Di Giannantonio Siap Guncang Lusail: “Kami Di Sini untuk Bersenang-Senang dan Ganggu yang Merah

Fabio Di Giannantonio, pembalap tim VR46, kembali ke sirkuit Lusail dengan semangat tinggi setelah tampil gemilang di Grand Prix Amerika. Pembalap asal Italia ini mencatatkan finis ketiga di GP tersebut, pencapaian yang membawanya naik ke posisi kelima klasemen sementara MotoGP 2025, hanya terpaut 43 poin dari pemimpin klasemen, Alex Marquez. Musim ini menjadi awal yang menjanjikan bagi Di Giannantonio meskipun sempat diganggu cedera di masa pra-musim. Ia menjadi salah satu pembalap Ducati GP25 tercepat di grid.

Kembali ke Qatar, tempat di mana ia meraih kemenangan MotoGP pertamanya tahun lalu, memberikan makna emosional tersendiri bagi Di Giannantonio. Ia menggambarkan perjalanan kariernya seperti naik rollercoaster, dan merasa bahagia bisa kembali dengan situasi yang jauh lebih positif. Namun, ia tidak ingin terbebani ekspektasi. Sebaliknya, ia ingin menikmati balapan dan memberikan penampilan terbaik tanpa tekanan berlebih. Menurutnya, tekanan lebih pantas ditujukan kepada tim pabrikan Ducati. Ia berseloroh, “Kami di sini untuk bersenang-senang dan mengganggu mereka.”

Di Giannantonio juga menegaskan bahwa kembalinya ke Qatar bukan hanya soal nostalgia kemenangan tahun lalu, tetapi juga karena momentum positif yang sedang ia rasakan. Dari posisi ke-10 ke podium dalam satu akhir pekan, ia merasa semakin percaya diri. Kini, ia siap menghadapi balapan di Lusail dengan semangat tinggi dan target untuk terus merangsek ke depan.

Marc Marquez Catat Kemenangan Keempat di Argentina, Samai Rekor Angel Nieto

Marc Marquez kembali menunjukkan dominasinya di MotoGP 2025 dengan meraih kemenangan keempat di GP Argentina. Pembalap Ducati Lenovo itu tampil impresif pada balapan yang digelar Minggu malam waktu setempat, setelah berhasil mengungguli duel sengit dengan sang adik, Alex Marquez, yang finis di posisi kedua. Kemenangan ini juga menambah catatan kemenangan sepanjang kariernya menjadi 90, menyamai rekor legenda MotoGP, Angel Nieto.

Balapan tidak berjalan mudah bagi Marc, yang sempat melakukan kesalahan kecil di tikungan pertama pada lap keempat. Hal ini dimanfaatkan oleh Alex untuk mengambil alih posisi terdepan. Kedua bersaudara tersebut mendapat tekanan dari Franco Morbidelli yang menggunakan strategi berbeda dengan ban belakang lunak. Namun, seiring berjalannya balapan, performa Morbidelli menurun, menyisakan pertarungan ketat antara Marc dan Alex.

Dengan sepuluh lap tersisa, Alex nyaris mendapat keuntungan saat Marc hampir kehilangan keseimbangan. Namun, Marc tetap tenang dan terus menempel motor Gresini milik adiknya. Upaya pertamanya untuk menyalip di Tikungan 5 dengan delapan lap tersisa tidak membuahkan hasil karena melebar. Akhirnya, pada lima lap terakhir, Marc berhasil merebut posisi terdepan dan mempertahankan keunggulannya hingga finis.

Morbidelli akhirnya mengamankan podium ketiga setelah berhasil menahan Francesco Bagnaia, yang harus puas di posisi keempat dengan selisih hanya setengah detik. Seri MotoGP berikutnya akan berlangsung di Amerika, di mana persaingan dipastikan semakin ketat.

Duo Marquez Kuasai Klasemen MotoGP 2025, Marc Kokoh di Puncak

Dua bersaudara, Marc Marquez dan Alex Marquez, kini memimpin klasemen sementara MotoGP 2025 setelah tampil impresif dalam dua seri terakhir. Marc Marquez, yang membalap untuk Ducati, sukses mendominasi GP Argentina di Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo. Ia meraih pole position, menjuarai sprint race, dan finis pertama dalam balapan utama. Kemenangan ini menjadi yang kedua baginya setelah sebelumnya berjaya di GP Thailand. Dengan torehan tersebut, Marc kini mengoleksi 74 poin dan bertengger di puncak klasemen sementara.

