Venezia Bertekad Bangkit Saat Hadapi Bologna di Serie A

Venezia, klub yang diperkuat kapten Timnas Indonesia Jay Idzes, bersiap menghadapi tantangan berat saat menjamu Bologna dalam lanjutan Serie A 2024-2025 di Stadion Pier Luigi Penzo, Sabtu malam WIB. Pelatih Venezia, Eusebio Di Francesco, menegaskan bahwa timnya memiliki ambisi besar untuk meraih kemenangan demi menjaga asa bertahan di kasta tertinggi sepak bola Italia.

Dalam konferensi pers sebelum laga, Di Francesco mengakui kekuatan Bologna, namun ia menegaskan bahwa Venezia akan tampil dengan determinasi tinggi. Menurutnya, kunci utama untuk mengalahkan tim tamu adalah kerja sama tim yang solid serta mentalitas yang kuat di sepanjang pertandingan.

Venezia menunjukkan perkembangan positif dalam beberapa pekan terakhir dengan catatan empat hasil imbang berturut-turut melawan Lazio (0-0), Atalanta (0-0), Como (1-1), dan Napoli (0-0). Meski demikian, pelatih berusia 55 tahun itu menegaskan bahwa hasil positif harus terus diperjuangkan hingga akhir musim agar dapat mencapai target utama mereka.

Di sisi lain, Bologna sedang dalam performa impresif setelah meraih empat kemenangan beruntun yang membawa mereka masuk ke empat besar klasemen Serie A, menggeser Juventus dan Lazio. Pada pertemuan pertama musim ini, Bologna mengalahkan Venezia dengan skor 3-0 di Stadion Renato Dall’Ara pada 1 Desember 2024.

Venezia saat ini berada di peringkat 19 klasemen dengan 20 poin dari 29 pertandingan, hanya terpaut dua poin dari Empoli di peringkat 17 dan lima poin dari Parma yang berada satu tingkat di atas zona degradasi. Oleh karena itu, kemenangan atas Bologna menjadi krusial bagi mereka untuk menjaga peluang bertahan di Serie A musim depan.

PSS Sleman di Ujung Tanduk, Pieter Huistra Minta Tim Bertarung Habis-Habisan

Pelatih PSS Sleman, Pieter Huistra, menegaskan bahwa timnya harus berjuang mati-matian dalam tujuh laga tersisa untuk bertahan di Liga 1 Indonesia. Situasi yang dihadapi tim saat ini sangat genting setelah menelan kekalahan telak 1-4 dari Persis Solo pada pekan ke-27. Kekalahan tersebut menjadi alarm bahaya bagi tim yang kini berada di zona degradasi. Huistra mengakui hasil tersebut sangat mengecewakan, namun ia tetap optimistis bahwa PSS masih memiliki peluang untuk keluar dari kondisi sulit ini jika mampu tampil lebih tajam dan konsisten dalam meraih poin penuh.

Dalam laga melawan Persis Solo, PSS sejatinya sempat mengawali pertandingan dengan baik setelah Nicolau Cardoso mencetak gol pembuka. Sayangnya, momentum positif itu tidak bertahan lama karena tim lawan berhasil membalikkan keadaan dengan mencetak empat gol yang membuat PSS harus pulang tanpa poin. Hasil ini semakin memperburuk posisi mereka di papan klasemen, dengan PSS kini berada di peringkat ke-17 mengumpulkan 22 poin dari 27 pertandingan, terpaut dua angka dari batas aman zona degradasi.

Huistra menyadari bahwa sisa musim ini tidak akan mudah, terutama dengan jadwal yang semakin berat. Dalam tujuh pertandingan tersisa, PSS harus menghadapi lawan-lawan yang cukup kuat, seperti PSBS Biak, Dewa United, Persib Bandung, PSM Makassar, PSIS Semarang, Persija Jakarta, dan Madura United. Setiap pertandingan akan menjadi laga hidup dan mati bagi tim asal Sleman tersebut. Ia pun berharap anak asuhnya bisa belajar dari kesalahan saat melawan Persis Solo dan menjadikannya sebagai motivasi untuk bangkit.

Selain fokus pada aspek taktik dan strategi, Huistra juga menyoroti pentingnya kesiapan mental dan fisik para pemain. Ia menegaskan bahwa tim harus memanfaatkan waktu sekitar 3,5 minggu ini untuk menghilangkan tekanan mental, meningkatkan kebugaran, serta menjaga kekompakan di dalam tim. Menurutnya, faktor mental akan sangat berpengaruh dalam perjuangan mereka untuk bertahan di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Para pemain seperti Hokky Caraka, Nicolau Cardoso, dan Alan Bernadon diharapkan bisa memberikan kontribusi maksimal dalam setiap laga. Para pemain senior pun diharapkan mampu menjadi panutan dan memberikan motivasi bagi pemain muda untuk tampil lebih berani dan percaya diri. Dukungan dari suporter juga akan menjadi faktor penting dalam mendorong semangat juang tim.

Dengan situasi yang semakin mendesak, PSS Sleman harus menunjukkan mentalitas pantang menyerah. Tujuh laga tersisa akan menjadi ujian besar bagi Huistra dan anak asuhnya dalam menentukan nasib mereka di Liga 1 Indonesia. Jika mereka mampu bangkit dan meraih kemenangan krusial, peluang untuk bertahan tetap terbuka. Namun, jika kembali gagal menunjukkan performa maksimal, ancaman degradasi akan semakin nyata.