Bagnaia Akui Belum Puas dengan Hasil Sprint MotoGP Thailand

Francesco Bagnaia masih merasa performanya belum maksimal setelah menyelesaikan Sprint Race seri pembuka MotoGP musim ini di Sirkuit Internasional Chang, Thailand, pada Sabtu. Memulai balapan dari posisi ketiga, pembalap Ducati itu harus puas finis di tempat yang sama, di belakang Alex Marquez yang meraih posisi kedua dan Marc Marquez sebagai pemenang.

Bagnaia mengungkapkan bahwa dirinya hanya merasa puas sekitar 60 hingga 70 persen dengan hasil yang didapat, terutama setelah melihat kondisi yang terjadi pada sesi uji coba dan kualifikasi sebelumnya. Ia juga menjelaskan keputusannya dalam memilih ban depan keras, berbeda dengan duo Marquez yang memilih ban lunak. Strategi ini bertujuan untuk membantu pengereman lebih baik, namun di sisi lain menyebabkan konsumsi ban lebih tinggi, mirip dengan pengalaman yang dialaminya pada Sprint Race tahun lalu.

Menjelang balapan utama yang akan berlangsung pada Minggu pukul 15.00 WIB dengan total 26 lap, Bagnaia berfokus untuk meningkatkan performanya agar bisa meraih kemenangan pertama di sirkuit Buriram. Ia menyadari bahwa balapan akan berlangsung lebih panjang dan kondisi ban akan menjadi tantangan utama. Meski demikian, ia tetap optimistis dengan peluangnya dan siap menghadapi persaingan.

Saat ini, hasil finis di posisi ketiga membuat Bagnaia mengoleksi tujuh poin dan berada di peringkat ketiga klasemen sementara. Ia terpaut dua poin dari Alex Marquez dan lima poin dari Marc Marquez yang memimpin klasemen.

Marc Marquez Rebut Pole di MotoGP Thailand, Alex Marquez dan Bagnaia Mengikuti

Marc Marquez tampil impresif di sesi kualifikasi Grand Prix Thailand yang digelar di Sirkuit Buriram, Sabtu. Pembalap Ducati tersebut berhasil merebut pole position setelah mencatatkan waktu tercepat satu menit 28,782 detik di sesi Q2. Kecepatannya tak mampu disaingi oleh adiknya, Alex Marquez dari Gresini Racing, yang hanya terpaut +0,146 detik. Padahal, Alex sebelumnya mendominasi sesi latihan dan sempat menunjukkan performa yang lebih unggul dibanding Marc.

Francesco Bagnaia dari tim Ducati Lenovo harus berjuang keras setelah memulai dari sesi Q1. Meski demikian, ia sukses mengamankan posisi ketiga dengan catatan waktu +0,173 detik dari Marc. Jack Miller dan Ai Ogura melengkapi posisi lima besar setelah mencatatkan waktu masing-masing +0,308 detik dan +0,352 detik.

Drama terjadi di sesi Q2 ketika Marco Bezzecchi mengalami tabrakan di tiga menit terakhir kualifikasi. Insiden tersebut membuatnya harus puas memulai balapan dari posisi sembilan dengan selisih waktu +0,599 detik dari Marc. Sementara itu, Fabio Quartararo yang sempat menunjukkan kecepatan stabil harus puas mengisi posisi sepuluh dengan selisih +0,607 detik.

Hasil ini memastikan Marc Marquez akan memulai balapan dari posisi terdepan dalam sprint race yang akan berlangsung setelah sesi kualifikasi. Para pembalap lainnya akan berusaha keras untuk menyaingi kecepatannya dan meraih poin maksimal di sirkuit yang terkenal dengan persaingan ketatnya ini.

Marquez: Bagnaia Pria Sejati, namun di Atas Lintasan Seorang Pejuang

Marc Marquez, juara dunia MotoGP delapan kali, membuka diri tentang perjalanan kariernya dan hubungan profesionalnya dengan rekan setim barunya, Francesco Bagnaia, dalam wawancara eksklusif di acara ‘El Hormiguero’ yang disiarkan oleh Antena 3. Marquez, yang kini bergabung dengan Ducati, merek yang mendominasi MotoGP, berbicara tentang berbagai aspek penting, termasuk bagaimana kedekatannya dengan Pecco berkembang selama pramusim, serta peranannya dalam tim yang baru.