Alex Marquez juga menunjukkan performa luar biasa bersama Gresini Racing. Dalam dua seri terakhir, ia selalu finis di posisi kedua, tepat di belakang sang kakak. Hasil ini mengantarkannya ke peringkat kedua klasemen dengan total 58 poin. Sementara itu, rekan setim Marc di Ducati, Francesco “Pecco” Bagnaia, berada di peringkat ketiga dengan 43 poin. Pecco harus puas finis keempat di GP Argentina setelah mengalami tekanan dari pembalap Pertamina Enduro VR46, Franco Morbidelli, yang kini menempati posisi keempat klasemen dengan 37 poin.

Morbidelli mencatat pencapaian istimewa dengan meraih podium pertamanya dalam empat tahun terakhir. Sementara itu, rookie asal Jepang, Ai Ogura dari Trackhouse MotoGP Team, tampil mengejutkan dengan koleksi 25 poin, sama seperti pembalap Honda LCR, Johann Zarco. Seri berikutnya akan berlangsung di Grand Prix Amerika pada 28-31 Maret, di mana para pembalap akan kembali bersaing untuk mempertahankan atau merebut posisi di papan atas klasemen.

MotoGP Thailand: Marquez Kembali Tampil Memukau, Jadi Binatang Buas di Lintasan!

Marc Marquez akhirnya memecahkan kutukan yang telah menghalangi dirinya untuk meraih kemenangan di balapan pembuka sejak MotoGP Qatar 2014. Dalam balapan GP Thailand yang berlangsung di Sirkuit Internasional Chang pada Minggu, 2 Maret 2025, Marquez sukses mengalahkan adiknya, Alex Marquez, dalam sebuah pertarungan yang sengit. Kemenangan ini menjadi pencapaian luar biasa, mengingat persaingan ketat dan kondisi trek yang penuh tantangan.

Pada usia 32 tahun, Marquez berhasil mencatatkan sejarah baru sebagai pembalap debutan untuk tim pabrikan Ducati yang langsung meraih kemenangan di balapan perdana, mirip dengan prestasi yang ditorehkan oleh Casey Stoner pada GP Qatar 2007. Dengan kemenangan ini, Marquez juga berhasil menyamai rekor Dani Pedrosa yang telah mengumpulkan 112 podium sepanjang kariernya di MotoGP.

Marquez mengungkapkan kegembiraannya setelah balapan: “Memulai musim dengan Ducati seperti ini, di Thailand, bersama adik saya, adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Ini sungguh luar biasa,” ujarnya sambil menggendong seorang bocah Thailand yang mengenakan kostum balapnya dan mengajak bocah tersebut untuk berfoto bersama di parc ferme.

Balapan utama berlangsung dalam suhu yang sangat panas, mencapai 36 derajat Celcius, yang membuat beberapa pembalap kesulitan bertahan, salah satunya Fabio Di Giannantonio yang terpaksa mundur setelah Sprint Race pada hari sebelumnya. Meskipun kondisi sangat menantang, Marquez tampil seperti peluru, melesat dengan kecepatan luar biasa dan berusaha mempertahankan posisinya di depan.

Kontak antara Alex Marquez dan Francesco Bagnaia di tikungan awal mempengaruhi jalannya balapan, dan memberi peluang bagi Ai Ogura untuk naik ke urutan ketiga. Namun, Alex Marquez dengan cepat kembali merebut tempatnya di podium. Meskipun dia mengaku tidak mengincar gelar juara, Alex tetap menunjukkan performa agresif, sementara Francesco Bagnaia yang tergeser ke posisi belakang berjuang keras untuk mengejar ketertinggalannya.

Performa impresif juga ditunjukkan oleh Ogura, pembalap rookie asal Jepang, yang berhasil menempatkan dirinya di posisi keempat pada balapan MotoGP perdananya. Begitu juga dengan Raul Fernandez, yang meskipun sempat kesulitan, berhasil naik ke posisi ketujuh sebelum akhirnya kembali ke pit karena suhu tinggi yang mempengaruhi performa motornya.

