MotoGP Thailand: Marquez Bersaudara Tercepat, Bagnaia Kesulitan!

Pada sesi latihan bebas MotoGP Thailand yang digelar Jumat (28/2/2025), Alex Marquez menunjukkan performa luar biasa dengan menempati posisi teratas setelah mencatatkan waktu terbaik di latihan kedua. Dengan upaya terakhirnya, Marquez berhasil mencatatkan waktu 1 menit 29,020 detik, mengalahkan sang kakak, Marc Marquez, yang harus puas di posisi kedua dengan selisih tipis hanya 0,052 detik.

Meski Marc Marquez berhasil memperbaiki waktunya pada lap terakhir, ia masih tidak mampu mengatasi catatan waktu adiknya. Sementara itu, pembalap Ducati Francesco Bagnaia yang sempat menjadi sorotan, gagal mendapatkan tiket otomatis ke babak Q2 setelah waktu terbaiknya 1 menit 29,492 detik dihapus akibat insiden bendera kuning yang terjadi setelah Marco Bezzecchi dari Aprilia terjatuh di Tikungan 3.

Kecelakaan Bezzecchi sempat mengguncang sesi latihan dan menyebabkan gangguan sejenak, dengan bendera kuning dikibarkan di area tersebut, mengakibatkan beberapa catatan waktu dibatalkan, termasuk yang dimiliki Bagnaia. Meskipun demikian, Bezzecchi tetap bisa bertahan di posisi keempat, meski sempat terguncang oleh insiden tersebut.

Pedro Acosta dari KTM, yang tampil impresif sepanjang sesi, berhasil melompat ke posisi ketiga di akhir latihan, sementara Marco Bezzecchi berada di urutan keempat meskipun terjatuh. Di posisi kelima, Franco Morbidelli dari tim VR46 berhasil mengamankan tempat di babak kedua kualifikasi dengan performa stabil. Morbidelli juga memanfaatkan momen-momen penting untuk memastikan dirinya lolos, meskipun pada sesi terakhir sempat bersaing dengan Bagnaia.

Sementara itu, juara dunia dua kali, Fabio Quartararo, tampaknya masih berjuang dengan kendala kecil, setelah sempat terjatuh selama latihan, namun tetap mampu membawa Yamaha ke posisi kedelapan, menunjukkan ketangguhannya meski menghadapi tantangan.

Di sisi lain, Joan Mir dari tim Honda, yang juga berada dalam persaingan ketat, harus puas berada di posisi kesembilan setelah berusaha keras untuk mendapatkan waktu terbaiknya. Meskipun sempat terhambat oleh situasi di lintasan, Mir tetap menunjukkan kemampuan yang konsisten.

Dengan hasil ini, persaingan menuju babak kualifikasi MotoGP Thailand semakin ketat, dengan banyak pembalap yang menunjukkan performa luar biasa, termasuk para rider top yang siap bersaing di babak-babak selanjutnya.

Sesi latihan MotoGP Thailand ini tidak hanya menampilkan para pembalap top, tetapi juga menguji ketangguhan mental dan fisik mereka di trek yang penuh tantangan. Persaingan yang semakin sengit menjanjikan pertarungan seru di sesi kualifikasi dan balapan utama yang akan datang.

Jorge Martin Singgung Tantangan MotoGP: “Tangan Satu, Balapan Banyak”

Juara bertahan MotoGP, Jorge Martin, menghadapi tantangan besar menjelang musim baru setelah mengalami cedera serius. Pembalap asal Spanyol ini kini harus menjalani masa pemulihan panjang usai menjalani operasi di Barcelona akibat tiga patah tulang di tangan kirinya. Melalui media sosial, Martin mengungkapkan perasaannya tentang situasi sulit yang sedang ia hadapi.

Kecelakaan Beruntun yang Merugikan

Sebelumnya, Martin terjatuh saat menjalani tes pramusim di Sepang, Malaysia, pada awal Februari. Kecelakaan tersebut membuatnya mengalami dua patah tulang di tangan kanannya, sehingga harus menjalani operasi pertama di Barcelona. Dengan tekad kuat, ia terus berusaha pulih agar bisa ikut serta dalam Grand Prix Thailand, yang menjadi seri pembuka MotoGP 2025.