Musim MotoGP 2025 sudah dimulai, dan semua mata tertuju pada Marc Marquez. Kedatangannya ke Ducati menambah bumbu persaingan yang semakin sengit di kelas utama. Marquez yang tampil mengesankan dalam tes pramusim di Buriram kini harus bersaing dengan Bagnaia, yang tak diragukan lagi adalah salah satu pembalap terbaik di kelasnya. Meski keduanya memiliki ambisi untuk merebut gelar juara dunia dengan menggunakan Desmosedici GP25, hubungan mereka terbilang sangat harmonis.

Marquez mengungkapkan bahwa kedewasaan dan pengalaman yang dimiliki oleh keduanya telah membantu menciptakan hubungan yang profesional dan positif. “Jika saya dan Pecco bertemu ketika kami berusia 22 atau 25 tahun, itu akan sangat berbeda. Kini kami lebih matang, dan semuanya berjalan dengan sangat baik,” ujar Marquez, yang kini berusia 32 tahun, sementara Bagnaia baru saja memasuki usia 27 tahun.

Marquez memuji sikap Bagnaia, yang ia sebut sebagai seorang “gentleman”. Meskipun memiliki ambisi besar dan berkompetisi dengan sengit di atas lintasan, Bagnaia dikenal tenang dan tidak pernah menunjukkan sikap emosional yang berlebihan. “Kami sudah bekerja sama sejak pramusim, banyak diskusi tentang pengaturan motor, dan ini menunjukkan bahwa kita bisa bekerja bersama untuk kepentingan tim,” jelas Marquez.

Namun, seperti yang diakui oleh Marquez, keduanya tetap berkompetisi dengan intens di lintasan balap. “Setiap balapan, kami masing-masing akan berusaha meraih hasil terbaik. Tidak ada yang bisa mengesampingkan ambisinya, tetapi di luar lintasan, kami tetap bisa bekerja sama dengan baik,” lanjutnya. Ini menunjukkan perubahan signifikan dalam cara Marquez melihat persaingan setelah bertahun-tahun berkompetisi sebagai pembalap muda yang penuh gairah.

Tentu saja, Marquez juga berbicara tentang perjalanan kariernya di MotoGP yang penuh tantangan. Sebelum bergabung dengan Ducati, ia mengungkapkan rasa frustrasinya saat masih membela Honda. “Di Honda, saya bertarung hanya untuk posisi kesepuluh atau kesebelas. Itu bukan untuk saya. Saya bukan pembalap yang puas hanya dengan bertahan,” tuturnya. Marquez merasa bahwa ia membutuhkan lebih dari sekadar bertahan; ia ingin kembali ke jalur kemenangan.

Perpindahannya ke Gresini sebagai tim satelit menjadi titik balik besar dalam karier Marquez. Ia mengakui bahwa keputusan untuk meninggalkan Honda bukanlah hal yang mudah. “Keputusan itu sangat sulit, bukan karena gaji, tetapi lebih karena saya harus mempertimbangkan apa yang terbaik untuk karier saya,” jelas Marquez. Ia menjelaskan bahwa memilih Gresini adalah investasi dalam dirinya sendiri untuk menguji apakah ia masih bisa kompetitif di level tertinggi.

Kini, Marquez berada di tim terbaik dengan motor terbaik, dan ia merasa siap untuk kembali bersaing untuk gelar juara dunia. “Jika saya bisa bersaing dan memenangkan gelar lagi, saya akan merasa seperti saya mencapai tujuan karier saya. Ini adalah kesempatan besar, dan saya siap mengambilnya,” pungkas Marquez, yang kini berada di bawah naungan Ducati dengan keyakinan penuh.

Dengan awal musim yang penuh antisipasi ini, hubungan profesional antara Marquez dan Bagnaia menjadi sorotan utama. Meskipun keduanya memiliki ambisi tinggi, keharmonisan dalam tim Ducati menjadi kekuatan besar dalam perjuangan mereka menuju puncak MotoGP 2025.