Di sisi lain, Pedro Acosta mengalami insiden pada Tikungan 1, yang membuat tim KTM kecewa dengan hasilnya. Brad Binder, satu-satunya pembalap KTM yang tersisa, berjuang keras dari posisi P12 untuk bisa masuk ke dalam 10 besar. Meskipun sempat menghadapi kesulitan, Binder mampu bangkit dan melanjutkan perjuangannya di trek.

Marquez akhirnya berhasil melampaui Alex di lap 17, dengan keuletan dan kesabaran yang membuahkan hasil. Menyusul adiknya di tikungan terakhir, Marc langsung tancap gas dan merayakan kemenangan yang membuktikan dirinya masih menjadi ancaman di balapan MotoGP, meskipun dengan tantangan baru di tim Ducati.

Kemenangan ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi Marquez, tetapi juga bagi keluarga Marquez, Ducati, dan Gresini Racing, yang turut merayakan momen bersejarah ini. Meskipun balapan berlangsung dalam kondisi yang sangat menantang, dengan banyak pembalap yang menghadapi masalah teknis dan fisik, Marc Marquez menunjukkan bahwa ia masih memiliki kekuatan dan semangat untuk bersaing di level tertinggi.

Dengan hasil ini, Marquez membuka musim 2025 dengan catatan gemilang, dan memberikan harapan bagi para penggemarnya bahwa MotoGP tahun ini akan semakin seru dengan persaingan yang ketat di setiap sirkuit.

MotoGP Thailand: Marquez Bersaudara Tercepat, Bagnaia Kesulitan!

Pada sesi latihan bebas MotoGP Thailand yang digelar Jumat (28/2/2025), Alex Marquez menunjukkan performa luar biasa dengan menempati posisi teratas setelah mencatatkan waktu terbaik di latihan kedua. Dengan upaya terakhirnya, Marquez berhasil mencatatkan waktu 1 menit 29,020 detik, mengalahkan sang kakak, Marc Marquez, yang harus puas di posisi kedua dengan selisih tipis hanya 0,052 detik.

Meski Marc Marquez berhasil memperbaiki waktunya pada lap terakhir, ia masih tidak mampu mengatasi catatan waktu adiknya. Sementara itu, pembalap Ducati Francesco Bagnaia yang sempat menjadi sorotan, gagal mendapatkan tiket otomatis ke babak Q2 setelah waktu terbaiknya 1 menit 29,492 detik dihapus akibat insiden bendera kuning yang terjadi setelah Marco Bezzecchi dari Aprilia terjatuh di Tikungan 3.

Kecelakaan Bezzecchi sempat mengguncang sesi latihan dan menyebabkan gangguan sejenak, dengan bendera kuning dikibarkan di area tersebut, mengakibatkan beberapa catatan waktu dibatalkan, termasuk yang dimiliki Bagnaia. Meskipun demikian, Bezzecchi tetap bisa bertahan di posisi keempat, meski sempat terguncang oleh insiden tersebut.

Pedro Acosta dari KTM, yang tampil impresif sepanjang sesi, berhasil melompat ke posisi ketiga di akhir latihan, sementara Marco Bezzecchi berada di urutan keempat meskipun terjatuh. Di posisi kelima, Franco Morbidelli dari tim VR46 berhasil mengamankan tempat di babak kedua kualifikasi dengan performa stabil. Morbidelli juga memanfaatkan momen-momen penting untuk memastikan dirinya lolos, meskipun pada sesi terakhir sempat bersaing dengan Bagnaia.

Sementara itu, juara dunia dua kali, Fabio Quartararo, tampaknya masih berjuang dengan kendala kecil, setelah sempat terjatuh selama latihan, namun tetap mampu membawa Yamaha ke posisi kedelapan, menunjukkan ketangguhannya meski menghadapi tantangan.

Di sisi lain, Joan Mir dari tim Honda, yang juga berada dalam persaingan ketat, harus puas berada di posisi kesembilan setelah berusaha keras untuk mendapatkan waktu terbaiknya. Meskipun sempat terhambat oleh situasi di lintasan, Mir tetap menunjukkan kemampuan yang konsisten.