Namun, nasib buruk kembali menimpanya. Saat menjalani sesi latihan privat dengan motor supermotard sebagai bagian dari uji coba kekuatan tangannya yang cedera, Martin kembali mengalami insiden. Kali ini, ia mengalami patah tulang di tangan kiri serta kaki kirinya, yang semakin memperburuk kondisinya.

Harus Menepi dari Lintasan, Butuh Waktu Pemulihan

Setelah kecelakaan kedua, Martin kembali naik ke meja operasi di bawah penanganan Dr. Xavier Mir dan tim medis di Barcelona. Dokter memperkirakan bahwa masa pemulihannya akan memakan waktu sekitar delapan hingga sepuluh minggu, yang berarti ia dipastikan absen dari empat balapan pertama musim ini.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Martin tak bisa menyembunyikan rasa kecewa:

“Mengalami cedera memang berat, tapi ketika bertubi-tubi seperti ini, rasanya jauh lebih sulit. Baik secara fisik maupun mental, saya harus menerima kenyataan bahwa untuk pertama kalinya dalam hidup, saya akan melewatkan balapan pembuka musim.”

Musim 2025 sejatinya menjadi momen besar bagi Martin. Setelah empat musim membela Ducati Pramac, ia kini memperkuat Aprilia sebagai pembalap utama tim pabrikan. Dengan status sebagai juara bertahan, ia bahkan menggunakan nomor 1 di motornya. Namun, alih-alih memulai musim dengan gemilang, Martin justru harus menghadapi kenyataan pahit.

“Saya benar-benar tidak menyangka musim ini akan dimulai seperti ini. Saat saya mencoba kembali berlatih setelah kecelakaan di Sepang, saya mengalami highside yang membuat saya mengalami empat patah tulang tambahan, padahal saya baru saja pulih dari tiga patah tulang sebelumnya,” ungkapnya.

Bangkit dari Cedera, Fokus Kembali ke Balapan

Meski menghadapi cobaan berat, Martin tetap menunjukkan mentalitas seorang juara. Ia percaya bahwa tantangan ini bisa ia lalui, meski tidak mudah.

“Jika ada satu hal yang saya pelajari, setiap tantangan pasti bisa diatasi. Saya tidak tahu apakah ini akan membuat saya lebih kuat, tapi yang pasti saya akan melewatinya, seperti yang selalu saya lakukan.”

Ia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Aprilia, keluarga, serta para penggemarnya yang terus memberikan dukungan. Martin kini berfokus penuh pada proses pemulihannya agar bisa kembali ke lintasan secepat mungkin dan mempertahankan gelar juara dunia MotoGP 2025.

Meskipun harus melewatkan beberapa balapan, Martin tetap optimis bisa kembali ke performa terbaiknya. Namun, perjalanan mempertahankan gelar kali ini jelas akan menjadi tantangan besar bagi sang juara bertahan.

Marquez: Bagnaia Pria Sejati, namun di Atas Lintasan Seorang Pejuang

Marc Marquez, juara dunia MotoGP delapan kali, membuka diri tentang perjalanan kariernya dan hubungan profesionalnya dengan rekan setim barunya, Francesco Bagnaia, dalam wawancara eksklusif di acara ‘El Hormiguero’ yang disiarkan oleh Antena 3. Marquez, yang kini bergabung dengan Ducati, merek yang mendominasi MotoGP, berbicara tentang berbagai aspek penting, termasuk bagaimana kedekatannya dengan Pecco berkembang selama pramusim, serta peranannya dalam tim yang baru.

Musim MotoGP 2025 sudah dimulai, dan semua mata tertuju pada Marc Marquez. Kedatangannya ke Ducati menambah bumbu persaingan yang semakin sengit di kelas utama. Marquez yang tampil mengesankan dalam tes pramusim di Buriram kini harus bersaing dengan Bagnaia, yang tak diragukan lagi adalah salah satu pembalap terbaik di kelasnya. Meski keduanya memiliki ambisi untuk merebut gelar juara dunia dengan menggunakan Desmosedici GP25, hubungan mereka terbilang sangat harmonis.

