Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena Perpanjang Napas Sukses Malut United

Malut United resmi memperpanjang masa kerja pelatih kepala Imran Nahumarury dan direktur teknik Yeyen Tumena. Penandatanganan kontrak baru ini diumumkan sebagai bentuk kepercayaan manajemen terhadap peran penting keduanya dalam perjalanan klub asal Maluku Utara tersebut. Imran dan Yeyen telah menjadi bagian dari fondasi tim sejak klub berdiri pada 2023, dan kontribusi mereka dinilai sangat signifikan dalam perkembangan pesat Malut United.

Di bawah arahan Imran dan strategi Yeyen, Malut United menjelma sebagai kekuatan baru di kancah sepak bola nasional. Prestasi gemilang mereka di Liga 2 musim 2023-2024 mengantar tim ini finis di peringkat ketiga dan promosi ke Liga 1, menemani PSBS Biak dan Semen Padang. Kesuksesan ini mereka raih usai menundukkan Persiraja Banda Aceh dalam laga penentuan.

Saat ini, Malut United tengah menunjukkan performa solid di Liga 1. Hingga pekan ke-28, tim menempati posisi keempat klasemen dengan 46 poin dari 12 kemenangan, 10 hasil imbang, dan 6 kekalahan. Mereka unggul dua poin dari Persija dan hanya terpaut tiga angka dari Persebaya. Dalam 10 pertandingan terakhir, Malut United mencatatkan tujuh kemenangan dan tiga kali seri, membuktikan kestabilan performa tim.

Imran menyatakan rasa terima kasihnya atas kepercayaan klub, dan menegaskan tekadnya untuk membawa tim terus berkembang serta memberikan dampak positif bagi sepak bola daerah dan nasional. Ia juga menegaskan pentingnya kerja keras dan fokus hingga akhir musim. Setelah kemenangan 3-1 atas Persis Solo, Malut United dijadwalkan menjamu PSBS Biak di Stadion Gelora Kie Raha, Jumat mendatang.

Septian Bagaskara Siap Manfaatkan Kesempatan Emas di Timnas Indonesia

Penyerang Dewa United, Septian Bagaskara, mengaku tidak khawatir dengan persaingan ketat di lini depan Timnas Indonesia. Baginya, dukungan antar pemain lebih penting demi kepentingan tim. Septian menegaskan bahwa setiap pemain harus saling mendukung, sementara keputusan siapa yang bermain sepenuhnya ada di tangan pelatih. Ia hanya berusaha memberikan yang terbaik jika mendapatkan kesempatan tampil.

Septian mengakui bahwa pemanggilan ke Timnas Indonesia merupakan kejutan baginya, mengingat fokusnya selama ini adalah membantu klub di Liga 1. Meski demikian, ia bertekad untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Sebagai seorang striker, tantangan menghadapi lawan sekelas Australia dan Bahrain tentu menjadi pengalaman yang berbeda. Septian berharap bisa memberikan kontribusi nyata, termasuk mencetak gol untuk Indonesia.

Pemain berusia 27 tahun ini mendapatkan panggilan Timnas Indonesia setelah tampil impresif bersama Dewa United di Liga 1 musim ini. Dari 26 pertandingan yang telah dijalaninya, ia berhasil mencetak tujuh gol dan satu assist. Performa apiknya membuat pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, memutuskan untuk memberinya kesempatan memperkuat skuat Garuda.

Septian pun berharap bisa mencatatkan debutnya bersama Timnas Indonesia saat menjalani laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C melawan Australia dan Bahrain. Ia merasa bangga atas kesempatan ini dan berjanji akan memberikan yang terbaik untuk tim, dengan harapan Indonesia dapat melaju lebih jauh dalam kualifikasi.

PSS Sleman di Ujung Tanduk, Pieter Huistra Minta Tim Bertarung Habis-Habisan

Pelatih PSS Sleman, Pieter Huistra, menegaskan bahwa timnya harus berjuang mati-matian dalam tujuh laga tersisa untuk bertahan di Liga 1 Indonesia. Situasi yang dihadapi tim saat ini sangat genting setelah menelan kekalahan telak 1-4 dari Persis Solo pada pekan ke-27. Kekalahan tersebut menjadi alarm bahaya bagi tim yang kini berada di zona degradasi. Huistra mengakui hasil tersebut sangat mengecewakan, namun ia tetap optimistis bahwa PSS masih memiliki peluang untuk keluar dari kondisi sulit ini jika mampu tampil lebih tajam dan konsisten dalam meraih poin penuh.

Dalam laga melawan Persis Solo, PSS sejatinya sempat mengawali pertandingan dengan baik setelah Nicolau Cardoso mencetak gol pembuka. Sayangnya, momentum positif itu tidak bertahan lama karena tim lawan berhasil membalikkan keadaan dengan mencetak empat gol yang membuat PSS harus pulang tanpa poin. Hasil ini semakin memperburuk posisi mereka di papan klasemen, dengan PSS kini berada di peringkat ke-17 mengumpulkan 22 poin dari 27 pertandingan, terpaut dua angka dari batas aman zona degradasi.

Huistra menyadari bahwa sisa musim ini tidak akan mudah, terutama dengan jadwal yang semakin berat. Dalam tujuh pertandingan tersisa, PSS harus menghadapi lawan-lawan yang cukup kuat, seperti PSBS Biak, Dewa United, Persib Bandung, PSM Makassar, PSIS Semarang, Persija Jakarta, dan Madura United. Setiap pertandingan akan menjadi laga hidup dan mati bagi tim asal Sleman tersebut. Ia pun berharap anak asuhnya bisa belajar dari kesalahan saat melawan Persis Solo dan menjadikannya sebagai motivasi untuk bangkit.

