Apa yang Hilang dari NBA All-Star Sejak Kobe Bryant Pensiun?

Brendan Haywood, mantan pemain NBA yang dikenal saat membela Dallas Mavericks, mengungkapkan pandangannya tentang penurunan kualitas NBA All-Star dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Haywood, kemeriahan dan intensitas yang pernah ada dalam pertandingan All-Star NBA mulai memudar setelah pensiunnya legenda Lakers, Kobe Bryant.

Dalam acara Triple Threat di CBS Sports Network, Haywood menyatakan bahwa penurunan ini terjadi sejak tahun 2017, yang juga merupakan tahun terakhir Kobe berkompetisi di NBA. Kobe, yang menghabiskan 20 tahun kariernya bersama Los Angeles Lakers, memang menjadi sosok yang membawa banyak semangat dan tradisi dalam perhelatan All-Star Game.

“Pernahkah Anda bertanya-tanya kapan kualitas All-Star benar-benar mulai menurun? Jawabannya adalah saat Kobe Bryant pensiun. Kobe adalah sosok yang menjaga standar tinggi dalam permainan All-Star. Dia pernah bermain meski dalam kondisi cedera parah, bahkan hidungnya patah saat All-Star,” ungkap Haywood dengan tegas.

Haywood mengingatkan sebuah momen legendaris di NBA All-Star 2012, di mana Kobe yang dilanggar oleh Dwyane Wade tetap melanjutkan pertandingan dan berhasil membawa tim Wilayah Barat meraih kemenangan dengan skor 152-149 atas Wilayah Timur. Bagi Haywood, momen ini menggambarkan betapa besar dedikasi Kobe terhadap permainan dan bagaimana dia menjadikan All-Star lebih dari sekadar pertandingan biasa.

Lebih lanjut, Haywood menjelaskan bahwa daya tarik All-Star Game era 90-an sangat kuat berkat dedikasi Michael Jordan, yang menganggap pertandingan ini sebagai ajang untuk menunjukkan kualitas permainan. Ketika Jordan pensiun, Kobe Bryant mengambil alih peran tersebut dan terus mempertahankan standar tinggi yang ada. Namun, menurut Haywood, hal itu tidak terjadi lagi setelah Kobe pensiun.

“Kobe merasa bahwa tugasnya adalah melanjutkan tradisi yang sudah ditetapkan oleh Michael Jordan. Tapi sekarang, saya rasa tidak ada lagi yang benar-benar menjaga tradisi itu. Semua orang seolah menghindar dan itulah masalah utamanya,” ujar Haywood, yang juga merupakan juara NBA bersama Mavericks pada 2011.

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mengukur kualitas permainan All-Star, banyak yang merasakan penurunan sejak pensiunnya Kobe. Salah satu momen penting pasca-pensiunnya Kobe adalah pada All-Star Game 2020, yang diadakan sebulan setelah kematian tragis Kobe. Pada kesempatan tersebut, NBA mengganti nama trofi MVP All-Star menjadi “Trofi Kobe Bryant” sebagai bentuk penghormatan kepada sang legenda.

Setelah pensiun, wajah liga NBA beralih kepada LeBron James, yang menjadi sosok sentral dalam banyak aspek permainan. Namun, Haywood mengungkapkan bahwa LeBron tampaknya tidak lagi memiliki gairah yang sama terhadap All-Star seperti pada awal-awal kariernya. Bahkan, LeBron belum pernah bermain lebih dari 20 menit dalam All-Star Game sejak dekade ini dimulai.

“Jika LeBron, atau siapa pun yang dianggap sebagai wajah liga—apakah itu Ant-Man, Wemby, Joker, atau Jayson Tatum—mengatakan, ‘Mari kita bermain serius,’ maka semua orang akan mengikuti,” jelas Haywood. “Pada akhirnya, mereka-lah yang menetapkan standar. Michael Jordan sudah memulainya dengan menetapkan standar yang sangat tinggi bersama Magic Johnson dan Larry Bird. Kobe melanjutkannya, namun sekarang tampaknya sudah tidak ada yang melanjutkan tradisi tersebut,” pungkasnya.