Marquez mengungkapkan bahwa kedewasaan dan pengalaman yang dimiliki oleh keduanya telah membantu menciptakan hubungan yang profesional dan positif. “Jika saya dan Pecco bertemu ketika kami berusia 22 atau 25 tahun, itu akan sangat berbeda. Kini kami lebih matang, dan semuanya berjalan dengan sangat baik,” ujar Marquez, yang kini berusia 32 tahun, sementara Bagnaia baru saja memasuki usia 27 tahun.

Marquez memuji sikap Bagnaia, yang ia sebut sebagai seorang “gentleman”. Meskipun memiliki ambisi besar dan berkompetisi dengan sengit di atas lintasan, Bagnaia dikenal tenang dan tidak pernah menunjukkan sikap emosional yang berlebihan. “Kami sudah bekerja sama sejak pramusim, banyak diskusi tentang pengaturan motor, dan ini menunjukkan bahwa kita bisa bekerja bersama untuk kepentingan tim,” jelas Marquez.

Namun, seperti yang diakui oleh Marquez, keduanya tetap berkompetisi dengan intens di lintasan balap. “Setiap balapan, kami masing-masing akan berusaha meraih hasil terbaik. Tidak ada yang bisa mengesampingkan ambisinya, tetapi di luar lintasan, kami tetap bisa bekerja sama dengan baik,” lanjutnya. Ini menunjukkan perubahan signifikan dalam cara Marquez melihat persaingan setelah bertahun-tahun berkompetisi sebagai pembalap muda yang penuh gairah.

Tentu saja, Marquez juga berbicara tentang perjalanan kariernya di MotoGP yang penuh tantangan. Sebelum bergabung dengan Ducati, ia mengungkapkan rasa frustrasinya saat masih membela Honda. “Di Honda, saya bertarung hanya untuk posisi kesepuluh atau kesebelas. Itu bukan untuk saya. Saya bukan pembalap yang puas hanya dengan bertahan,” tuturnya. Marquez merasa bahwa ia membutuhkan lebih dari sekadar bertahan; ia ingin kembali ke jalur kemenangan.

Perpindahannya ke Gresini sebagai tim satelit menjadi titik balik besar dalam karier Marquez. Ia mengakui bahwa keputusan untuk meninggalkan Honda bukanlah hal yang mudah. “Keputusan itu sangat sulit, bukan karena gaji, tetapi lebih karena saya harus mempertimbangkan apa yang terbaik untuk karier saya,” jelas Marquez. Ia menjelaskan bahwa memilih Gresini adalah investasi dalam dirinya sendiri untuk menguji apakah ia masih bisa kompetitif di level tertinggi.

Kini, Marquez berada di tim terbaik dengan motor terbaik, dan ia merasa siap untuk kembali bersaing untuk gelar juara dunia. “Jika saya bisa bersaing dan memenangkan gelar lagi, saya akan merasa seperti saya mencapai tujuan karier saya. Ini adalah kesempatan besar, dan saya siap mengambilnya,” pungkas Marquez, yang kini berada di bawah naungan Ducati dengan keyakinan penuh.

Dengan awal musim yang penuh antisipasi ini, hubungan profesional antara Marquez dan Bagnaia menjadi sorotan utama. Meskipun keduanya memiliki ambisi tinggi, keharmonisan dalam tim Ducati menjadi kekuatan besar dalam perjuangan mereka menuju puncak MotoGP 2025.

Ducati Hadapi Tantangan di Uji Coba MotoGP 2025 Thailand: Marquez dan Bagnaia Berburu Performa Optimal

Sesi uji coba kedua MotoGP 2025 akan digelar di Sirkuit Chang, Buriram, Thailand, pada Rabu, 12 Februari. Tes ini menjadi kesempatan terakhir bagi para tim dan pembalap untuk mengevaluasi performa motor sebelum musim balap resmi dimulai.

Bagi Ducati, sesi ini menjadi ujian penting, terutama bagi dua pembalap andalan mereka, Francesco “Pecco” Bagnaia dan Marc Marquez. Keduanya sebelumnya telah menjalani uji coba di Sirkuit Sepang, Malaysia, pekan lalu, dengan mengendarai dua motor berbeda, yakni Desmosedici GP25 dan The Borgo Panigale. Namun, hasil dari tes tersebut belum sepenuhnya sesuai harapan. Manajer Ducati, Davide Tardozzi, mengungkapkan bahwa Desmosedici GP25 masih memiliki sejumlah kendala teknis yang perlu diperbaiki sebelum musim dimulai. Masalah serupa juga ditemukan pada The Borgo Panigale, terutama dalam hal keseimbangan di lintasan. Dengan persaingan yang semakin ketat, Ducati harus segera menemukan solusi agar tetap kompetitif dalam perburuan gelar.

