Mike Tyson Kembali ke Ring di Tahun 2025? Ini Faktanya!

Kembalinya Mike Tyson ke ring tinju dalam pertarungannya melawan Jake Paul berhasil mencuri perhatian dunia. Meski penampilannya tak seganas masa jayanya, Tyson, yang kini berusia 58 tahun, tetap menunjukkan semangat luar biasa dengan menghadapi lawan yang 30 tahun lebih muda. Pertarungan ini bahkan memecahkan rekor sebagai acara olahraga dengan jumlah penonton streaming terbanyak dalam sejarah AS, dengan 65 juta penonton melalui Netflix. Tyson dilaporkan meraih pendapatan USD 20 juta, sementara Jake Paul mendapatkan USD 40 juta.

Namun, penampilan Tyson yang dianggap “tidak maksimal” memicu spekulasi bahwa ia sengaja menahan pukulannya untuk menjaga hasil pertandingan dan memastikan bayarannya. Mantan juara dunia kelas berat WBO, Shannon Briggs, membantah teori tersebut, menyatakan bahwa usia dan kondisi fisik Tyson memainkan peran besar dalam penampilannya. Menurut Briggs, meskipun Tyson tetap fenomenal untuk usianya, ia sudah melewati masa puncaknya dan tak lagi mampu melontarkan pukulan mematikan seperti dulu. “Dia membuktikan bahwa di usia 58 tahun, dia masih bisa bangkit dan bertarung. Bayangkan jika dia memiliki gaya hidup lebih sehat sejak dulu,” ujar Briggs.

Pertanyaannya kini, apakah Tyson akan kembali bertarung pada 2025? Kemungkinan tersebut tetap terbuka, terutama setelah adanya tantangan dari Logan Paul usai pertarungan melawan Jake Paul. Meskipun belum jelas apakah pertemuan ini akan terjadi di ring tinju atau arena gulat seperti WWE, potensi duel tersebut diyakini mampu menciptakan tontonan yang spektakuler. Bagi Tyson, ini juga bisa menjadi cara untuk tetap relevan di dunia hiburan tanpa harus menghadapi tuntutan fisik berat seperti pertandingan tinju tradisional.

Oscar De La Hoya Anggap Pertarungan Mike Tyson vs Jake Paul Adalah Sandiwara

Legenda tinju dunia, Oscar De La Hoya, membuat pernyataan kontroversial pada 24 November 2024 mengenai pertarungan yang sedang menjadi perbincangan hangat, antara Mike Tyson dan Jake Paul. De La Hoya, yang pernah menjadi juara dunia di berbagai kelas, menyebut duel antara Tyson, petinju legendaris, dan Jake Paul, bintang media sosial yang kini beralih ke dunia tinju, sebagai sebuah “sandiwara.” De La Hoya menilai bahwa pertarungan ini lebih bertujuan untuk meraih keuntungan finansial daripada menjadi pertarungan serius antara dua petinju.

De La Hoya menambahkan bahwa pertarungan semacam ini, yang melibatkan tokoh-tokoh terkenal namun bukan petinju profesional sejati, lebih mengutamakan sensasi dan hiburan daripada persaingan olahraga. Menurutnya, pertarungan Tyson vs Jake Paul hanyalah bagian dari tren komersial yang didorong oleh popularitas media sosial dan daya tarik besar yang dimiliki kedua nama tersebut. Hal ini, menurut De La Hoya, merusak citra dan kredibilitas olahraga tinju yang seharusnya dihargai karena keahlian dan pengorbanan para atlet sejati.

Mike Tyson, yang dikenal sebagai salah satu petinju terhebat sepanjang masa, telah lama pensiun dari dunia tinju profesional. Namun, ia kembali berlatih dan tampil dalam beberapa pertandingan ekshibisi. Sementara itu, Jake Paul, yang dikenal melalui platform YouTube, telah memulai karier tinjunya dengan bertanding melawan beberapa mantan petinju. Kedua tokoh ini telah mencuri perhatian publik, namun juga mendapatkan kritik karena dianggap lebih fokus pada aspek hiburan daripada kejuaraan tinju sejati.

Pernyataan De La Hoya tentang pertarungan ini mendapat beragam reaksi. Beberapa penggemar tinju setuju bahwa pertarungan semacam ini lebih kepada marketing dan bukan olahraga murni, sedangkan yang lainnya menganggap De La Hoya terlalu meremehkan kemampuan Jake Paul. Meskipun begitu, banyak yang setuju bahwa ketenaran dan popularitas media sosial sangat berperan dalam menarik perhatian penonton, terutama di kalangan generasi muda yang lebih mengutamakan hiburan daripada prestasi olahraga.

Pernyataan Oscar De La Hoya tentang duel Mike Tyson vs Jake Paul yang dianggapnya sebagai “sandiwara” menyoroti kecaman terhadap tren pertarungan berbasis selebriti yang semakin populer. Meskipun banyak yang menyambut kritik De La Hoya, fenomena ini menunjukkan bagaimana dunia tinju kini semakin dipengaruhi oleh faktor komersial dan hiburan. Sementara beberapa orang mungkin menikmati sensasi yang ditawarkan, pertarungan ini tetap memunculkan perdebatan tentang arah masa depan olahraga tinju yang lebih mengutamakan prestasi dan integritas daripada sensasi semata.