Dengan pandangan ini, Haywood menekankan bahwa NBA All-Star Game membutuhkan figur yang bisa menjaga semangat dan standar tinggi yang pernah ditetapkan oleh Kobe Bryant dan Michael Jordan. Tanpa itu, perhelatan tersebut bisa terus kehilangan daya tariknya bagi penggemar.

Kyrie Irving Ingin Bela Australia di Olimpiade 2028, Tunggu Persetujuan FIBA dan USA Basketball

Bintang Dallas Mavericks, Kyrie Irving, mengungkapkan keinginannya untuk membela tim nasional Australia pada Olimpiade Los Angeles 2028. Irving, yang lahir di Melbourne, berharap bisa memenuhi syarat untuk bergabung dengan Boomers dalam beberapa tahun ke depan.

“Saat ini, kami sedang dalam proses mengurus hal itu,” ujar Irving ketika ditanya mengenai kemungkinan beralih dari Timnas Amerika Serikat ke Australia.

Menurutnya, ada berbagai dokumen yang harus diselesaikan agar ia dapat memenuhi syarat bermain untuk Australia. Selain itu, proses ini juga memerlukan persetujuan dari USA Basketball, FIBA, dan Basketball Australia.

Irving sebelumnya memperkuat Timnas Amerika Serikat di Olimpiade Rio 2016 dan sukses meraih medali emas. Namun, ia tidak masuk dalam skuad Olimpiade dua edisi terakhir, termasuk tim yang berlaga di Paris 2024.

“Tentu saja, keputusan akhir masih ada di tangan Tim USA,” lanjutnya. “Namun bagi saya, ini adalah tentang memberikan yang terbaik. Jika saya memiliki kesempatan untuk bermain bersama Australia di masa depan, itu akan menjadi pengalaman yang luar biasa.”

Jika mendapat persetujuan, Irving akan berusia 36 tahun pada Olimpiade 2028. Ia berpotensi bergabung dengan skuad Australia yang diperkuat oleh sejumlah pemain NBA seperti Josh Giddey, Dyson Daniels, Ben Simmons, Dante Exum, dan Josh Green.

Timnas Australia terakhir kali meraih medali perunggu pada Olimpiade Tokyo 2020, tetapi hanya mampu finis di peringkat keenam pada Olimpiade Paris 2024 setelah kalah dari Serbia di babak perempat final melalui perpanjangan waktu.

Luka Doncic Kembali Jadi Sorotan, Nico Harrison Kena Kritik Lagi!

Dallas Mavericks tampaknya masih menjadi sorotan setelah melepas bintang mereka, Luka Doncic, ke Los Angeles Lakers. General Manager Mavericks, Nico Harrison, terus mendapat tekanan akibat dugaan berbagai pelanggaran, mulai dari manipulasi laporan cedera hingga menutup pintu negosiasi bagi tim lain yang ingin mengajukan tawaran.

Sejak Doncic resmi bergabung dengan Lakers, berbagai spekulasi terus bermunculan. Salah satu tuduhan paling kontroversial adalah klaim bahwa Mavericks sengaja memalsukan laporan cedera Doncic demi memperlancar proses perdagangan. Tim mengumumkan bahwa Doncic mengalami cedera pergelangan tangan kanan pada November lalu, tetapi laporan terbaru mengungkap bahwa alasan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Manipulasi Cedera untuk Kepentingan Perdagangan?

Menurut laporan dari The Athletic, ada indikasi bahwa Mavericks menggunakan cedera Doncic sebagai dalih untuk memberinya waktu istirahat dan menyiapkan langkah pertukaran. “Pada bulan November, Doncic melewatkan lima pertandingan karena cedera pergelangan tangan kanan. Namun, sumber dalam tim mengungkapkan bahwa klasifikasi cedera tersebut tidak sepenuhnya akurat. Faktanya, Doncic seharusnya memanfaatkan waktu itu untuk meningkatkan kondisi fisiknya,” ungkap laporan tersebut.