Di sisi lain, motor Ducati lainnya, Desmosedici GP24, justru tampil lebih konsisten. Franco Morbidelli yang mengendarai motor tersebut dalam sesi uji coba sebelumnya tidak mengalami kendala berarti. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa motor generasi sebelumnya masih lebih stabil dibandingkan model terbaru yang sedang dalam pengembangan.

Sesi uji coba di Buriram akan berlangsung selama dua hari, dari 12 hingga 13 Februari 2025. Tes ini juga menjadi penutup rangkaian uji coba pramusim sebelum dimulainya Grand Prix Thailand, yang merupakan salah satu seri pembuka MotoGP 2025. Ducati berharap tes di Thailand dapat memberikan jawaban atas berbagai kendala yang mereka alami di Sepang. Jika masalah tidak segera teratasi, rival-rival mereka seperti KTM, Yamaha, dan Aprilia bisa mengambil keuntungan dan mengancam dominasi Ducati di musim 2025.

Yamaha Factory MotoGP Siapkan Strategi Baru dengan Dovizioso dan Fernandez Menyongsong Musim 2025

Yamaha Factory MotoGP menghadapi tantangan besar dalam persiapan mereka untuk musim 2025, terutama setelah absennya Cal Crutchlow sebagai test rider utama. Untuk mengatasi kekurangan ini, tim memutuskan untuk memanggil Andrea Dovizioso, yang kini menjabat sebagai konsultan penguji Yamaha, guna membantu pengembangan motor YZR-M1 dan mesin V4 yang direncanakan untuk 2026.

Dengan Augusto Fernandez yang kini berperan sebagai test rider, serta keterlibatan pembalap top seperti Fabio Quartararo dan Alex Rins, Yamaha berharap bisa mengejar ketertinggalan dari tim-tim Eropa yang lebih dominan. Tes di Sepang, yang dijadwalkan pada 31 Januari hingga 2 Februari 2025, akan menjadi momen penting untuk menentukan arah pengembangan teknis mereka.

Kepala tim Yamaha, Massimo Meregalli, menyatakan kepada GPOne bahwa meskipun Crutchlow masih dalam masa pemulihan dari infeksi tangan pascaoperasi, peran Crutchlow sangat dibutuhkan untuk membimbing Fernandez, yang baru saja memulai karirnya sebagai test rider. Namun, dengan kondisi Crutchlow yang belum sepenuhnya pulih, Dovizioso diharapkan dapat menggantikan peran tersebut untuk sementara waktu.

Pada sesi Shakedown MotoGP di Sepang, Dovizioso dan Fernandez akan terlibat langsung dalam pengujian motor YZR-M1 2025 dan mesin V4 yang sedang dalam tahap awal pengembangan untuk regulasi MotoGP 2027. Yamaha memanfaatkan status konsesi untuk melakukan uji coba lebih luas, mengikuti jejak Honda Racing Corporation (HRC), guna mempercepat inovasi teknis mereka.

Bagi Fernandez, tantangan besar bukan hanya beradaptasi dengan peran barunya sebagai test rider, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan motor YZR-M1 dan mesin V4 Yamaha yang memiliki potensi besar untuk masa depan. Dovizioso, dengan pengalamannya yang luas di MotoGP, akan menjadi sosok kunci dalam membantu Yamaha mengurangi kesenjangan performa dengan pabrikan Eropa.

Meskipun mesin inline-four tetap digunakan pada musim 2025, Yamaha sudah mempersiapkan perubahan besar dengan proyek mesin V4 yang lebih tangguh untuk menghadapi regulasi baru pada 2026. Kehadiran Dovizioso di tes Sepang dan perannya dalam pengembangan mesin V4 menunjukkan komitmen Yamaha untuk kembali ke persaingan papan atas MotoGP.

Dengan inovasi teknis yang matang, musim 2025 bisa menjadi titik balik bagi Yamaha dalam perburuan gelar juara dunia.

