapkan bahwa tujuannya adalah untuk “mencuri ilmu” dari Bagnaia, sang juara dunia, dan mengaplikasikannya dalam perjuangan merebut gelar.

“Aku datang ke tim juara dunia. Tentu ada tekanan, tetapi aku sangat ingin melakukannya!” ujar Marquez kepada Servus TV, yang dikutip oleh Corsedimoto. “Aku sudah meninggalkan zona nyaman di Honda, dan aku melihat ini sebagai kesempatan yang harus diambil. Musim depan, aku harus mengadopsi pendekatan yang berbeda.”

“Ini adalah tim baru bagiku. Pecco (Bagnaia) telah meraih banyak kemenangan dalam beberapa tahun terakhir. Aku ingin belajar darinya, tetapi tentu saja aku juga ingin menang,” lanjut Marquez.

Marquez juga menambahkan bahwa ia merasa dalam kondisi fisik yang sangat baik dan siap menghadapi tantangan di musim depan. “Kami mengendarai motor yang sama, dan aku merasa sangat siap. Aku tak sabar untuk memulai musim baru.”

MotoGP 2025 akan dimulai dengan seri di Thailand pada akhir Februari. Sebelum itu, para pebalap akan menjalani dua tes pramusim di Sepang dan Buriram.