Laporan ini memicu dugaan bahwa kondisi fisik Doncic menjadi faktor utama dalam keputusan Mavericks untuk melepasnya. Bahkan setelah kepindahannya, Doncic mendapat kritik tajam dari pemilik mayoritas Mavericks, Patrick Dumont, yang secara tidak langsung menyindir etos kerjanya.

“(Michael) Jordan, (Larry) Bird, Kobe (Bryant), Shaq(uille O’Neal) bekerja sangat keras setiap hari, dengan satu tujuan: kemenangan,” ujar Dumont. “Jika Anda tidak memiliki mentalitas itu, Anda tidak cocok untuk menjadi bagian dari Dallas Mavericks. Jika Anda ingin bersantai, jangan lakukan itu di sini.”

Kesepakatan Eksklusif dengan Lakers Picu Kekecewaan

Selain dugaan manipulasi cedera, cara Mavericks menangani perdagangan Doncic juga menuai kontroversi. Beberapa manajer umum dari tim NBA lainnya mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap Harrison, yang diduga hanya bernegosiasi dengan Lakers tanpa mempertimbangkan tawaran dari tim lain.

“Setelah kesepakatan diumumkan, sejumlah eksekutif dari tim lain menyatakan bahwa mereka memiliki tawaran yang lebih baik daripada Lakers,” tulis The Athletic. “Namun, mereka merasa tidak diberi kesempatan yang adil untuk bersaing mendapatkan Doncic.”

Sumber lain menyebutkan bahwa Harrison sempat menghubungi satu tim selain Lakers untuk kemungkinan pertukaran Doncic, tetapi akhirnya hanya serius menegosiasikan kesepakatan dengan Los Angeles. Dugaan ini semakin memperkuat anggapan bahwa Mavericks sejak awal memang hanya berniat menjual Doncic ke Lakers, meskipun ada tawaran lebih tinggi dari tim lain.

Alasan utama di balik keputusan ini diduga adalah keinginan Harrison untuk menjaga agar perdagangan tetap tertutup hingga benar-benar resmi. Dia diyakini ingin menghindari potensi kegaduhan di internal Mavericks yang bisa menghambat jalannya transaksi.

Masa Depan Luka Doncic di Lakers

Keputusan Dallas untuk melepas Doncic juga dikaitkan dengan status kontraknya. Pemain berusia 25 tahun itu memenuhi syarat untuk menandatangani perpanjangan supermax senilai $345 juta dengan Mavericks pada musim panas ini. Namun, menurut laporan The Athletic, Dallas sebenarnya tidak pernah memiliki rencana untuk menawarkan kontrak tersebut.

Kini, dengan Doncic telah berseragam Lakers, perdebatan tentang cara Mavericks menangani situasi ini belum berakhir. Banyak pihak yang merasa keputusan Dallas penuh dengan kejanggalan, baik dari sisi medis maupun manajemen. Sementara itu, Lakers berharap kedatangan Doncic dapat membawa mereka kembali ke jalur juara, sementara Mavericks harus menghadapi konsekuensi dari keputusan yang mereka ambil.

Patrick Nikolas Apresiasi Kepercayaan Pelatih, Dewa United Perpanjang Tren Kemenangan di IBL 2025

Pebasket Dewa United Banten, Patrick Nikolas, mengungkapkan kegembiraannya atas kepercayaan yang diberikan pelatih Pablo Favarel kepada pemain lokal dalam ajang Indonesian Basketball League (IBL) 2025. Menurutnya, pelatih asal Argentina tersebut telah memberikan kesempatan kepada para pemain lokal untuk berkembang dan membuktikan kemampuan mereka di setiap pertandingan.

“Sejak awal, kami sudah diberikan kepercayaan dan diingatkan agar tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Karena itu, kami berusaha keras hingga laga berakhir, dan itulah yang kami lakukan,” ujar Patrick, usai membantu timnya meraih kemenangan 79-62 atas Satya Wacana Salatiga di Dewa United Arena, Tangerang, Kamis (13/2) malam.