Fabio Di Giannantonio Fokus Pulihkan Kondisi Fisik Demi MotoGP 2025

Pembalap Pertamina Enduro VR46 Racing Team, Fabio Di Giannantonio, atau yang akrab disapa Diggia, mengungkapkan bahwa kondisi fisiknya saat ini baru mencapai 85 persen setelah menjalani operasi cedera bahu pada awal November lalu.

“Kondisi fisik saya sekarang sekitar 85 persen. Target saya adalah mencapai 100 persen, meskipun itu sulit mengingat jenis cedera yang saya alami,” ujar Diggia dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.

Cedera itu bermula dari kecelakaan saat sesi latihan di GP Austria, di mana Diggia terjatuh dengan kecepatan tinggi dan mengalami dislokasi bahu kiri. Setelah melalui berbagai pemeriksaan, ia dinyatakan tidak fit untuk melanjutkan balapan.

Untuk memulihkan cedera, Diggia menjalani operasi artroskopi di klinik Villa Stuart, Roma, yang dilakukan oleh Profesor Alessandro Castagna. Meskipun pemulihan normal membutuhkan waktu enam hingga tujuh bulan, tim medis berusaha memangkas durasi tersebut menjadi empat bulan agar ia bisa segera kembali ke lintasan.

Diggia mengakui bahwa bahu kirinya belum sepenuhnya pulih dan masih terasa tidak nyaman saat mengendarai motor Ducati Desmosedici GP23. Namun, ia tetap optimis untuk mencapai kondisi fisik yang cukup baik guna memulai musim MotoGP 2025.

“Memang tidak mudah mencapai 100 persen, tetapi target saya adalah minimal 90 persen agar bisa tampil kompetitif di balapan pertama,” katanya.

Meski cedera dan operasi memengaruhi persiapannya, Diggia menegaskan bahwa fokus utamanya tetap pada pemulihan kondisi fisik. Ia tidak melakukan persiapan khusus untuk motor barunya, Ducati Desmosedici GP25, karena lebih memprioritaskan kebugaran tubuh.

“Sebenarnya, operasi ini dilakukan setelah GP Thailand tahun lalu dan menyita banyak waktu. Selama tiga setengah bulan terakhir, saya fokus memulihkan kondisi tubuh. Jadi, persiapannya lebih terpusat pada fisik daripada perubahan motor,” jelasnya.

Dengan usaha keras dan dukungan tim, Diggia berharap dapat kembali bersaing di lintasan MotoGP dan tampil maksimal pada musim 2025.

Marc Marquez Tetapkan Fokus Jangka Pendek Bersama Ducati Lenovo untuk MotoGP 2025

Marc Marquez resmi memulai babak baru dalam kariernya di MotoGP 2025 bersama tim Ducati Lenovo. Rider berjuluk “The Baby Alien” ini pindah dari Gresini Ducati ke Ducati Lenovo, yang memperkenalkannya dalam peluncuran tim di Madonna di Campiglio pada Senin malam, 20 Januari 2025 WIB. Dalam acara tersebut, Marquez mengungkapkan target jangka pendeknya yang menjadi fokus utama musim ini.

Ducati Lenovo tetap mempertahankan warna merah khas pada motor Desmosedici GP25, yang akan ditunggangi Marquez bersama rekan setimnya, Francesco Bagnaia. Bagnaia kembali menggunakan nomor balap 63 setelah nomor 1 diambil Jorge Martin, juara MotoGP 2024. Sementara itu, Marquez tetap memakai nomor kebanggaannya, 93.

Marquez menyatakan bahwa menikmati setiap momen di lintasan adalah prioritasnya. Ia yakin dengan sikap ini, kesuksesan akan datang secara alami.

“Tujuan utama saya adalah menikmati setiap momen ketika mengendarai motor. Jika saya berhasil, hal-hal baik lainnya akan mengikuti,” ungkap Marquez.

Meski demikian, ia tidak menutup mata terhadap tekanan besar yang datang saat menjadi bagian dari tim pabrikan Ducati. Marquez menegaskan akan memberikan segalanya untuk bersaing di papan atas dan memperjuangkan podium, kemenangan, hingga gelar juara dunia.