Dengan hasil ini, persaingan menuju babak kualifikasi MotoGP Thailand semakin ketat, dengan banyak pembalap yang menunjukkan performa luar biasa, termasuk para rider top yang siap bersaing di babak-babak selanjutnya.

Sesi latihan MotoGP Thailand ini tidak hanya menampilkan para pembalap top, tetapi juga menguji ketangguhan mental dan fisik mereka di trek yang penuh tantangan. Persaingan yang semakin sengit menjanjikan pertarungan seru di sesi kualifikasi dan balapan utama yang akan datang.

Jorge Martin Singgung Tantangan MotoGP: “Tangan Satu, Balapan Banyak”

Juara bertahan MotoGP, Jorge Martin, menghadapi tantangan besar menjelang musim baru setelah mengalami cedera serius. Pembalap asal Spanyol ini kini harus menjalani masa pemulihan panjang usai menjalani operasi di Barcelona akibat tiga patah tulang di tangan kirinya. Melalui media sosial, Martin mengungkapkan perasaannya tentang situasi sulit yang sedang ia hadapi.

Kecelakaan Beruntun yang Merugikan

Sebelumnya, Martin terjatuh saat menjalani tes pramusim di Sepang, Malaysia, pada awal Februari. Kecelakaan tersebut membuatnya mengalami dua patah tulang di tangan kanannya, sehingga harus menjalani operasi pertama di Barcelona. Dengan tekad kuat, ia terus berusaha pulih agar bisa ikut serta dalam Grand Prix Thailand, yang menjadi seri pembuka MotoGP 2025.

Namun, nasib buruk kembali menimpanya. Saat menjalani sesi latihan privat dengan motor supermotard sebagai bagian dari uji coba kekuatan tangannya yang cedera, Martin kembali mengalami insiden. Kali ini, ia mengalami patah tulang di tangan kiri serta kaki kirinya, yang semakin memperburuk kondisinya.

Harus Menepi dari Lintasan, Butuh Waktu Pemulihan

Setelah kecelakaan kedua, Martin kembali naik ke meja operasi di bawah penanganan Dr. Xavier Mir dan tim medis di Barcelona. Dokter memperkirakan bahwa masa pemulihannya akan memakan waktu sekitar delapan hingga sepuluh minggu, yang berarti ia dipastikan absen dari empat balapan pertama musim ini.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Martin tak bisa menyembunyikan rasa kecewa:

“Mengalami cedera memang berat, tapi ketika bertubi-tubi seperti ini, rasanya jauh lebih sulit. Baik secara fisik maupun mental, saya harus menerima kenyataan bahwa untuk pertama kalinya dalam hidup, saya akan melewatkan balapan pembuka musim.”

Musim 2025 sejatinya menjadi momen besar bagi Martin. Setelah empat musim membela Ducati Pramac, ia kini memperkuat Aprilia sebagai pembalap utama tim pabrikan. Dengan status sebagai juara bertahan, ia bahkan menggunakan nomor 1 di motornya. Namun, alih-alih memulai musim dengan gemilang, Martin justru harus menghadapi kenyataan pahit.

“Saya benar-benar tidak menyangka musim ini akan dimulai seperti ini. Saat saya mencoba kembali berlatih setelah kecelakaan di Sepang, saya mengalami highside yang membuat saya mengalami empat patah tulang tambahan, padahal saya baru saja pulih dari tiga patah tulang sebelumnya,” ungkapnya.

Bangkit dari Cedera, Fokus Kembali ke Balapan

Meski menghadapi cobaan berat, Martin tetap menunjukkan mentalitas seorang juara. Ia percaya bahwa tantangan ini bisa ia lalui, meski tidak mudah.

“Jika ada satu hal yang saya pelajari, setiap tantangan pasti bisa diatasi. Saya tidak tahu apakah ini akan membuat saya lebih kuat, tapi yang pasti saya akan melewatinya, seperti yang selalu saya lakukan.”

Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Aprilia, keluarga, serta para penggemarnya yang terus memberikan dukungan. Martin kini berfokus penuh pada proses pemulihannya agar bisa kembali ke lintasan secepat mungkin dan mempertahankan gelar juara dunia MotoGP 2025.