Ducati Hadapi Tantangan di Uji Coba MotoGP 2025 Thailand: Marquez dan Bagnaia Berburu Performa Optimal

Sesi uji coba kedua MotoGP 2025 akan digelar di Sirkuit Chang, Buriram, Thailand, pada Rabu, 12 Februari. Tes ini menjadi kesempatan terakhir bagi para tim dan pembalap untuk mengevaluasi performa motor sebelum musim balap resmi dimulai.

Bagi Ducati, sesi ini menjadi ujian penting, terutama bagi dua pembalap andalan mereka, Francesco “Pecco” Bagnaia dan Marc Marquez. Keduanya sebelumnya telah menjalani uji coba di Sirkuit Sepang, Malaysia, pekan lalu, dengan mengendarai dua motor berbeda, yakni Desmosedici GP25 dan The Borgo Panigale. Namun, hasil dari tes tersebut belum sepenuhnya sesuai harapan. Manajer Ducati, Davide Tardozzi, mengungkapkan bahwa Desmosedici GP25 masih memiliki sejumlah kendala teknis yang perlu diperbaiki sebelum musim dimulai. Masalah serupa juga ditemukan pada The Borgo Panigale, terutama dalam hal keseimbangan di lintasan. Dengan persaingan yang semakin ketat, Ducati harus segera menemukan solusi agar tetap kompetitif dalam perburuan gelar.

Di sisi lain, motor Ducati lainnya, Desmosedici GP24, justru tampil lebih konsisten. Franco Morbidelli yang mengendarai motor tersebut dalam sesi uji coba sebelumnya tidak mengalami kendala berarti. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa motor generasi sebelumnya masih lebih stabil dibandingkan model terbaru yang sedang dalam pengembangan.

Sesi uji coba di Buriram akan berlangsung selama dua hari, dari 12 hingga 13 Februari 2025. Tes ini juga menjadi penutup rangkaian uji coba pramusim sebelum dimulainya Grand Prix Thailand, yang merupakan salah satu seri pembuka MotoGP 2025. Ducati berharap tes di Thailand dapat memberikan jawaban atas berbagai kendala yang mereka alami di Sepang. Jika masalah tidak segera teratasi, rival-rival mereka seperti KTM, Yamaha, dan Aprilia bisa mengambil keuntungan dan mengancam dominasi Ducati di musim 2025.

Marc Marquez Siap Tampil Memukau di MotoGP 2025: Kejar Gelar Juara Dunia dengan Ducati

Marc Marquez, pembalap MotoGP asal Spanyol, mengungkapkan ambisi besarnya untuk kembali bersaing memperebutkan gelar juara dunia MotoGP pada musim 2025. Kepercayaan dirinya semakin tinggi setelah bergabung dengan tim pabrikan Ducati untuk musim 2025, setelah sebelumnya membela tim satelit Gresini Racing pada musim lalu dan berhasil finis di posisi ketiga.

Marquez, yang sudah mengantongi delapan gelar juara dunia, mengatakan bahwa musim 2025 dan 2026 akan menjadi dua kesempatan besar baginya untuk meraih gelar, karena ia kini berada di tim terbaik dan bertekad untuk memberikan performa maksimal. Keputusan untuk pindah ke Ducati setelah beberapa tahun bersama tim pabrikan Honda, terutama di tengah pemulihan cedera, ternyata membawa dampak positif. Marquez menunjukkan performa terbaiknya dengan meraih tiga kemenangan di Grand Prix dan akhirnya dipromosikan ke tim Ducati Lenovo, di mana ia akan bergabung dengan juara dunia dua kali, Francesco Bagnaia.

Mengenai musim yang akan datang, Marquez berfokus pada peningkatan daya saingnya dan berharap dapat menghindari cedera. Ia mengakui bahwa kecelakaan adalah bagian dari olahraga ini, namun keinginan terbesarnya adalah tetap sehat. Target utamanya adalah mempertahankan persaingan untuk gelar juara dunia hingga balapan terakhir musim ini.

Pada November 2024, Marquez menjalani debut uji coba bersama tim Ducati di Barcelona, mengendarai motor GP24 dan GP25, setelah sebelumnya menggunakan GP23 sepanjang musim 2024. Menjelang musim baru, Ducati dan Marquez siap memperkenalkan motor Desmosedici 2025 pada acara peluncuran yang akan diadakan di Italia pada 20 Januari mendatang.

