Lewis Hamilton Alami Insiden Saat Uji Coba Mobil Ferrari di Barcelona, Beruntung Tidak Cedera

Lewis Hamilton mengalami kecelakaan saat uji coba pramusim di Sirkuit Barcelona, Spanyol, pada Rabu, 29 Januari 2025. Insiden ini cukup mengejutkan, namun beruntung Hamilton tidak mengalami cedera atau luka serius. Kecelakaan tersebut terjadi saat Hamilton mengendarai mobil F1 Ferrari, yang ia kendarai secara bergantian bersama rekan setimnya, Charles Leclerc. Keduanya tengah menjalani sesi uji coba untuk mempersiapkan mobil Ferrari menyambut musim Formula 1 2025 yang akan dimulai di GP Australia pada 14-16 Maret 2025.

Ferrari belum memberikan penjelasan rinci mengenai penyebab kecelakaan yang terjadi, namun berdasarkan laporan dari BBC, insiden tersebut dianggap sebagai bagian dari proses adaptasi yang wajar bagi seorang pembalap. Ferrari menjelaskan bahwa Hamilton sedang berusaha menyesuaikan diri dengan karakteristik mobil Ferrari, mengingat dirinya telah mengendarai mobil F1 Mercedes selama lebih dari satu dekade.

Sesuai dengan regulasi Formula 1, para pembalap hanya diperbolehkan melakukan uji coba dengan mobil musim lalu dan sejauh 1.000 kilometer. Sebelumnya, Hamilton telah menyelesaikan 30 lap di Sirkuit Ferrari di Fiorano pada 22 Januari 2025, sebelum melanjutkan tes di Barcelona. Sirkuit ini juga menjadi tuan rumah GP Spanyol, dan menjadi lokasi penting dalam persiapan para pembalap menghadapi musim mendatang.

Ferrari dijadwalkan meluncurkan mobil mereka untuk musim 2025 pada tanggal 19 Februari 2025, dan berharap dapat menampilkan performa yang lebih baik dalam persaingan di ajang Formula 1.

Lewis Hamilton Gabung Ferrari: Mimpi Masa Kecil dan Harapan Baru untuk Formula 1 2025!

Lewis Hamilton, pembalap legendaris Formula 1 dengan tujuh gelar juara dunia, telah resmi meninggalkan Mercedes AMG F1 untuk bergabung dengan Scuderia Ferrari. Kepindahannya ini menjadi salah satu langkah paling berani dalam karier panjangnya, sekaligus membuka babak baru bagi Ferrari yang tengah mencari jalan kembali ke puncak kejayaan sejak terakhir kali menjadi juara dunia pada 2007 bersama Kimi Räikkönen.

Kepindahan Hamilton dan Harapan Baru Ferrari
Hamilton mengakhiri kebersamaannya dengan Mercedes setelah Grand Prix Abu Dhabi 2024, di mana ia finis di posisi keempat menggunakan Mercedes F1 W15. Kini, ia menggantikan Carlos Sainz di Ferrari, sementara Charles Leclerc tetap bertahan sebagai rekan setimnya. Ferrari memperkenalkan Hamilton secara unik dengan unggahan media sosial tepat pada pukul 16.44 waktu Italia, menyiratkan nomor khas sang pembalap, 44.

Hamilton sendiri menganggap kepindahan ini sebagai realisasi mimpi masa kecil. Dalam unggahan media sosialnya pada Tahun Baru, ia membagikan foto dirinya saat kecil, mengenakan helm merah dengan mobil bernomor 44, disertai emoji mobil balap merah. Warna merah yang menjadi identitas Ferrari kini menjadi bagian dari perjalanan kariernya.

Hamilton dan Tantangan di SF25
Dengan pengalamannya, Hamilton diharapkan mampu mengoptimalkan Ferrari SF25, yang baru akan ia jajal pada Februari 2025 di Sirkuit Internasional Bahrain. Fred Vasseur, Team Principal Ferrari sejak 2023, menjadi sosok penting di balik perekrutan Hamilton. Hubungan baik keduanya yang terjalin sejak ajang formula junior diyakini menjadi faktor krusial dalam proses adaptasi Hamilton.

Ferrari juga telah memulai proyek jangka panjang menuju regulasi baru F1 pada 2026. Langkah ini mencakup pengembangan teknologi power unit dan aerodinamika, di mana pengalaman Hamilton dipandang sebagai aset yang sangat berharga.

Perjalanan Karier dan Statistik Hamilton
Sejak debutnya di F1 pada 2007 bersama McLaren, Hamilton telah mencatatkan 246 balapan, 84 kemenangan, 78 pole position, 153 podium, dan tujuh gelar juara dunia—satu bersama McLaren dan enam bersama Mercedes. Kini, ia diharapkan dapat membawa Ferrari kembali bersaing di papan atas bersama Charles Leclerc, menciptakan duet yang penuh potensi.

Mimpi yang Menjadi Nyata
Hamilton mengaku bahwa bergabung dengan Ferrari adalah salah satu impian masa kecilnya. Setelah lebih dari satu dekade bersama Mercedes dan mencapai berbagai rekor, ia merasa bahwa 2025 adalah waktu yang tepat untuk perubahan. Ia membandingkan langkah ini dengan kepindahannya dari McLaren ke Mercedes pada 2013, keputusan yang saat itu sempat diragukan banyak orang, tetapi terbukti sukses besar.

“Aku tahu ini adalah lompatan keyakinan, tetapi aku merasakan keyakinan yang sama seperti saat pertama kali pindah ke Mercedes. Aku bersemangat melihat apa yang bisa kita capai bersama Ferrari,” tuturnya penuh optimisme.