Meskipun harus melewatkan beberapa balapan, Martin tetap optimis bisa kembali ke performa terbaiknya. Namun, perjalanan mempertahankan gelar kali ini jelas akan menjadi tantangan besar bagi sang juara bertahan.

Marquez: Bagnaia Pria Sejati, namun di Atas Lintasan Seorang Pejuang

Marc Marquez, juara dunia MotoGP delapan kali, membuka diri tentang perjalanan kariernya dan hubungan profesionalnya dengan rekan setim barunya, Francesco Bagnaia, dalam wawancara eksklusif di acara ‘El Hormiguero’ yang disiarkan oleh Antena 3. Marquez, yang kini bergabung dengan Ducati, merek yang mendominasi MotoGP, berbicara tentang berbagai aspek penting, termasuk bagaimana kedekatannya dengan Pecco berkembang selama pramusim, serta peranannya dalam tim yang baru.

Musim MotoGP 2025 sudah dimulai, dan semua mata tertuju pada Marc Marquez. Kedatangannya ke Ducati menambah bumbu persaingan yang semakin sengit di kelas utama. Marquez yang tampil mengesankan dalam tes pramusim di Buriram kini harus bersaing dengan Bagnaia, yang tak diragukan lagi adalah salah satu pembalap terbaik di kelasnya. Meski keduanya memiliki ambisi untuk merebut gelar juara dunia dengan menggunakan Desmosedici GP25, hubungan mereka terbilang sangat harmonis.

Marquez mengungkapkan bahwa kedewasaan dan pengalaman yang dimiliki oleh keduanya telah membantu menciptakan hubungan yang profesional dan positif. “Jika saya dan Pecco bertemu ketika kami berusia 22 atau 25 tahun, itu akan sangat berbeda. Kini kami lebih matang, dan semuanya berjalan dengan sangat baik,” ujar Marquez, yang kini berusia 32 tahun, sementara Bagnaia baru saja memasuki usia 27 tahun.

Marquez memuji sikap Bagnaia, yang ia sebut sebagai seorang “gentleman”. Meskipun memiliki ambisi besar dan berkompetisi dengan sengit di atas lintasan, Bagnaia dikenal tenang dan tidak pernah menunjukkan sikap emosional yang berlebihan. “Kami sudah bekerja sama sejak pramusim, banyak diskusi tentang pengaturan motor, dan ini menunjukkan bahwa kita bisa bekerja bersama untuk kepentingan tim,” jelas Marquez.

Namun, seperti yang diakui oleh Marquez, keduanya tetap berkompetisi dengan intens di lintasan balap. “Setiap balapan, kami masing-masing akan berusaha meraih hasil terbaik. Tidak ada yang bisa mengesampingkan ambisinya, tetapi di luar lintasan, kami tetap bisa bekerja sama dengan baik,” lanjutnya. Ini menunjukkan perubahan signifikan dalam cara Marquez melihat persaingan setelah bertahun-tahun berkompetisi sebagai pembalap muda yang penuh gairah.

Tentu saja, Marquez juga berbicara tentang perjalanan kariernya di MotoGP yang penuh tantangan. Sebelum bergabung dengan Ducati, ia mengungkapkan rasa frustrasinya saat masih membela Honda. “Di Honda, saya bertarung hanya untuk posisi kesepuluh atau kesebelas. Itu bukan untuk saya. Saya bukan pembalap yang puas hanya dengan bertahan,” tuturnya. Marquez merasa bahwa ia membutuhkan lebih dari sekadar bertahan; ia ingin kembali ke jalur kemenangan.

Perpindahannya ke Gresini sebagai tim satelit menjadi titik balik besar dalam karier Marquez. Ia mengakui bahwa keputusan untuk meninggalkan Honda bukanlah hal yang mudah. “Keputusan itu sangat sulit, bukan karena gaji, tetapi lebih karena saya harus mempertimbangkan apa yang terbaik untuk karier saya,” jelas Marquez. Ia menjelaskan bahwa memilih Gresini adalah investasi dalam dirinya sendiri untuk menguji apakah ia masih bisa kompetitif di level tertinggi.