Ia menambahkan bahwa sang pelatih terus mendorong para pemain lokal untuk memanfaatkan waktu bermain secara maksimal, baik dalam mencetak poin maupun berkontribusi dalam kemenangan tim.

Dalam pertandingan tersebut, Patrick mencatatkan lima poin, satu rebound, dan satu blok. Selain dirinya, Pablo Favarel juga memberikan menit bermain bagi pemain muda, seperti Radithyo Wibowo dan debutan Arthur Vadel Krisma Putra. Radithyo, yang berusia 20 tahun, menyumbang satu poin dan dua rebound dalam waktu bermain 5 menit 10 detik. Sementara itu, Arthur yang baru berusia 19 tahun berhasil mencetak dua poin serta dua rebound.

Dewa United Banten melanjutkan tren positif mereka dengan kemenangan keempat secara beruntun di IBL Gopay 2025. Sang bintang dalam laga ini adalah Lester Prosper, yang dinobatkan sebagai Player of the Game setelah tampil impresif dengan torehan double-double, yakni 25 poin, 16 rebound, dan tiga assist.

Di sisi lawan, Satya Wacana Salatiga mengandalkan Ikcaven Savalianta Curry. Meski tampil cukup baik dengan mencatatkan 19 poin, delapan rebound, dan satu assist, ia tetap tidak mampu membawa timnya keluar dari tekanan Dewa United.

Berkat kemenangan ini, Dewa United kini bertengger di peringkat keempat klasemen dengan koleksi 15 poin dan rekor pertandingan 6-3 (menang-kalah). Sementara itu, Satya Wacana Salatiga harus puas berada di posisi kesembilan dengan raihan 11 poin dari dua kemenangan dan tujuh kekalahan.

Kevin Durant Cetak Sejarah! Jadi Pemain Kedelapan di NBA yang Tembus 30.000 Poin

Kevin Durant kembali membuktikan statusnya sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah NBA dengan mencapai tonggak prestisius 30.000 poin sepanjang kariernya. Pencapaian luar biasa ini diraih saat Phoenix Suns menghadapi Memphis Grizzlies pada Selasa malam (Rabu WIB), di mana Durant mencetak angka bersejarah tersebut melalui lemparan bebas di kuarter ketiga.

Durant kini masuk dalam daftar eksklusif pemain yang telah mencapai 30.000 poin, bergabung dengan para legenda NBA seperti LeBron James (41.623), Kareem Abdul-Jabbar (38.387), Karl Malone (36.928), Kobe Bryant (33.643), Michael Jordan (32.292), Dirk Nowitzki (31.560), dan Wilt Chamberlain (31.419). Meskipun tampil gemilang dengan mencetak 34 poin dengan akurasi tinggi (12 dari 18 tembakan), Durant belum mampu membawa Suns meraih kemenangan, dengan pertandingan berakhir 119-112 untuk keunggulan Grizzlies.

Dalam wawancara usai laga, Durant mengungkapkan kebanggaannya bisa sejajar dengan para legenda yang telah membentuk sejarah NBA. “Ini adalah kehormatan besar bisa berada di kategori yang sama dengan mereka. Sejak awal, saya hanya fokus memberikan yang terbaik setiap hari. Jika nama saya kini disebut di antara mereka, berarti saya telah melakukan sesuatu yang benar,” ujar Durant.

Catatan impresif Durant ini dicapai dalam 1.101 pertandingan, jumlah yang sama dengan yang dibutuhkan Kareem Abdul-Jabbar untuk mencapai angka tersebut. Hanya Wilt Chamberlain (941) dan Michael Jordan (960) yang berhasil mencapai 30.000 poin dalam jumlah pertandingan lebih sedikit. Pelatih Suns, Mike Budenholzer, turut memberikan apresiasi kepada bintang timnya. “Ini adalah momen spesial bagi semua orang yang ada di sekitarnya. Kami semua menyaksikan dedikasi, kerja keras, dan perhatiannya terhadap detail. 30.000 poin adalah bukti nyata dari usahanya selama ini,” kata Budenholzer.

