Bagnaia Akui Belum Puas dengan Hasil Sprint MotoGP Thailand

Francesco Bagnaia masih merasa performanya belum maksimal setelah menyelesaikan Sprint Race seri pembuka MotoGP musim ini di Sirkuit Internasional Chang, Thailand, pada Sabtu. Memulai balapan dari posisi ketiga, pembalap Ducati itu harus puas finis di tempat yang sama, di belakang Alex Marquez yang meraih posisi kedua dan Marc Marquez sebagai pemenang.

Bagnaia mengungkapkan bahwa dirinya hanya merasa puas sekitar 60 hingga 70 persen dengan hasil yang didapat, terutama setelah melihat kondisi yang terjadi pada sesi uji coba dan kualifikasi sebelumnya. Ia juga menjelaskan keputusannya dalam memilih ban depan keras, berbeda dengan duo Marquez yang memilih ban lunak. Strategi ini bertujuan untuk membantu pengereman lebih baik, namun di sisi lain menyebabkan konsumsi ban lebih tinggi, mirip dengan pengalaman yang dialaminya pada Sprint Race tahun lalu.

Menjelang balapan utama yang akan berlangsung pada Minggu pukul 15.00 WIB dengan total 26 lap, Bagnaia berfokus untuk meningkatkan performanya agar bisa meraih kemenangan pertama di sirkuit Buriram. Ia menyadari bahwa balapan akan berlangsung lebih panjang dan kondisi ban akan menjadi tantangan utama. Meski demikian, ia tetap optimistis dengan peluangnya dan siap menghadapi persaingan.

Saat ini, hasil finis di posisi ketiga membuat Bagnaia mengoleksi tujuh poin dan berada di peringkat ketiga klasemen sementara. Ia terpaut dua poin dari Alex Marquez dan lima poin dari Marc Marquez yang memimpin klasemen.

Marc Marquez Rebut Pole di MotoGP Thailand, Alex Marquez dan Bagnaia Mengikuti

Marc Marquez tampil impresif di sesi kualifikasi Grand Prix Thailand yang digelar di Sirkuit Buriram, Sabtu. Pembalap Ducati tersebut berhasil merebut pole position setelah mencatatkan waktu tercepat satu menit 28,782 detik di sesi Q2. Kecepatannya tak mampu disaingi oleh adiknya, Alex Marquez dari Gresini Racing, yang hanya terpaut +0,146 detik. Padahal, Alex sebelumnya mendominasi sesi latihan dan sempat menunjukkan performa yang lebih unggul dibanding Marc.

Francesco Bagnaia dari tim Ducati Lenovo harus berjuang keras setelah memulai dari sesi Q1. Meski demikian, ia sukses mengamankan posisi ketiga dengan catatan waktu +0,173 detik dari Marc. Jack Miller dan Ai Ogura melengkapi posisi lima besar setelah mencatatkan waktu masing-masing +0,308 detik dan +0,352 detik.

Drama terjadi di sesi Q2 ketika Marco Bezzecchi mengalami tabrakan di tiga menit terakhir kualifikasi. Insiden tersebut membuatnya harus puas memulai balapan dari posisi sembilan dengan selisih waktu +0,599 detik dari Marc. Sementara itu, Fabio Quartararo yang sempat menunjukkan kecepatan stabil harus puas mengisi posisi sepuluh dengan selisih +0,607 detik.

Hasil ini memastikan Marc Marquez akan memulai balapan dari posisi terdepan dalam sprint race yang akan berlangsung setelah sesi kualifikasi. Para pembalap lainnya akan berusaha keras untuk menyaingi kecepatannya dan meraih poin maksimal di sirkuit yang terkenal dengan persaingan ketatnya ini.

Pedro Acosta Siap Hadapi Tekanan, Yakin Bisa Raih Kemenangan di MotoGP

Pembalap Red Bull KTM, Pedro Acosta, menegaskan bahwa tekanan sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak ia mulai berkarier sebagai pembalap, bahkan sejak level amatir.

Pembalap berusia 20 tahun ini kini dihadapkan pada ekspektasi tinggi setelah mencatat debut luar biasa musim lalu, di mana ia berhasil meraih lima podium di ajang Grand Prix.

“Saya sudah terbiasa hidup dengan tekanan sejak usia 16 tahun. Sekarang saya hampir berusia 21 tahun, dan semuanya masih sama,” ujar Acosta dalam wawancaranya dengan MotoGP pada Kamis.

Melihat performa musim lalu yang cukup menjanjikan, Acosta percaya bahwa kemenangan Grand Prix pertamanya hanya tinggal menunggu waktu. Menurutnya, tekanan adalah bagian dari pekerjaan seorang pembalap, dan ia telah belajar untuk mengelolanya dengan baik.

“Tekanan dan ekspektasi hanyalah kata-kata, tetapi terkadang kata-kata itu bisa memberikan beban tersendiri. Seorang pembalap harus tetap fokus pada motor dan balapannya,” tambahnya.

Acosta juga mengakui bahwa inkonsistensi menjadi tantangan utama baginya musim lalu, terutama ketika kehilangan kecepatan dalam beberapa balapan.

“Ada saatnya saya berpikir lebih mudah untuk melaju lurus, tetapi dalam beberapa kesempatan, saya harus mengambil jalur berbeda dan menghadapi pasang surut,” katanya.

Hasil tes pramusim yang positif di Sepang dan Buriram semakin meningkatkan rasa percaya dirinya untuk menghadapi musim ini. Acosta pun optimis bisa tampil lebih kuat dan membuktikan kemampuannya.

“Sekarang saya jauh lebih percaya diri. Senang rasanya kembali mengenakan seragam oranye!” pungkasnya.