Kini, Marquez berada di tim terbaik dengan motor terbaik, dan ia merasa siap untuk kembali bersaing untuk gelar juara dunia. “Jika saya bisa bersaing dan memenangkan gelar lagi, saya akan merasa seperti saya mencapai tujuan karier saya. Ini adalah kesempatan besar, dan saya siap mengambilnya,” pungkas Marquez, yang kini berada di bawah naungan Ducati dengan keyakinan penuh.

Dengan awal musim yang penuh antisipasi ini, hubungan profesional antara Marquez dan Bagnaia menjadi sorotan utama. Meskipun keduanya memiliki ambisi tinggi, keharmonisan dalam tim Ducati menjadi kekuatan besar dalam perjuangan mereka menuju puncak MotoGP 2025.

Ducati Hadapi Tantangan di Uji Coba MotoGP 2025 Thailand: Marquez dan Bagnaia Berburu Performa Optimal

Sesi uji coba kedua MotoGP 2025 akan digelar di Sirkuit Chang, Buriram, Thailand, pada Rabu, 12 Februari. Tes ini menjadi kesempatan terakhir bagi para tim dan pembalap untuk mengevaluasi performa motor sebelum musim balap resmi dimulai.

Bagi Ducati, sesi ini menjadi ujian penting, terutama bagi dua pembalap andalan mereka, Francesco “Pecco” Bagnaia dan Marc Marquez. Keduanya sebelumnya telah menjalani uji coba di Sirkuit Sepang, Malaysia, pekan lalu, dengan mengendarai dua motor berbeda, yakni Desmosedici GP25 dan The Borgo Panigale. Namun, hasil dari tes tersebut belum sepenuhnya sesuai harapan. Manajer Ducati, Davide Tardozzi, mengungkapkan bahwa Desmosedici GP25 masih memiliki sejumlah kendala teknis yang perlu diperbaiki sebelum musim dimulai. Masalah serupa juga ditemukan pada The Borgo Panigale, terutama dalam hal keseimbangan di lintasan. Dengan persaingan yang semakin ketat, Ducati harus segera menemukan solusi agar tetap kompetitif dalam perburuan gelar.

Di sisi lain, motor Ducati lainnya, Desmosedici GP24, justru tampil lebih konsisten. Franco Morbidelli yang mengendarai motor tersebut dalam sesi uji coba sebelumnya tidak mengalami kendala berarti. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa motor generasi sebelumnya masih lebih stabil dibandingkan model terbaru yang sedang dalam pengembangan.

Sesi uji coba di Buriram akan berlangsung selama dua hari, dari 12 hingga 13 Februari 2025. Tes ini juga menjadi penutup rangkaian uji coba pramusim sebelum dimulainya Grand Prix Thailand, yang merupakan salah satu seri pembuka MotoGP 2025. Ducati berharap tes di Thailand dapat memberikan jawaban atas berbagai kendala yang mereka alami di Sepang. Jika masalah tidak segera teratasi, rival-rival mereka seperti KTM, Yamaha, dan Aprilia bisa mengambil keuntungan dan mengancam dominasi Ducati di musim 2025.

Yamaha Factory MotoGP Siapkan Strategi Baru dengan Dovizioso dan Fernandez Menyongsong Musim 2025

Yamaha Factory MotoGP menghadapi tantangan besar dalam persiapan mereka untuk musim 2025, terutama setelah absennya Cal Crutchlow sebagai test rider utama. Untuk mengatasi kekurangan ini, tim memutuskan untuk memanggil Andrea Dovizioso, yang kini menjabat sebagai konsultan penguji Yamaha, guna membantu pengembangan motor YZR-M1 dan mesin V4 yang direncanakan untuk 2026.

Dengan Augusto Fernandez yang kini berperan sebagai test rider, serta keterlibatan pembalap top seperti Fabio Quartararo dan Alex Rins, Yamaha berharap bisa mengejar ketertinggalan dari tim-tim Eropa yang lebih dominan. Tes di Sepang, yang dijadwalkan pada 31 Januari hingga 2 Februari 2025, akan menjadi momen penting untuk menentukan arah pengembangan teknis mereka.