Wayne Gardner Prediksi Duel Sengit Marc Marquez vs Francesco Bagnaia di MotoGP 2025

Legenda hidup MotoGP, Wayne Gardner, memberikan pandangannya mengenai persaingan yang diprediksi akan terjadi antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia pada musim balap MotoGP 2025. Gardner, yang pernah berkompetisi di era 1983-1992 dan menjadi pembalap Australia pertama yang meraih gelar juara dunia di kelas GP 500cc pada tahun 1987, memiliki analisis menarik tentang dinamika di Ducati.

Menurut pria berusia 65 tahun ini, misi Marc Marquez untuk menambah koleksi gelar juara dunia akan menjadi tantangan berat. Gardner meyakini bahwa tujuan utama Ducati merekrut Marquez ke tim pabrikan bukanlah untuk menjadikannya juara dunia.

“Saya rasa Ducati telah memutuskan untuk menghapus Marquez dari persaingan gelar,” ujar Gardner, seperti dikutip dari Gazzetta.it. Hal ini menunjukkan bahwa Ducati lebih memilih menjadikan Marquez sebagai sekutu daripada lawan, mengingat performa luar biasanya saat membela tim satelit Ducati pada musim 2024.

“Lebih baik bekerja sama dengannya daripada menghadapi dia sebagai pesaing. Ducati paham betul betapa hebatnya Marquez,” tambah Gardner.

Namun demikian, Gardner tetap yakin bahwa Francesco Bagnaia akan menjadi juara dunia MotoGP 2025. Bagnaia, yang dikenal sebagai “Pecco,” dinilai sangat termotivasi setelah gagal mempertahankan gelar juara dunia pada musim 2024 akibat serangkaian kesalahan kecil yang membuat Jorge Martin merebut mahkota juara.

“Ketika Bagnaia mampu menjaga konsentrasinya 100%, dia adalah pembalap yang tak tertandingi. Saya pikir Pecco akan memenangkan kejuaraan karena dia kecewa dan marah pada dirinya sendiri atas kesalahan musim lalu,” jelas Gardner.

MotoGP 2025 diharapkan menjadi musim yang penuh dengan persaingan ketat. Akankah prediksi Gardner bahwa Bagnaia akan merebut gelar juara dunia terbukti? Atau justru Marquez yang mampu menekan Bagnaia hingga membuatnya kembali melakukan kesalahan? Semua akan terjawab di lintasan.

Marc Marquez Bersinar di MotoGP 2024, Siap Jadi Andalan Ducati di 2025

Marc Marquez tampil gemilang sepanjang MotoGP 2024 bersama tim Gresini Racing. Pebalap asal Spanyol itu berhasil meraih posisi ketiga dalam klasemen akhir dengan torehan 392 poin. Dari total 20 balapan yang digelar, Marc mencatatkan tiga kemenangan, yakni di MotoGP Aragon, MotoGP San Marino, dan MotoGP Australia. Penampilan konsisten Marquez, meski menghadapi persaingan ketat, membuktikan bahwa ia masih menjadi salah satu pebalap terbaik di lintasan MotoGP.

Keberhasilan ini membuka jalan bagi Marquez untuk mendapatkan kontrak dengan tim pabrikan Ducati, salah satu tim paling dominan dalam beberapa musim terakhir. Langkah ini menjadi momen penting dalam karier Marquez, yang sebelumnya sempat diragukan setelah beberapa musim penuh tantangan. Pada musim 2025, ia akan berduet dengan juara dunia MotoGP 2023, Francesco Bagnaia, menjadikan Ducati sebagai tim super yang diperkuat oleh dua pebalap juara dunia.

Keputusan Ducati untuk merekrut Marquez, alih-alih Jorge Martin dari tim Pramac yang justru meraih gelar juara dunia 2024, menunjukkan keyakinan besar dari Gigi Dall’Igna, bos Ducati. Pilihan ini didasari pada pengalaman dan kemampuan Marquez yang mampu menghadapi tekanan tinggi, serta kemampuannya untuk terus memberikan performa maksimal.

“Marc Marquez telah melampaui ekspektasi saya di musim 2024. Namun, saya percaya dia masih memiliki potensi untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik, terutama dari segi kecepatan,” ungkap Dall’Igna dalam wawancaranya dengan Marca. Pernyataan ini menunjukkan kepercayaan penuh Dall’Igna terhadap Marquez untuk membawa Ducati semakin mendominasi.