“Di tim resmi, tujuan Anda jelas: bersaing di setiap balapan, mengejar podium, kemenangan, dan menjadi salah satu yang terdepan dalam Kejuaraan Dunia,” tegasnya.

MotoGP 2025 akan menjadi panggung bagi Marquez untuk membuktikan kemampuannya bersama Ducati Lenovo, sembari terus menikmati perjalanan baru dalam karier balapnya.

Trackhouse Racing Luncurkan Livery Baru yang Menarik Untuk MotoGP 2025

Trackhouse Racing secara resmi meluncurkan livery baru untuk musim MotoGP 2025. Acara peluncuran yang berlangsung di markas besar mereka di Concord, North Carolina, menampilkan desain baru yang mencolok dan penuh warna. Dengan livery ini, Trackhouse menjadi tim pertama yang memperkenalkan tampilan baru mereka menjelang musim yang akan datang.

Livery baru Trackhouse Racing mengusung kombinasi warna biru dan hitam yang cerah, dengan aksen kuning dayglo yang mencolok. Desain ini merupakan perwujudan dari identitas balap Trackhouse sejak mereka pertama kali terjun ke dunia balap pada tahun 2021. Tim principal Davide Brivio mengungkapkan bahwa desain ini tidak hanya mencerminkan warna korporat tim, tetapi juga semangat dan ambisi mereka untuk bersaing di level tertinggi MotoGP.

Dalam peluncuran tersebut, dua pembalap tim, Raul Fernandez dan rookie Ai Ogura, memperkenalkan motor Aprilia RS-GP terbaru mereka. Raul Fernandez menyatakan bahwa desain baru ini melambangkan semangat tinggi tim dan aspirasi untuk terus bersaing di depan. Sementara itu, Ogura menambahkan bahwa warna-warna yang berani ini memberikan motivasi ekstra menjelang musim yang penuh tantangan.

Trackhouse Racing juga mengumumkan bahwa mereka terbuka untuk melakukan perubahan pada livery mereka sepanjang musim jika mendapatkan sponsor baru. Davide Brivio menjelaskan bahwa meskipun livery saat ini adalah desain korporat, ada kemungkinan untuk memperbarui tampilan jika ada kemitraan sponsor yang terjalin. Ini menunjukkan fleksibilitas tim dalam beradaptasi dengan kebutuhan sponsor dan tren pasar.

Musim MotoGP 2025 akan dimulai dengan Shakedown test di Sepang dari tanggal 31 Januari hingga 2 Februari. Setelah itu, kedua pembalap akan berpartisipasi dalam tes pra-musim resmi sebelum menghadiri acara peluncuran musim MotoGP 2025 di Bangkok pada tanggal 9 Februari. Livery akhir dari Trackhouse Aprilia RS-GP akan diperkenalkan di Buriram sebelum balapan pembuka di Thailand.

Dengan peluncuran livery baru ini, Trackhouse Racing menunjukkan komitmennya untuk bersaing secara serius di MotoGP. Tim ini berharap dapat membangun momentum dari pengalaman mereka di musim sebelumnya dan meraih hasil yang lebih baik di tahun ini. Para penggemar dan pengamat balap tentu tidak sabar untuk melihat performa kedua pembalap dalam balapan mendatang dengan tampilan baru yang segar dan menarik ini.

Marc Marquez Siap Tampil Memukau di MotoGP 2025: Kejar Gelar Juara Dunia dengan Ducati

Marc Marquez, pembalap MotoGP asal Spanyol, mengungkapkan ambisi besarnya untuk kembali bersaing memperebutkan gelar juara dunia MotoGP pada musim 2025. Kepercayaan dirinya semakin tinggi setelah bergabung dengan tim pabrikan Ducati untuk musim 2025, setelah sebelumnya membela tim satelit Gresini Racing pada musim lalu dan berhasil finis di posisi ketiga.

Marquez, yang sudah mengantongi delapan gelar juara dunia, mengatakan bahwa musim 2025 dan 2026 akan menjadi dua kesempatan besar baginya untuk meraih gelar, karena ia kini berada di tim terbaik dan bertekad untuk memberikan performa maksimal. Keputusan untuk pindah ke Ducati setelah beberapa tahun bersama tim pabrikan Honda, terutama di tengah pemulihan cedera, ternyata membawa dampak positif. Marquez menunjukkan performa terbaiknya dengan meraih tiga kemenangan di Grand Prix dan akhirnya dipromosikan ke tim Ducati Lenovo, di mana ia akan bergabung dengan juara dunia dua kali, Francesco Bagnaia.