Sebagai pemain yang telah 15 kali tampil di NBA All-Star, Durant terus menunjukkan konsistensi luar biasa dengan selalu mencetak setidaknya 20 poin per pertandingan di setiap musimnya. Musim ini, ia membukukan rata-rata 27,1 poin per laga dengan tingkat akurasi tembakan mencapai 52,8 persen.

Sejak debutnya di NBA sebagai pilihan kedua dalam NBA Draft 2007, Durant telah menjadi mesin pencetak angka. Ia mencetak 17.566 poin selama sembilan musim bersama Oklahoma City Thunder (awalnya Seattle SuperSonics di musim pertamanya), sebelum melanjutkan kariernya di Golden State Warriors (5.374 poin), Brooklyn Nets (3.744), dan kini Phoenix Suns (3.324). Dengan total 30.008 poin sejauh ini, Durant dipastikan akan terus menambah angka dalam perjalanan kariernya yang masih jauh dari kata selesai.

Satria Muda Pertamina Kokoh di Puncak, Randy Tyree Bell: Semua Lawan Punya Kekuatan yang Harus Diwaspadai

Pebasket Satria Muda Pertamina Jakarta, Randy Tyree Bell, menegaskan bahwa semua tim yang berlaga di Indonesian Basketball League (IBL) 2025 memiliki kekuatan yang seimbang. Oleh karena itu, setiap pertandingan harus dihadapi dengan kewaspadaan tinggi agar timnya bisa terus tampil maksimal.

Menurut Bell, setiap klub memiliki keunggulan serta pemain andalan masing-masing, sehingga Satria Muda selalu melakukan persiapan matang sebelum menghadapi lawan di lapangan.

“Kami tidak membedakan setiap tim, semua lawan kami anggap sama kuatnya. Tapi kami tetap bekerja keras untuk menjadi yang terbaik di liga ini dan siap menghadapi semua tantangan,” ujar Bell dalam laman resmi IBL yang dikutip di Jakarta, Selasa.

Sebagai contoh, Bell menyoroti pertandingan melawan Bali United Basketball pada Minggu (9/2) lalu di GOR Purna Krida. Dalam laga tersebut, Satria Muda berhasil menang dengan skor 96-86, namun kemenangan itu tidak diraih dengan mudah karena lawan terus memberikan perlawanan hingga akhir pertandingan.

Meskipun Bali United tertinggal di setiap kuarter, semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh Putu Pande dan rekan-rekannya mampu memperkecil selisih poin menjadi hanya 10 angka.

“Bali United adalah tim yang solid, mereka tidak mudah menyerah dan terus memberikan perlawanan sengit. Tapi kami sudah siap menghadapi mereka,” kata Bell, yang merupakan guard asal Amerika Serikat.

Dalam laga tersebut, Bell tampil gemilang dengan mencetak 25 poin, lima rebound, dan lima assist. Pemain lain yang turut berkontribusi adalah Jarron Crump yang masuk dari bangku cadangan dan menyumbangkan 18 poin.

Dari tim utama, Le’Bryan Nash tampil impresif dengan torehan 23 poin, delapan rebound, dan empat assist, sementara Wendell Lewis mencatatkan double-double dengan 10 poin dan 11 rebound.

Berkat kemenangan ini, Satria Muda Pertamina Jakarta memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka menjadi tujuh kemenangan beruntun sejak musim dimulai pada Sabtu (11/1) lalu.

Tim asuhan Youbel Sondakh kini memimpin klasemen sementara IBL Gopay 2025 dengan raihan 14 poin dan menjadi satu-satunya tim yang belum pernah merasakan kekalahan dalam tujuh pertandingan yang telah dimainkan.

Dewa United Banten Pesta Poin! Dominasi Tangerang Hawks dengan Skor 109-82!

Dewa United Banten menunjukkan performa impresif dengan mengamankan kemenangan telak 109-82 atas Tangerang Hawks Basketball dalam lanjutan Indonesian Basketball League (IBL) 2025. Laga yang berlangsung di Dewa United Arena, Kabupaten Tangerang, pada Sabtu ini memperlihatkan dominasi penuh dari tuan rumah.