Kepala tim Yamaha, Massimo Meregalli, menyatakan kepada GPOne bahwa meskipun Crutchlow masih dalam masa pemulihan dari infeksi tangan pascaoperasi, peran Crutchlow sangat dibutuhkan untuk membimbing Fernandez, yang baru saja memulai karirnya sebagai test rider. Namun, dengan kondisi Crutchlow yang belum sepenuhnya pulih, Dovizioso diharapkan dapat menggantikan peran tersebut untuk sementara waktu.

Pada sesi Shakedown MotoGP di Sepang, Dovizioso dan Fernandez akan terlibat langsung dalam pengujian motor YZR-M1 2025 dan mesin V4 yang sedang dalam tahap awal pengembangan untuk regulasi MotoGP 2027. Yamaha memanfaatkan status konsesi untuk melakukan uji coba lebih luas, mengikuti jejak Honda Racing Corporation (HRC), guna mempercepat inovasi teknis mereka.

Bagi Fernandez, tantangan besar bukan hanya beradaptasi dengan peran barunya sebagai test rider, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan motor YZR-M1 dan mesin V4 Yamaha yang memiliki potensi besar untuk masa depan. Dovizioso, dengan pengalamannya yang luas di MotoGP, akan menjadi sosok kunci dalam membantu Yamaha mengurangi kesenjangan performa dengan pabrikan Eropa.

Meskipun mesin inline-four tetap digunakan pada musim 2025, Yamaha sudah mempersiapkan perubahan besar dengan proyek mesin V4 yang lebih tangguh untuk menghadapi regulasi baru pada 2026. Kehadiran Dovizioso di tes Sepang dan perannya dalam pengembangan mesin V4 menunjukkan komitmen Yamaha untuk kembali ke persaingan papan atas MotoGP.

Dengan inovasi teknis yang matang, musim 2025 bisa menjadi titik balik bagi Yamaha dalam perburuan gelar juara dunia.

Fabio Di Giannantonio Fokus Pulihkan Kondisi Fisik Demi MotoGP 2025

Pembalap Pertamina Enduro VR46 Racing Team, Fabio Di Giannantonio, atau yang akrab disapa Diggia, mengungkapkan bahwa kondisi fisiknya saat ini baru mencapai 85 persen setelah menjalani operasi cedera bahu pada awal November lalu.

“Kondisi fisik saya sekarang sekitar 85 persen. Target saya adalah mencapai 100 persen, meskipun itu sulit mengingat jenis cedera yang saya alami,” ujar Diggia dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.

Cedera itu bermula dari kecelakaan saat sesi latihan di GP Austria, di mana Diggia terjatuh dengan kecepatan tinggi dan mengalami dislokasi bahu kiri. Setelah melalui berbagai pemeriksaan, ia dinyatakan tidak fit untuk melanjutkan balapan.

Untuk memulihkan cedera, Diggia menjalani operasi artroskopi di klinik Villa Stuart, Roma, yang dilakukan oleh Profesor Alessandro Castagna. Meskipun pemulihan normal membutuhkan waktu enam hingga tujuh bulan, tim medis berusaha memangkas durasi tersebut menjadi empat bulan agar ia bisa segera kembali ke lintasan.

Diggia mengakui bahwa bahu kirinya belum sepenuhnya pulih dan masih terasa tidak nyaman saat mengendarai motor Ducati Desmosedici GP23. Namun, ia tetap optimis untuk mencapai kondisi fisik yang cukup baik guna memulai musim MotoGP 2025.

“Memang tidak mudah mencapai 100 persen, tetapi target saya adalah minimal 90 persen agar bisa tampil kompetitif di balapan pertama,” katanya.

Meski cedera dan operasi memengaruhi persiapannya, Diggia menegaskan bahwa fokus utamanya tetap pada pemulihan kondisi fisik. Ia tidak melakukan persiapan khusus untuk motor barunya, Ducati Desmosedici GP25, karena lebih memprioritaskan kebugaran tubuh.

“Sebenarnya, operasi ini dilakukan setelah GP Thailand tahun lalu dan menyita banyak waktu. Selama tiga setengah bulan terakhir, saya fokus memulihkan kondisi tubuh. Jadi, persiapannya lebih terpusat pada fisik daripada perubahan motor,” jelasnya.

Dengan usaha keras dan dukungan tim, Diggia berharap dapat kembali bersaing di lintasan MotoGP dan tampil maksimal pada musim 2025.