Mengenai musim yang akan datang, Marquez berfokus pada peningkatan daya saingnya dan berharap dapat menghindari cedera. Ia mengakui bahwa kecelakaan adalah bagian dari olahraga ini, namun keinginan terbesarnya adalah tetap sehat. Target utamanya adalah mempertahankan persaingan untuk gelar juara dunia hingga balapan terakhir musim ini.

Pada November 2024, Marquez menjalani debut uji coba bersama tim Ducati di Barcelona, mengendarai motor GP24 dan GP25, setelah sebelumnya menggunakan GP23 sepanjang musim 2024. Menjelang musim baru, Ducati dan Marquez siap memperkenalkan motor Desmosedici 2025 pada acara peluncuran yang akan diadakan di Italia pada 20 Januari mendatang.

Masyarakat Italia Dukung Marc Marquez Untuk Juara Dunia MotoGP 2025, Melewati Francesco Bagnaia

Survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Italia lebih menjagokan Marc Marquez daripada Francesco Bagnaia untuk meraih gelar juara dunia MotoGP 2025. Hal ini mencerminkan antusiasme yang tinggi terhadap kembalinya Marquez ke tim Ducati dan harapan besar akan persaingan yang ketat di musim mendatang.

Marc Marquez, juara dunia delapan kali, resmi bergabung dengan tim pabrikan Ducati setelah satu tahun sukses bersama Gresini Racing. Kembalinya Marquez ke tim utama Ducati memicu ekspektasi tinggi dari penggemar dan analis MotoGP. Banyak yang percaya bahwa pengalaman dan keterampilan Marquez akan membantunya bersaing secara efektif melawan rival-rivalnya, termasuk Bagnaia. Ini menunjukkan bahwa reputasi Marquez sebagai salah satu pembalap terbaik sepanjang masa masih sangat dihargai.

Francesco Bagnaia, yang merupakan juara dunia MotoGP 2022 dan 2023, juga memiliki basis penggemar yang kuat. Meskipun demikian, hasil survei menunjukkan bahwa banyak orang Italia merasa bahwa Marquez memiliki potensi lebih besar untuk kembali meraih gelar juara. Bagnaia sendiri telah menunjukkan performa luar biasa dengan memenangkan banyak balapan, tetapi tekanan untuk mempertahankan gelar di hadapan Marquez bisa menjadi tantangan besar. Ini mencerminkan betapa ketatnya persaingan di antara dua pembalap top ini.

Dengan Marquez dan Bagnaia berada dalam tim yang sama, banyak pengamat memperkirakan rivalitas sengit antara keduanya. Mantan pembalap MotoGP, Jorge Lorenzo, menyatakan bahwa pertempuran antara Marquez dan Bagnaia akan menjadi salah satu sorotan utama musim ini. Kedua pembalap memiliki gaya balap yang berbeda dan pengalaman yang beragam, sehingga persaingan ini diprediksi akan sangat menarik untuk disaksikan. Ini menunjukkan bahwa dinamika tim dapat mempengaruhi hasil balapan secara signifikan.

Dukungan untuk Marquez juga dipengaruhi oleh media dan budaya motor di Italia, yang sering kali mengagungkan pembalap dengan prestasi luar biasa dan karakter yang kuat. Media Italia telah memberikan sorotan besar pada kembalinya Marquez ke pabrikan Ducati, menyoroti kemampuannya untuk bersaing di level tertinggi setelah mengalami cedera serius sebelumnya. Ini mencerminkan bagaimana media dapat membentuk opini publik tentang atlet.

Dengan semakin dekatnya musim MotoGP 2025, semua pihak kini diajak untuk menyaksikan bagaimana persaingan antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia akan berkembang. Keduanya memiliki kemampuan luar biasa dan ambisi besar untuk meraih gelar juara dunia. Keberhasilan salah satu dari mereka akan sangat bergantung pada strategi tim dan performa di lintasan. Ini menjadi momen penting bagi penggemar MotoGP untuk menikmati pertunjukan balapan yang penuh drama dan ketegangan.