Jordan Lavell Adams menjadi bintang kemenangan Dewa United dengan torehan 30 poin, enam assist, dan tiga rebound. Ia berhasil memasukkan 10 dari 18 percobaan tembakan, termasuk tiga kali three-point yang semakin mengukuhkan keunggulan timnya.

Sementara itu, dari kubu Tangerang Hawks, Stephaun B. Branch mencetak 34 poin, menjadikannya pencetak angka terbanyak dalam pertandingan ini.

Dewa United tampil agresif sejak awal, mencetak 31 poin di kuarter pertama dan hanya membiarkan Hawks mengumpulkan 15 poin. Keunggulan ini menjadi modal kuat bagi tim berjuluk Anak Dewa untuk mendominasi jalannya pertandingan.

Dewa United menunjukkan keunggulan di berbagai aspek permainan. Mereka mencatat 14 three-point dari 30 percobaan, mencetak 48 points in the paint, serta menghasilkan 20 second chance points dan 46 rebound.

Lester Prosper turut berkontribusi besar dengan mencetak double-double, membukukan 17 poin dan 12 rebound. Dengan kemenangan ini, Dewa United mengukuhkan diri sebagai tim terkuat di IBL musim ini.

Tangerang Hawks berusaha memberikan perlawanan, namun kehilangan momentum di kuarter ketiga. Insiden terjadi ketika Jarred Shaw dikeluarkan dari pertandingan (ejected) akibat dua kali technical foul setelah melakukan protes berlebihan. Pelatih Joko juga terkena pelanggaran coach technical di momen yang sama.

Meskipun Stephaun Branch tampil gemilang dengan 34 poin, delapan rebound, dan tujuh assist, absennya Shaw di sisa pertandingan membuat permainan Hawks semakin sulit. Shaw sendiri menyumbang 16 poin dan tujuh rebound sebelum dikeluarkan dari laga, sementara Christopher Bryant mencatatkan 15 poin dan delapan rebound.

Absennya Shaw berpotensi menjadi kerugian besar bagi Hawks yang pekan depan akan berhadapan dengan Pelita Jaya Jakarta.

Berdasarkan statistik terbaru IBL 2025, Dewa United Banten kini bertengger di puncak klasemen dengan raihan 13 poin. Sementara itu, Tangerang Hawks berada di peringkat kedelapan dengan koleksi 11 poin.

Dengan performa impresif yang ditunjukkan Dewa United, mampukah mereka mempertahankan dominasi hingga akhir musim? Kita nantikan aksi selanjutnya!

Uus Kagum dengan Kemajuan IBL: Seperti NBA, Dewa United Banten Jadi Sorotan

Komika Indonesia Rizky Firdaus Wijaksana, yang lebih dikenal dengan nama Uus, mengungkapkan kekagumannya terhadap perkembangan pesat Indonesian Basketball League (IBL). Menurutnya, saat ini IBL sudah semakin berkembang dan hampir setara dengan liga bola basket NBA dalam hal kualitas permainan dan penyelenggaraannya.

Uus mengapresiasi bagaimana IBL kini mampu memberikan hiburan yang menarik bagi penonton yang datang ke lapangan. “IBL sekarang sudah seperti NBA, banyak aksi seru, dan tim-timnya juga terus berkembang,” ujar Uus dalam pernyataannya yang dilansir laman IBL pada Kamis.

Lebih lanjut, Uus menilai bahwa menurutnya pengelolaan klub-klub IBL semakin serius dalam mengembangkan tim mereka, baik dari segi teknis permainan maupun dalam aspek penyelenggaraan. Salah satu contoh yang disebutkan Uus adalah Dewa United Banten yang dinilai telah menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Sebagai warga Tangerang, Uus juga mendukung tim Dewa United dan mengungkapkan kekagumannya terhadap fasilitas Dewa United Arena. “Saya sangat kagum dengan Dewa United Arena, yang merupakan tempat luar biasa untuk pertandingan. Sebagai orang Tangerang, saya senang melihat IBL berkembang pesat seperti ini,” tambah Uus. Terakhir kali Uus menonton pertandingan langsung adalah saat Adhi Pratama pensiun sebagai pemain.