Selain fokus pada aspek taktik dan strategi, Huistra juga menyoroti pentingnya kesiapan mental dan fisik para pemain. Ia menegaskan bahwa tim harus memanfaatkan waktu sekitar 3,5 minggu ini untuk menghilangkan tekanan mental, meningkatkan kebugaran, serta menjaga kekompakan di dalam tim. Menurutnya, faktor mental akan sangat berpengaruh dalam perjuangan mereka untuk bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Para pemain seperti Hokky Caraka, Nicolau Cardoso, dan Alan Bernadon diharapkan bisa memberikan kontribusi maksimal dalam setiap laga. Para pemain senior pun diharapkan mampu menjadi panutan dan memberikan motivasi bagi pemain muda untuk tampil lebih berani dan percaya diri. Dukungan dari suporter juga akan menjadi faktor penting dalam mendorong semangat juang tim.

Dengan situasi yang semakin mendesak, PSS Sleman harus menunjukkan mentalitas pantang menyerah. Tujuh laga tersisa akan menjadi ujian besar bagi Huistra dan anak asuhnya dalam menentukan nasib mereka di Liga 1 Indonesia. Jika mereka mampu bangkit dan meraih kemenangan krusial, peluang untuk bertahan tetap terbuka. Namun, jika kembali gagal menunjukkan performa maksimal, ancaman degradasi akan semakin nyata.

Persija Hadapi Arema Tanpa Jakmania, Ujian Berat di Patriot Candrabagha

Persija Jakarta harus berjuang lebih keras saat menjamu Arema FC karena mereka tidak akan mendapatkan dukungan langsung dari The Jakmania. Hukuman pertandingan tanpa penonton menjadi kerugian besar bagi Macan Kemayoran, mengingat kehadiran suporter selalu menjadi dorongan motivasi bagi tim. Pelatih Persija, Carlos Pena, mengakui bahwa atmosfer pertandingan akan terasa berbeda dan lebih sulit ketika bermain di stadion yang kosong. Menurutnya, dalam situasi seperti ini, para pemain harus berusaha lebih dari 100 persen untuk menutupi kehilangan energi yang biasanya diberikan oleh penggemar.

Hukuman ini merupakan buntut dari kericuhan yang terjadi saat pertandingan melawan Persib pada 16 Februari lalu. Akibatnya, Persija harus menjalani empat laga kandang tanpa penonton serta dikenai denda sebesar Rp 220 juta. Mereka sudah menyelesaikan satu pertandingan tanpa penonton saat menghadapi PSIS di Stadion Indomilk Arena pada 6 Maret. Setelah pertandingan tersebut, penyerang Gustavo Almeida menyebut tim menghadapi beberapa kendala, yang juga diakui oleh Carlos Pena. Namun, sang pelatih memilih untuk tetap fokus pada pertandingan selanjutnya dan memastikan para pemainnya siap menghadapi tantangan di lapangan.

Saat ini, Persija menempati peringkat keempat di klasemen Liga 1 dengan 43 poin. Jika mereka mampu mengalahkan Arema, posisi mereka tetap tidak berubah, tetapi selisih poin dengan Persebaya yang berada di peringkat ketiga akan semakin menipis. Sementara itu, jika Arema berhasil meraih kemenangan, mereka akan naik ke posisi kedelapan dengan 39 poin, menggeser Borneo FC. Laga ini akan menjadi ujian berat bagi Persija, yang harus membuktikan ketangguhan mereka meskipun tanpa dukungan langsung dari suporter setia.

Vitor Tinoco Resmi Kembali: Misi Kebangkitan Barito Putera di Sisa Musim Liga 1

PS Barito Putera, klub sepak bola asal Kalimantan Selatan, resmi menunjuk Vitor Tinoco sebagai pelatih kepala mereka untuk sisa kompetisi Liga 1 musim 2024/2025. Kabar ini diumumkan langsung oleh CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, yang menyatakan rasa syukur atas kembalinya Vitor ke klub yang telah menjadi bagian dari hidupnya.

“Alhamdulillah, kami dengan bangga menyambut kembali Vitor Tinoco ke keluarga besar Barito Putera sebagai pelatih kepala. Pesan Abah dan Mama tercinta, Haji Abdussamad Sulaiman bin Haji Basirun dan Siti Nurhayati binti Haji Anang Dullah, selalu mengingatkan bahwa sekali menjadi keluarga Barito Putera, selamanya akan tetap menjadi keluarga,” ungkap Hasnuryadi.

Pelatih asal Brasil ini sebelumnya menjabat sebagai pelatih fisik Barito Putera pada periode 2017-2020 dan sempat menjadi pelatih sementara di musim 2022/2023. Ia juga pernah melanjutkan karier sebagai pelatih fisik di Persik Kediri sebelum kembali ke Laskar Antasari.

Dalam wawancaranya, Vitor menyampaikan antusiasme atas kepercayaan yang diberikan. “Saya merasa sangat bahagia kembali ke Barito Putera. Klub ini sudah seperti keluarga bagi saya. Kami akan bekerja keras bersama untuk bangkit dan mencapai target yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Kehadiran Vitor diharapkan membawa angin segar bagi tim Laskar Antasari yang saat ini berada di posisi ke-15 klasemen sementara dengan 18 poin dari 20 pertandingan. Sebagai awal langkah positif, Vitor turut hadir menyaksikan kemenangan Barito atas Persebaya Surabaya dengan skor telak 3-0 pada Sabtu (25/1).

Ujian berat menanti Barito Putera saat mereka dijadwalkan bertandang ke markas Persik Kediri, yang saat ini berada di posisi keempat klasemen sementara, pada Jumat (31/1). Pertandingan ini juga akan menjadi momen emosional bagi Vitor yang sebelumnya pernah bekerja bersama tim Macan Putih.