Musim MotoGP 2025 akan dimulai pada awal Maret dengan MotoGP Thailand sebagai seri pembuka. Kombinasi dua juara dunia, Marquez dan Bagnaia, diharapkan membawa Ducati ke puncak kejayaan. Kolaborasi mereka akan menjadi sorotan utama, terutama karena keduanya memiliki gaya balap yang agresif namun cerdas. Para penggemar juga penasaran bagaimana Marquez akan beradaptasi dengan motor Ducati yang memiliki karakteristik berbeda dari motor sebelumnya.

Bagi Marquez, musim 2025 bukan hanya soal membuktikan diri, tetapi juga kesempatan untuk kembali meraih gelar juara dunia yang telah lama dinantikan. Dengan semangat juang yang tak pernah pudar, ia siap memulai babak baru bersama Ducati, membawa harapan tinggi bagi tim dan para penggemarnya di seluruh dunia.

Maverick Vinales Ungkap Kekecewaan Terhadap Aprilia dan Harapan Baru Bersama KTM Tech3

Maverick Vinales, mantan pembalap Suzuki dan Yamaha, mengakhiri perjalanannya bersama Aprilia pada musim MotoGP 2024 setelah tiga tahun bergabung. Mulai musim 2025, pembalap asal Spanyol ini akan berlabuh di tim Red Bull KTM Tech3, bersama Enea Bastianini. Vinales menyelesaikan MotoGP 2024 dengan menempati peringkat tujuh klasemen akhir, meskipun dirinya merasa performanya bisa lebih baik.

Dalam wawancara dengan Autosport, Vinales mengungkapkan penyesalan terbesarnya bersama Aprilia adalah keputusan tim untuk melakukan perubahan besar pada motor RS-GP spesifikasi 2024. Menurutnya, basis motor tahun 2023 dengan sedikit penyesuaian pada aerodinamika seharusnya menjadi pilihan terbaik untuk bersaing.

“Ketika saya menyelesaikan musim 2023 di Valencia, saya hanya meminta dua hal: memperbaiki performa motor saat start dan mempertahankan basis motor yang sama. Saya sangat menyukai motor 2023,” ujar Vinales.

Namun, pada uji coba di Sepang, Vinales mendapati perubahan signifikan pada motor RS-GP 2024 yang membuatnya merasa tidak nyaman sepanjang musim. Meskipun begitu, ia tetap berhasil mencatatkan kemenangan sebagai satu-satunya pembalap non-Ducati yang meraih podium pertama di MotoGP 2024.

Vinales juga sempat berandai-andai jika bisa menggunakan motor RS-GP 2023 pada musim lalu. “Saya tidak yakin apakah itu cukup untuk menantang Ducati, tetapi yang pasti motor tersebut mampu memberikan konsistensi untuk berada di empat besar. Kami memahami setelan motor apa yang tepat, namun saya harus menerima kenyataan balapan sepanjang 2024 dengan motor yang tidak sesuai ekspektasi,” tambahnya.

Dengan semangat baru di KTM Tech3, Vinales berharap dapat menunjukkan performa terbaiknya di MotoGP 2025. Kolaborasinya dengan Enea Bastianini diharapkan mampu membawa tim ke tingkat kompetitif yang lebih tinggi.

Strategi Baru untuk MotoGP 2025: Davide Tardozzi Minta Bagnaia Berhenti Terlalu Sopan di Trek!

Jelang persaingan MotoGP 2025, Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, memberikan pesan tegas kepada Francesco Bagnaia. Ia menegaskan bahwa sikap terlalu “polos” tidak lagi cukup untuk menghadapi Jorge Martin dan rival-rival tangguh lainnya di lintasan. Menurutnya, persaingan musim depan akan jauh lebih ketat, di mana setiap pembalap harus siap bermain keras untuk bertahan.

Bagnaia, yang harus puas finis di posisi kedua pada MotoGP 2024 setelah kalah poin dari Jorge Martin, diminta untuk mengubah pendekatan balapnya. Tardozzi menilai Martin memiliki keberanian, bahkan keberanian untuk mengambil risiko besar, demi memastikan dominasinya di lintasan. Strategi agresif seperti itu, kata Tardozzi, bisa jadi kunci keberhasilan Martin dalam merebut gelar juara dunia.