Dewa United Arena, yang terletak di Jalan Raya Pagedangan, Tangerang, Banten, memiliki kapasitas 2.008 penonton dan sudah mulai digunakan sejak IBL 2024.

Drama NBA! Mavericks Melepas Luka Doncic ke Lakers, Fans Heboh

Dallas, TX – Dunia basket NBA dikejutkan dengan langkah besar yang diambil oleh Dallas Mavericks. Tim asal Texas ini memutuskan untuk melepas bintang muda mereka, Luka Doncic, ke Los Angeles Lakers, yang menggantikan posisi bintang muda tersebut dengan Anthony Davis. Ini menjadi salah satu keputusan paling mengejutkan di musim ini, karena Doncic sendiri adalah salah satu pemain muda paling berbakat dan berpotensi besar di liga. Namun, di balik langkah besar ini, ada alasan strategis yang mendalam.

Manajer Umum Mavericks, Nico Harrison, mengungkapkan dalam wawancara dengan Tim MacMahon dari ESPN bahwa prioritas tim saat ini adalah memperkuat lini pertahanan mereka. “Kami percaya bahwa pertahanan yang tangguh adalah fondasi untuk meraih juara. Dengan menambah Anthony Davis, seorang pemain bertahan kelas dunia yang juga telah masuk dalam All-Defensive dan All-NBA, kami merasa ini akan memperbesar peluang kami untuk meraih kemenangan besar, baik untuk sekarang maupun di masa depan,” kata Harrison.

Penyebab Dibalik Pertukaran Doncic

Meski alasan utama bagi Mavericks untuk menambah kekuatan pertahanan dengan Davis cukup jelas, namun ada faktor lain yang mendorong mereka untuk melepas Doncic. Pemain asal Slovenia ini memang sudah beberapa kali berjuang dengan cedera, yang membuat tim harus mempertimbangkan faktor kebugarannya dengan lebih cermat. Setelah mengalami cedera betis pada Desember 2024, Doncic absen lebih dari sebulan dan melewatkan 19 pertandingan hingga Februari 2025. Akibatnya, ia tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan NBA tahun ini, termasuk MVP.

Meski demikian, Doncic masih dianggap sebagai salah satu kandidat MVP pada tahun 2024, bersaing ketat dengan Nikola Jokic dan Shai Gilgeous-Alexander. Namun, performa Doncic musim ini tidak sebaik musim lalu. Dengan hanya tampil di 22 pertandingan, ia rata-rata mencetak 28,1 poin, 8,3 rebound, dan 7,8 asis per pertandingan, tetapi ketidakhadirannya yang berulang membuat dampaknya terhadap tim terasa.

Lebih lanjut, rumor juga beredar terkait dengan masalah berat badan Doncic, yang diyakini turut berperan dalam keputusan Mavericks. Setelah cedera yang terjadi pada Hari Natal 2024, Doncic dikabarkan mengalami kenaikan berat badan signifikan, yang menjadi perhatian besar bagi tim medis. Laporan dari ESPN menyebutkan bahwa pemain berusia 25 tahun tersebut kini memiliki berat sekitar 270 pon (122 kg), yang lebih tinggi dari berat badan biasanya.

Pertimbangan Kontrak Super Maksimal

Tidak hanya masalah kebugaran dan cedera, masalah kontrak juga menjadi bagian penting dalam keputusan ini. Luka Doncic berpeluang mendapatkan kontrak super maksimal pada musim panas mendatang, yang diperkirakan bernilai hingga 350 juta Dolar AS. Manajemen Mavericks mulai merasa khawatir dengan potensi beban finansial yang besar, terlebih jika masalah fisik Doncic tidak segera teratasi.

“Dengan adanya kekhawatiran terkait kondisi fisik Luka dan dengan kontrak super maksimal yang semakin mendekat, kami harus mempertimbangkan keputusan jangka panjang yang terbaik bagi tim,” tambah MacMahon.

Kejutan yang Mengguncang Dunia NBA

Keputusan Mavericks untuk menukar Luka Doncic dengan Anthony Davis jelas mengejutkan banyak pihak, baik penggemar maupun analis NBA. Tidak ada yang menyangka bahwa Mavericks, yang selama ini mengandalkan Doncic sebagai bintang utama mereka, akan memilih untuk melepaskannya demi memperkuat pertahanan mereka dengan pemain seperti Davis.

Dengan kedatangan Davis, Mavericks berharap dapat memperbaiki lini pertahanan mereka yang dinilai kurang solid, sementara Los Angeles Lakers kini mendapatkan sosok yang bisa menjadi tulang punggung masa depan mereka. Dengan pengalaman dan kualitas bertahan yang luar biasa, Davis diharapkan bisa membawa Lakers kembali ke jalur juara.

Keputusan ini tentu menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan penggemar NBA. Apakah langkah Mavericks ini akan membuahkan hasil, atau justru menjadi keputusan yang disesali dalam jangka panjang? Hanya waktu yang akan menjawab apakah keputusan besar ini akan menjadi kunci kesuksesan atau malah menjadi batu sandungan bagi kedua tim.

Menang Beruntun, Pelatih Prawira Bandung Soroti Inkonsistensi Tim di IBL 2025

Meski Prawira Bandung berhasil meraih kemenangan dalam dua pertandingan terakhir di Indonesian Basketball League (IBL) 2025, pelatih David Singleton mengaku masih belum sepenuhnya puas dengan performa timnya.

Dalam laporan resmi IBL yang dirilis di Jakarta pada Selasa, Dave—sapaan akrabnya—menyoroti sejumlah kelemahan yang masih menghantui timnya, termasuk jumlah turnovers yang masih tinggi serta akurasi tembakan yang kurang maksimal. Dalam laga terakhir melawan Rajawali Medan pada Minggu (2/2), Prawira mencatat persentase tembakan dua angka sebesar 54 persen dan hanya 24 persen untuk tembakan tiga angka, angka yang menurut Dave masih jauh dari ideal.

Selain itu, ia juga menyoroti performa yang belum konsisten dari para pemainnya, termasuk Yudha Saputera dan rekan-rekan setimnya. Hal ini menjadi tantangan besar yang harus segera diperbaiki oleh tim kepelatihan.

“Kami masih belum mampu mengatasi masalah inkonsistensi dengan cepat. Hal ini kembali terjadi dalam pertandingan terakhir, meskipun pada akhirnya kami berhasil menang dan memberikan kesempatan bagi semua pemain lokal untuk mendapatkan pengalaman berharga,” ujar pelatih asal Amerika Serikat itu.

Meskipun demikian, Dave tetap optimistis bahwa Prawira Bandung memiliki potensi besar untuk tampil lebih baik di pertandingan-pertandingan selanjutnya, terutama dengan dukungan dari para pemain lokal yang terus berkembang.

Ia menegaskan bahwa timnya harus segera membenahi berbagai kekurangan sebelum memasuki pekan kelima musim ini. Pasalnya, tantangan yang akan dihadapi semakin berat, termasuk laga mendatang melawan Satya Wacana Salatiga pada Sabtu (8/2).

“Kami akan belajar dari pertandingan sebelumnya dan terus berusaha berkembang agar siap menghadapi laga berikutnya,” tambah Dave.

Pada pekan keempat IBL 2025, Prawira Bandung sukses meraih kemenangan meyakinkan atas Rajawali Medan dengan skor 74-53. Sebelumnya, mereka juga mencetak kemenangan penting atas tim kuat Dewa United Banten dengan skor tipis 86-84 pada Minggu (26/1).

Kemenangan tersebut menjadi dorongan besar bagi mentalitas tim, yang musim ini masih berjuang menemukan konsistensi permainan terbaik mereka.

Saat ini, Prawira Bandung menempati peringkat keenam dalam klasemen sementara IBL Gopay 2025 dengan total 10 poin, hasil dari empat kemenangan dan dua kekalahan.