“Pecco, Martin punya keberanian untuk menghancurkanmu. Dia telah menempatkan dirinya di posisi itu di grid. Dia sudah memutuskan untuk mengganggumu, dan dia akan melakukan apa pun yang diperlukan,” ujar Tardozzi, seperti dikutip dari Motorsport.

Bagnaia diperingatkan bahwa dalam persaingan ketat MotoGP 2025, menjadi pembalap yang terlalu sopan bisa menjadi kelemahan fatal. “Pecco harus memahami bahwa Anda tidak bisa terus menjadi ‘pria sejati’ di lintasan. Sikap terlalu santun hanya akan memberikan celah kepada lawan untuk menyingkirkan Anda,” tambah Tardozzi.

Ia juga mengungkapkan bahwa Martin sudah memutuskan untuk bermain agresif sejak tikungan pertama. “Dia menargetkanmu di tikungan awal. Dia siap menabrakmu tanpa ragu. Jadi, berhentilah bersikap terlalu sopan karena mereka semua siap menghancurkanmu,” katanya lagi dengan nada penuh peringatan.

Pesan ini tidak hanya menjadi tantangan bagi Bagnaia tetapi juga mengisyaratkan bahwa musim 2025 akan menjadi salah satu musim paling menegangkan dalam sejarah MotoGP. Bagaimana Bagnaia akan merespons tekanan ini? Apakah dia mampu mengadopsi pendekatan agresif tanpa kehilangan gaya balapnya yang terukur? Para penggemar MotoGP hanya bisa menunggu dan menyaksikan, dengan harapan bahwa perubahan ini dapat membawa Bagnaia kembali ke puncak klasemen.

Tekanan Meningkat, Marc Marquez di Ujian Baru bersama Ducati

Juara dunia MotoGP enam kali, Marc Marquez, mengakui bahwa ia merasakan tekanan besar setelah bergabung dengan tim Ducati. Meski begitu, Marquez sangat antusias menyambut tantangan baru ini dan tak sabar memulai musim 2025.

Marquez dipromosikan ke tim Ducati pabrikan setelah menunjukkan performa impresif bersama tim Gresini pada MotoGP 2024. Pebalap berusia 31 tahun itu menjadi satu-satunya pembalap yang berhasil meraih kemenangan menggunakan GP23, dengan tiga kemenangan di balapan grand prix. Ia juga berhasil finis di posisi ketiga klasemen akhir, di bawah Francesco Bagnaia dan juara dunia Jorge Martin.

Keberhasilan Marquez di musim 2024 membuatnya unggul atas rekan setim Ducati, Enea Bastianini, yang menggunakan GP24 dan finis di posisi keempat dengan selisih enam poin dari Marquez, meskipun ia meraih dua kemenangan grand prix.

Pada musim depan, Marquez akan menghadapi ekspektasi tinggi dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP. Ia mengungkapkan bahwa tujuannya adalah untuk “mencuri ilmu” dari Bagnaia, sang juara dunia, dan mengaplikasikannya dalam perjuangan merebut gelar.

“Aku datang ke tim juara dunia. Tentu ada tekanan, tetapi aku sangat ingin melakukannya!” ujar Marquez kepada Servus TV, yang dikutip oleh Corsedimoto. “Aku sudah meninggalkan zona nyaman di Honda, dan aku melihat ini sebagai kesempatan yang harus diambil. Musim depan, aku harus mengadopsi pendekatan yang berbeda.”

“Ini adalah tim baru bagiku. Pecco (Bagnaia) telah meraih banyak kemenangan dalam beberapa tahun terakhir. Aku ingin belajar darinya, tetapi tentu saja aku juga ingin menang,” lanjut Marquez.

Marquez juga menambahkan bahwa ia merasa dalam kondisi fisik yang sangat baik dan siap menghadapi tantangan di musim depan. “Kami mengendarai motor yang sama, dan aku merasa sangat siap. Aku tak sabar untuk memulai musim baru.”

MotoGP 2025 akan dimulai dengan seri di Thailand pada akhir Februari. Sebelum itu, para pebalap akan menjalani dua tes pramusim di Sepang dan Buriram.